PART 26

5.4K 221 1
                                    

Percaya atau enggak, kalian nggak bakal bisa mengingkari perasaan cinta. Semakin diingkari semakin tumbuh.

-Arswenda Putri-

"Mau masuk rumah dulu kak?" Tanya Alexa sambil melepaskan sabuk pengaman dari tubuh nya. Dokter Vito menggeleng sambil tersenyum.

"Yaudah kalau gitu kakak pulang dulu ya." Pamit dokter Vito dari dalam mobil ketika Alexa telah keluar dari mobil.

"Bye kak!" Seru Alexa sambil melambaikan tangan nya.

Setelah mobil dokter Vito pergi, Alexa segera masuk ke dalam rumah. Saat Alexa duduk di sofa, Alex muncul dengan pandangan tajam nya. Yang membuat Alexa bingung adalah, Alex menggunakan pakaian formal layaknya ingin rapat.

Tunggu, rapat?

Astaga! Alexa melupakan jadwal rapat dengan perusahaan Airlangga dan Parker.

"Astaga! Gue baru inget!" Pekik Alexa panik sambil berlari menuju kamar nya. Alexa sungguh terburu buru sekarang. Terlebih saat dia melihat bahwa 45 menit lagi rapat akan di mulai.

(style Alexa)

Setelah selesai bersiap siap, Alexa segera menarik tangan Alex untuk pergi ke mobil Alex yang sudah terparkir di depan halaman.

"Ayo kak!"

Alex menjadi bingung sendiri. Yang seharusnya harus lebih cepat ialah Alexa, lalu kenapa Alex yang ditegur? Setelah itu Alex segera melajukan mobil sport nya dengan kecepatan penuh.

****

Rapat antara Airlangga Company, Parker Company dan Collins Company telah usai. Para sekretaris mereka sudah pulang entah kemana. Sedangkan Alex izin ke kamar mandi karena panggilan alam. Dari ekor mata nya, Alexa dapat melihat bahwa Reza sedang membaca buku. Yang membuat Alexa tertarik ialah judul buku itu berbau bau psikolog.

"Lo suka buku kayak gitu?" Tanya Alexa memecah keheningan diantara mereka berdua. Reza menatap Alexa sambil tersenyum tipis.

"Suka banget. Bahkan kalau bukan karena perusahaan ini, gue lebih milih bercita cita jadi psikolog." Jelas Reza yang lebih menuju curahan hati nya. Reza memang setengah hati menjalankan perusahaan daddy nya. Dia lebih tertarik pada hal hal yang berbau psikolog.

"Jadi, lo bisa paham gerak gerik seseorang?" Tanya Alexa lagi sambil menyeruput green tea nya itu.

"Tergantung sih. Tapi kata Mommy gue, gue udah lumayan mahir. Kebetulan Mommy gue juga psikolog." Jawab Reza sambil menaikan bahu nya.

Alexa tersenyum tipis. Entah kenapa, perasaan nya mengatakan bahwa bakat Reza akan membantu nya. Karena dia merasakan, bahwa akan ada suatu masalah yang membuatnya tersingkirkan.

"Kalau misal gue nggak salah tapi ada yang nyebarin gosip kalau gue salah, apa lo bakal percaya gue? Percaya karena lo tahu kalau orang itu bohong?" Tanya Alexa lagi.

"Gua usahain ya Xa. Sekarang banyak orang yang pinter bohong. Jadi sebelum itu, gue minta maaf kalau gue gagal percaya sama lo." Perkataan Reza membuat Alexa menjadi agak was was. Dia takut kalau suatu saat dia akan mengalami hal seperti itu.

"Tapi gue yakin, kalau lo orang baik. Gue doain hal kayak gitu nggak akan terjadi."

"Ya gue harap begitu."

"Gue  pulang dulu ya. Barusan gue di SMS sama Mommy harus pulang cepet."

"Oke, hati hati."

Setelah Reza pergi, barulah Alex datang. Tadi Alex juga sempat berbincang dengan Reza saat mereka berpapasan.

My Ice Heart (COMPLETED)Where stories live. Discover now