Pertemuan Kembali

862 126 10
                                    


"Aliiii... ayo cepet. Mama udah kebelet nih." Mama bicara di telepon sambil tengok ke kanan kiri mencari keberadaan Ali.

Ali berlari menyusul Mama yang sudah menunggu lobi hotel. "Iya sabar. Ini Ali lagi ke sana."

Tak lama kemudian, Ali sudah memasuki hotel dan mencari Mama yang menunggu di depan lift. Ali mengatur napasnya yang tersengal.

"Mama nih kebiasaan banget sih. Makanya kunci kamar jangan dititipin ke Ali, titip aja ke lobi," cerocos Ali.

"Ihhh.. malah ngomel lagi. Udah ayo cepet anterin Mama. Kamu udah bilang kan sama Ustad Achmad? Nanti kita ditinggal, loh."

"Udah, Ali udah bilang. Makanya Mama cepet. Lagian bukannya pipis aja di toilet lobi sih."

"Mama nggak suka pipis di toilet umum."

"Ya ampun, Ma. Kalau nanti pas kita tur Mama kebelet lagi gimana?" tanya Ali.

Pintu lift terbuka dan langsung Mama menyeret Ali masuk ke dalam lift. "Kamu makin tua makin bawel aja deh, Li. Sekarang udah persis kaya Abah."

Lift berdenting beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di lantai 11. Mama kembali menyeret Ali keluar dari lift hingga ke depan pintu kamarnya.

"Ma, ngapain Ali diseret-seret deh?"

"Udah mana cepet kartu kamar Mama? Mama kebelet nih." Ali memberikan kartu ke pada Mama. "Kamu tunggu di luar aja. Tapi jangan tinggalin Mama, loh!"

"Iya."

Ali menunggu beberapa menit hingga akhirnya sang ibu keluar dari kamarnya. Mama memberikan kembali kunci kamar kepada Ali, dan kembali menarik Ali buru-buru ke depan lift.

"Pelan-pelan aja, Ma. Nanti malah kakinya sakit kalo jalan cepet melulu, nggak akan ditinggal kok," tegur Ali.

"Iya, iya. Cerewet kamu, kaya Abah aja."

Pintu lift terbuka, Ali dan Mama masuk ke dalam lift yang hanya berisi tiga orang. Lift mulai turun dan berhenti di tiap-tiap lantai mengantar beberapa orang yang keluar dan masuk ke dalam lift. Lift berhenti di lantai delapan, serombongan jamaah memasuki lift. Lift yang cukup besar itu hampir penuh sehingga mereka berdiri saling berhimpitan.

"Maaf, eh, sorry." Seseorang menginjak kaki Ali dan berbalik ke arahnya untuk meminta maaf.

Ali terkejut melihat orang yang kini berada di depannya.

"Nggak apa-apa, Bu. Apa kabar, Bu?" tanya Ali sambil mengulurkan tangannya.

"MasyaAllah, Ali. Bener berarti semalam Ibu liat Mama kamu di depan lift."

"MasyaAllah. Sudah lama nggak ketemu, malah ketemunya di sini ya, Jeng. Apa kabar?" Mama menginterupsi perbincangan mereka.

Keduanya bersalaman dan cipika-cipiki seolah tak pernah ada masa lalu buruk yang dulu mengasingkan hidup mereka.

"Alhamdulillah, baik. Ini pergi berdua saja atau sekeluarga?"

"Berdua saja. Kebetulan Mia sedang hamil muda jadi tidak bisa ikut," sahut Mama. "Ibu berangkat sama siapa saja?"

"Loh, ini sama Ika, sama bapaknya juga. Tapi suami saya sudah duluan turun."

Mama menoleh kepada Ika. Hampir tidak mengenali bekas menantunya itu. "MasyaAllah. Makin cantik kamu, Nak."

Meski enggan Ika tetap menyalami Mama. "Alhamdulillah. Sehat kan, Ma?"

"Alhamdulillah. Kamu sehat ya, Nak? Sudah lama sekali nggak ketemu kamu. Mama kangen loh, Ka."

Pulang pada PelukmuWhere stories live. Discover now