Eps 7

227 9 1
                                    

Hai, maaf untuk lamanya hiatus🙏 kuharap kalian masih suka cerita ini. Aku usahakan buat cerita lebih menarik dan bisa menemani hari-hari kalian 💕

***

Hari berlalu terus-menerus tanpa disadari. Dan hari ini pagi menyambut dunia dan beserta hujan disertai mendung. Tidak seperti biasanya langit berwarna kebiruan, kali ini agak sedikit gelap ditutupi awan gelap. Tanah tempat manusia berpijakpun menjadi basah dan membuat siapa saja ragu untuk menginjakkan kaki padanya. Begitu juga Rena masih berdiam diri didepan teras rumahnya, duduk dibangku rotan yang diletakkan tepat didepan teras rumahnya. Masih setia menunggu hujan selesai menyelesaikan tugasnya. Ia sudah siap dengan seragam putih abunya dan juga sepatu hitamnya. Namun tak kunjung bergerak dari posisinya tiga puluh menit yang lalu. Kali ini ia tidak pergi sendiri, pacarnya, Bayu ingin sekali menjemputnya. Tumben. Yah begitulah pikir Rena. Namun ia enggan menolak tawaran Bayu, dia juga terlihat sangat senang.

Sesekali ia melirik kejalanan, apakah orang yang ditunggunya sedari tadi sudah datang apakah belum. Dan Bayu masih belum juga menunjukkan dirinya. Ada kebosanan menghampiri dirinya.

"Bayu!!! Kapan lo datang Bay!!!! Udah jam berapa ini!", kata Rena sesekali meremas ponsel yang ada digenggamnya. Sesekali pun ia mengumpat dengan foto Bayu yang menjadi wallpaper ponselnya. "Setan!!" Begitulah umpatannya. Mencoba menenangkan hatinya dan sesekali melepaskan kekesalannya.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Bayu datang dengan motornya yang biasa ia gunakan mengantar jemput Rena. Basah kuyup, itulah defenisi dandanan Bayu hari ini.

"Bay, lo basah kuyup!", kata Rena dengan wajah khawatirnya. Dan berlari memasuki rumahnya mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh Bayu. Setidaknya ia mengurangi basahnya.
"Makasih", kaya Bayu dengan senyuman tipisnya.

Jika dilihat Bayu sangat tampan bila mengeringkan wajah yang basah seperti ini. Semakin memberikan nilai plus untuk wajah tampannya. Hati Rena gini berdegub kencang menatap Bayu yang masih asik menggosokkan handuk kerambutnya. Tanpa pikir panjang, Rena mengecup pipi Bayu sekilas. Cup.... Bayu menghentikan kegiatannya mengeringkan rambutnya dan membelalakkan matanya. Ia menatap Rena tanpa kedipan seperti menuntut jawaban atas pertanyaan tatapannya dan wajahnya terlihat merah merona.

"Hmm.....", Rena telihat ragu untuk mengeluarkan suara menjelaskan yang dilakukannya tadi. "Ka...kayaknya hujannya udah reda Bay. Ntar kita telat".
"Hmm... Oke", Bayu masih terbata-bata dan bingung. Sesekali ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

***

Sepanjang jalan dilalui Bayu dan Rena dengan keheningan. Tak ada kata yang mampu menjelaskan apa yang kedua sejoli itu pikirkan. Mata dan meronanya pipi merekalah sebagai jawaban apa yang mereka pikirkan sedaritadi.

Sesampainya di sekolah, Rena masih terbata-bata dan malu menatap Bayu. Sesekali diliriknya wajah Bayu dan kemudian memalingkan wajah dengan cepat.
"Makasih ya udah mau jemput gue tadi. Dan maaf, lo jadi basah kuyup karna gue" kata Rena.
"Gapapa kok". Rena bergegas memasuki kelasnya yang lebih dulu sampai dari kelas Bayu, sebelahnya.
"Oke, aku duluan ya", kini suara Rena sedikit melembut dibandingkan dari sebelumnya. Mely yang berdiri depan kelas menatap aneh tingkah sahabatnya Rena dan pacarnya yang kaku itu. Wajahnya menyiratkan kejijikan ketika mendengar suara Rena yang mulai melembut dan apalagi tingkah Rena yang tidak karuan. Ketika Rena sudah berpaling membelakangi Bayu, Bayu langsung mencekal tangannya Rena. Digenggamnya tangan Rena sedikit kuat.
"Nanti pulang sekolah bareng gue lagi ya?" Kata Bayu. Kini wajah dingin itu terlihat memudar, wajah Bayu kini menjadi hangat dan terlihat biasa seperti orang biasa. Sungguh manis. Batin Rena.
Rena mengangguk ringan tanda ia mengiyakan ajakan Bayu. Dan segera meninggalkan Bayu.

"Tumben banget lo lembut gitu? Biasanya kayak macan aja", kata Mely meledek Rena. Dirangkulnya sahabatnya dan sesekali mencekik Rena dengan tawa lepasnya.
"Apaan sih, sakit tau!!".
"Muka lo merona, menurut yang sering gue baca di novel lo tersipu malu karna jatuh cinta!", kata Dion dengan penuh percaya diri. Rena dan Mely saling menatap dan melemparkan tatapan tidak suka pada Dion.
"Diam aja, Yon!", Ketus Mely tidak suka. Dion hanya tersenyum tipis menatap dua pasang mata tajam yang sudah daritadi ingin menerkamnya.
"Oke", jawabnya ragu.
"Eh, lo ngapain sama Bayu sampe gitu banget muka lo berdua? Tersipu malu", tanya Mely memecahkan keheningan yang berselang semenit lalu. "Apa jangan-jangan lo berdua.... Hmppp" belum seleasi menyelesaikan kata-katanya, Rena dengan cepat menutup mulut Mely dengan tangannya.
"Diam gak lo!" Rena sedikit mengancam. Dan dibalas Mely dengan anggukan kecil disertai wajah bodohnya. "Jangan nebak-nebak gak jelas!".
"Oke" jawab Mely. "Tapi Ren, bukannya lo kemaren bilang ke kita kalo lo belum move on dari Bintang? Ya gak, Yon?", lanjut Mely.
Dion mengangguk tanda setuju dengan perkataan Mely.
Rena seketika mengerutkan keningnya, ia sedikit ragu dengan perasaannya dan juga dilema antara Bintang atau Bayu. Yang ia tau pasti, ia sangat bahagia bersama Bayu.
"Hmmm.... Gimana ya guys, gue juga bingung", kata Rena dengan ketawa ngaring diwajahnya. Berusaha menutupi kebingungan yang ada dihatinya, hati yang tak pernah berpihak padanya. "Untuk saat ini, lupain aja ya?". Rena mulai menyibukkan dirinya dengan buku-buku yang baru saja ia keluarkan dari tasnya. Yah, setidaknya sahabatnya, Mely dan temannya Dion tidak mengetahui bahwa kini perasaannya terbagi dua. Antara jebakan masa lalu dan rasa sayang menggebu untuk Bayu. Untuk saat ini, biarkan ia menyangkal. Yah, biarkan saja....

Pacarku PendiamWhere stories live. Discover now