I Don't Know (as BTS's member, NamGi)

692 56 2
                                    

Backsound : RM - Tokyo

_____________________________________________

Yoongi menoleh ketika mendengar suara gemerisik di belakangnya, mendapati Namjoon sudah berdiri di sana dengan tampang lelah.

"Baru pulang?" tanya Yoongi basa-basi -- meski normalnya dia bukan orang yang suka berbasa-basi -- sebelum kembali menatap ke depan dan menghisap rokoknya.

Namjoon menjawab pertanyaan Yoongi dengan gumaman kemudian ikut mendudukkan dirinya di samping Yoongi. Duduk di lantai balkon apartemen dengan alas karpet puzzle hitam putih -- yang membuat Namjoon berani bertaruh bahwa Yoongi menyeretnya begitu saja dari sudut ruang tengah.

"Kau membuatku kaget hyung," ujar Namjoon.

"Kenapa?"

"Kupikir siapa yang memutar laguku malam-malam begini."

Yoongi tersenyum kecil, membuang asap rokoknya, "Aku mendengarkan Tokyomu berulang kali sejak tadi. Lagu ini bagus."

Rasanya Namjoon bahagia sekali dipuji oleh Yoongi seperti ini.

"Terima kasih hyung."

"Hmm."

"Apa kau mau aku menyanyikannya langsung?"

"Nyanyikan saja," Yoongi terkekeh, dia mematikan rokoknya yang sudah habis kemudian bersiap menyulut yang baru.

"Matikan ponselmu hyung, aku memiliki instrumennya di ponselku," Namjoon mengeluarkan ponselnya dari saku dan membuka aplikasi pemutar musiknya. Sudut matanya dapat menangkap gerakan Yoongi yang mematikan mp3 ponsel.

Intro lagu itu mulai mengalun, Yoongi tetap menatap ke depan. Matanya menatap pemandangan kota Seoul, telinganya aktif mendengar nyanyian Namjoon, tangan dan mulutnya bekerja sama mendukung aktifitas merokoknya, sesekali dia menyelanya dengan meminum wine langsung dari botol yang kini dia pegang.

Life is a word that sometimes you cannot say
And ash is the thing that someday we all should be
When tomorrow comes how different it's going to be?
Why do love and hate sound just the same to me?

Ketika Namjoon menyanyikan bagian itu, ketika Yoongi mendengar secara langsung bagian itu dinyanyikan oleh Namjoon, lelaki itu menunduk. Merasakan emosi yang coba Namjoon tuangkan di sana. Namun kini yang dia rasakan, keadaan itu seolah sangat sesuai dengan perasaan hatinya. Meski jujur saja, Yoongi bahkan tidak paham apa yang dia rasakan saat ini. Hanya saja, lagu itu seolah berhasil menyentuhnya.

Tentu saja Namjoon menyadari hal itu. Dia dapat menilai bahwa Yoongi sedang terpuruk, walaupun dia tidak tahu apa penyebabnya. Namjoon sedikit melirik ke arah Yoongi yang kembali menenggak minumannya sembari terus menyelesaikan lagu yang dia nyanyikan.

"Argh," Yoongi mengerang pelan sesaat setelah Namjoon menyelesaikan nyanyiannya. "Aku tidak tahu Namjoon-ah," Yoongi kembali menenggak winenya.

"Mau bercerita hyung?" tanya Namjoon.

Walaupun kini mereka di tempat terbuka, Namjoon yakin yang lain sudah tidur -- kecuali Jungkook yang bisa jadi masih memainkan game di kamarnya -- jadi akan aman-aman saja  menanggapi keluhan Yoongi. Ya sebenarnya, walaupun ada member lain yang tahu juga tidak masalah toh mereka sudah mulai terbiasa membuka diri bahkan menyelesaikan  masalah bersama. Hanya saja setahu Namjoon, Yoongi cenderung tidak ingin dianggap lemah jadi dia lebih sering menghadapi masalahnya sendiri.

"Aku bahkan tidak tahu apa yang akan kuceritakan," sahut Yoongi.

Namjoon mengerti, dia tidak bisa memaksa Yoongi, jadi lelaki itu memilih diam.

"Kau ingat, saat kita pertama kali dikumpulkan. Masa-masa awal kita merintis karir di sini," pada akhirnya Yoongi mulai berbicara.

"Hmm, tentu hyung."

"Waktu bergulir dengan cepat Namjoon-ah. Semua terasa sangat berbeda jika dibandingkan dengan sekarang," Yoongi kembali menghisap rokoknya. "Dulu kita selalu menginginkan berada di titik ini, tapi sekarang entah kenapa aku merindukan diri kita yang dulu. Rasanya aku melewatkan banyak hal, tapi entah apa. Aku tidak tahu."

Tidak ada sahutan yang Namjoon berikan, terkadang dia juga merasakan hal yang sama dan dia tidak menemukan jalan keluar yang benar-benar membuat hatinya lega. Jadi dia tidak dapat menyahuti perkataan Yoongi sekarang. Mungkin orang-orang berkata benar, ketika kau menginginkan hasil yang luar biasa,  kau harus mengorbankan banyak hal sebagai gantinya.

"Hidup memang sulit dijabarkan Namjoon-ah. Besok, apalagi yang akan kita alami?" Yoongi menghisap rokoknya lagi, menghembuskan asap rokok yang lagi-lagi terbawa angin malam dengan cepat. "Apa kita berubah Namjoon-ah? Menurutmu di mata orang-orang yang mengenal kita sejak awal, apa kita berubah menjadi sosok serakah dan besar kepala?"

"Aku juga tidak tahu hyung."

Yoongi tersenyum kecil, keduanya terdiam, membiarkan hening menemani sang malam.

"Ah ini gara-gara lagu yang kau ciptakan dengan Donghyuk, aku jadi sensitif begini," Yoongi memutuskan mengubah topik.

"Kenapa hyung menyalahkan laguku?" Namjoon tidak terima.

"Terserah aku."

Namjoon mendengus, "Ya ya terserah hyung, aku mandi dulu. Yoon hyung tidur sana!" Namjoon beranjak berdiri.

"Kau mau minum tidak?"

"Tidak."

"Ayolah sedikit saja."

"Lalu besok hyung akan memintaku membelikan sebotol wine hanya karena aku meminum seteguk malam ini."

"Mana mungkin aku setega itu."

"Kalau hyung mau tahu, biasanya hyung setega itu," tanpa peduli pada ocehan Yoongi, Namjoon segera beranjak meninggalkan Yoongi.

Yoongi hanya tertawa kecil, dia menyalakan layar ponsel dan menyadari bahwa ini sudah sangat larut bahkan nyaris dini hari, sudah hampir pukul dua pagi. Lelaki itu segera mematikan rokoknya dan membereskan perlengkapan yang dia bawa ke balkon. Sekali lagi mengutuk lagu milik Namjoon sebelum berlalu menuju kamarnya, memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah.

End

Note : Maaf, tadi gak sengaja kepencet publish sampe 2x

Drabbles : SUGA (Min Yoongi)Where stories live. Discover now