After The Surgery (as BTS's member)

470 64 21
                                    

Cahaya yang memasuki matanya terasa lebih menyilaukan dari biasanya ketika Yoongi membuka mata. Ketika matanya sepenuhnya terbuka barulah lelaki itu sadar satu hal.

Tentu saja. Tentu saja cahaya ini lebih tidak bersahabat. Ini bukan kamarnya di dorm. Ini apartemen pribadinya di UN Village.

"Appa?" Yoongi memanggil sosok ayahnya -- satu-satunya manusia selain dirinya di ruangan ini -- yang sedang membaca surat kabar di depan meja kerja Yoongi.

Tidak tahu kenapa ayahnya menungguinya di sini. Tapi Yoongi senang ada orang lain di dekatnya ketika dia sedang sakit seperti ini.

Pria paruh baya itu segera beranjak berdiri, mendekat. Dia tahu putranya baru bangun tapi pria itu memutuskan untuk tidak melakukan apapun. Memang dia harus apa? Menggoda putra bungsunya seperti kala Yoongi masih bayi?

Tentu tidak bukan?

"Kenapa?" tanya Min Sangdo setelah berada di dekat putranya.

Dan catat, dia juga tidak akan pernah bertanya pada Yoongi dengan kalimat semacam, 'Ada yang sakit?' atau 'Mana yang sakit?' seperti yang biasa ada di cerita-cerita. Karena dia tahu pasti itu sakit, tapi tidak banyak yang bisa dilakukan jadi ya sudahlah. Ya siapa sih yang tidak tahu kalau bekas operasi yang masih basah dan baru itu rasanya sakit? Semua pasti tahu, tidak perlu basa basi lagi. Sangdo juga jelas tahu meski terkesan dia seolah tidak peduli.

Sekarang, tau kan dari mana Yoongi menuruni sikap tsunderenya itu?

Tapi mendapat pertanyaan seperti itu justru membuat Yoongi ragu. Sederhana sebenarnya, dia hanya ingin minum. Kebiasaannya adalah minum tepat setelah bangun tidur, tapi untuk bergerak saja rasanya susah. Bukan susah karena hal lain tapi karena rasa sakitnya. Jujur itu sedikit membuat Yoongi trauma dan tidak ingin menggerakkan tubuhnya lagi sejak semalam. Kasihan.

Padahal dia sudah menggunakan shoulder sling abduction pillow untuk menahan lengan dan bahunya.

Lalu sekarang bagaimana ya, Yoongi kadang sedikit canggung pada ayahnya apalagi jika hanya berdua seperti ini. Kalau dia meminta tolong pada ayahnya apa tidak terdengar seperti menyuruh?

"Yoon?"

Sangdo membuyarkan lamunan Yoongi, pria itu kembali bertanya "kenapa" ketika sudah berhasil mendapatkan atensi Yoongi.

"Eum...bisa tolong ambilkan aku minum?"

Sangdo mengangguk tanpa banyak bicara, mengambil botol berisi air mineral dari atas nakas sebelah ranjang dan dengan hati-hati membantu Yoongi minum lewat sedotan.

"Terima kasih Appa."

"Hmm."

"Eomma dimana?"

"Eommamu pergi belanja."

"Hyung pergi ke pernikahan Ilwoo?"

"Ilwoo menikah besok lusa, tanggal 7. Hyungmu bekerja Yoon."

"Ah begitu."

"Yoon? Mau ke kamar mandi?"

Yoongi menggeleng.

"Setelah ini Appa seka tubuhmu. Eommamu tadi meminta Appa menyeka tangan dan kakimu begitu kau bangun. Sebentar Appa ambilkan air dulu."

Sebenarnya kalimat pertama Sangdo sudah membuat Yoongi kalang kabut. Mendadak dia merasa ingin ibunya yang ada di sini. Biasanya setiap kali dia sakit hingga sulit beraktifitas, ibunyalah yang menyeka kaki dan tangannya, kemarin juga. Kenapa harus ayahnya?! Kenapa ibunya harus belanja?!

Drabbles : SUGA (Min Yoongi)Where stories live. Discover now