Covid19 (as BTS's member)

556 53 4
                                    

'Tidak bisa Yoon, pemerintah benar-benar tidak mengizinkan warga keluar dari Daegu walaupun mereka tidak menderita Corona sekalipun.'

Yoongi berdecak, "Itu sebabnya sejak awal aku meminta kalian pindah ke Seoul lebih dulu."

Junki, lawan bicara Yoongi di line seberang tertawa, 'Mana kita tahu kalau Daegu yang akan diserang virus itu lebih dulu.'

Sekali lagi Yoongi berdecak kesal.

'Sudah, jangan khawatir. Kami baik-baik saja disini. Kau juga jaga diri, kau yang lebih sering bepergian kan?'

"Tidak, beberapa acara dibatalkan," Yoongi menerawang, "Mungkin minggu ini jadwalku promosi kosong."

'Acara ulang tahunmu jadi bagaimana?'

"Intinya aku tetap tidak jadi pulang. Dananya sudah kupakai hyung, kemarin akhirnya kusumbangkan ke salah satu tempat yang mengurus bantuan berkaitan dengan Corona."

'Tidak langsung kau belikan masker saja?'

"Tidak sempat."

Keduanya terdiam. Tangan Yoongi memilin selimutnya.

'Kau baik kan Yoon?'

"Hmm."

'Jangan khawatir, kami disini baik-baik saja. Abeoji, eomma, aku setidaknya kami baik-baik saja sekarang.'

Sebenarnya Yoongi bersyukur dalam hati, tapi bukan Yoongi namanya jika dia dengan mudah mengungkapkan isi hatinya. Jadi alih-alih mengucapkan kalimat syukur, lelaki itu justru kembali bertanya.

"Holly bagaimana?"

Kali ini terdengar suara kekehan Junki, 'Aku tidak mengerti bagaimana cara mendeteksi virus itu di tubuh anjing, atau...memang bisa Holly tertular?'

"Tidak tahu," Yoongi tersenyum tipis.

'Sudahlah, semua aman. Kau itu juga...jaga diri, banyak minum air mineral, makanmu juga perhatikan. Intinya imunmu harus tetap tinggi.'

"Iya aku tahu, aku jaga diri selama ini."

'Jaga diri apanya? Istirahat Yoon, jangan paksakan diri, pundakmu kambuh lagi begitu.'

"Tahu dari siapa?" Yoongi mengernyit.

'Namjoon.'

"Dasar! Apa-apa Namjoon. Angkat Namjoon jadi adikmu sana. Ajari dia memakai barang dengan benar."

'Jangan merajuk, tidak baik iri begitu. Seperti anak kecil saja.'

Yoongi tidak menyahut, merotasikan bola matanya malas meski dia tahu kakaknya tidak bisa melihatnya.

'Sudah ya, aku mau bersiap-siap, shift pagi.'

"Libur saja kenapa sih?"

'Aku butuh uang adikku yang kaya, aku tidak sepertimu. Sudahlah, Daegu tidak seekstrem yang kau bayangkan.'

"Ya sudah sana berangkat."

'Hmm, kututup teleponnya.'

"Eh hyung!"

'Hmm?'

"Jaga diri."

Untuk kesekian kalinya Junki terkekeh, menyahut tenang, 'Iya, kau juga. Annyeong.'

"Anyyeong."

Ponsel itu dilempar begitu saja setelahnya, Yoongi menutup matanya dengan lengan. Ada rasa khawatir dan kalut yang berusaha dia redam belakangan. Mau bagaimana lagi, coronavirus yang menyebar cepat pasti membuat banyak orang gelisah termasuk Yoongi. Terlebih kasus di Daegu terhitung cukup meresahkan.

Mendadak Yoongi merindukan keluarganya pagi ini, itu sebabnya dia langsung menelepon Junki sepuluh menit setelah bangun dari tidurnya.

Ah dia bahkan merindukan ARMY. Sebenarnya Yoongi bukan tipe orang yang suka keramaian, tapi seiring berjalannya waktu dia terbiasa dengan kehadiran fans. Dan tampil tanpa fans di acara musik belakangan membuat dia merasa sepi.

Helaan nafas dalam Yoongi keluarkan sebelum dia memutuskan bangkit dari posisi tidurnya. Lelaki itu berjalan menuju kamar mandi, dalam hati merapal harap agar masalah corona ini segera berakhir.

Semoga semua menjadi seperti sedia kala, secepatnya.

End

Malang, 040320
Ditulis di jam kerja, disela kesibukan checking, tepat dibawah cctv 😅 #modecarigara2

Drabbles : SUGA (Min Yoongi)Where stories live. Discover now