16.

1.1K 52 1
                                    

Keesokan harinya. Keyla masih saja tersenyum karena mengingat kejadian kemarin. Ia senang menjadi prioritas Laka, walaupun hanya satu hari dan itupun sebentar. Hingga disekolah, ia terus menyinggung Ratu yang ngedate dengan Sandi, padahal dia juga.

Laka, teruslah mencintai Keyla dan menjaga nya walau hanya tersisa bayangan hitam.

--

Saat jam ishoma tiba. Keyla pergi menuju kantin. Berjalan melewati koridor dengan penuh kegirangan. Karena terlalu girangnya, ia menyapa semua orang yang lewat di sebelahnya.

Hingga tiba tiba, langkahnya harus terhenti dengan satu suara.

"Keyla" mendengar namanya dipanggil, Keyla mencari sumber suara. Nampak Laka sedang berjalan menghampirinya.

"Gue mau ngomong. Ikut gue!" lanjut Laka dan berhasil membuat Keyla deg-degan. Laka menarik tangan Keyla ke suatu tempat yang sepi. Hanya ada mereka berdua disana.

Atmosfer antara mereka berubah dingin. Mereka saling diam seribu bahasa.

"Gue--mau--kita--" belum sempat Laka melanjutkan kalimatnya. Keyla seakan mengerti maksud dari kalimat Laka.

"Apa? Lo mau kita putus? Apa alasan lo mutusin gue? Mau fokus belajar, males pacaran, atau emang lo udah dapetin pengganti gue?" cecar Keyla.

"Kok diem? Oh gue tau, diem berarti iya. Lo sadar gak kalo cewek didepan lo ini bener bener sayang sama lo? Lo tau gak kalo cewek didepan lo ini masih berusaha bertahan." lanjut Keyla diiringi senyum kecutnya. Lawan bicaranya masih diam seribu bahasa.

"Laka Prananta. Gue mau coba buka pikiran lo. Gue tau, gue gak ada dihati lo, bahkan gak akan pernah ada. Gue cuman pelampiasan lo doang. Tiga hal yang perlu lo ketahui. Pertama, gue pernah berpikir buat mundur dari lo, itu gak sekali dua kali, tapi sering. Pikiran gue memilih gue mundur karena gue udah capek ngadepin sifat lo, tapi sekarang? gue masih bertahan kan? Kedua, gue nangisin lo, gak sekali dua kali aja, tapi sering. Gue nangis karena sikap yang lo kasih ke gue sampai gue ngerasa gue gak pantes buat lo. Ketiga, gue sayang banget sama lo, walaupun gue sering disakitin sama lo, tapi gue sayang banget sama lo" lanjut Keyla sedikit membentak. Mata Keyla mulai berbinar, ia menahan air matanya untuk jatuh.

"Mencintai seseorang gak sesederhana cerita di wattpad, gak segampang cinta di ftv, yang alurnya udah ketebak" lanjutnya diikuti senyum kecut darinya.

"Ada 2 hal yang gue takutin saat gue pacaran sama lo. Pertama, makin banyak orang yang gak suka sama gue, termasuk mantan lo dan teman temannya. Kedua, gue takut kehilangan lo saat gue lagi sayang sayangnya. Mangkanya, gue gak berani ngelarang lo, gue gak berani buat ngecewain lo, dan gue gak berani buat jujur tentang perasaan gue ke lo. Gue tau, lo cuman jadiin gue pelampiasan doang. Yang ada dipikiran gue selama ini, 'kalo lo masih sayang sama mantan lo, kenapa lo mutusin dia waktu itu, kalo lo sayang sama yang lain, kenapa harus gue yang jadi pelampiasan lo'. Lo rela ninggalin kelas buat ngeliat mantan lo, sedangkan gue yang satu kelas sama lo gak pernah lo liat. Gue ngerti sekarang, gue memang bukan apa apa buat lo. Gue gak pantes buat lo. Tapi--" Keyla tak sanggup melanjutkan kata katanya. Ia mengusap matanya menahan air mata agar tak jatuh. Laka terdiam. Laka hanya menyimak tiap kalimat yang keluar dari mulut Keyla. Ia tidak sanggup mengeluarkan kata kata.

"Tapi-- gue gak mau kita putus sekarang. Kasih waktu untuk gue--" lanjut Keyla dan kembali terpotong.

"Apa?" kini Laka membuka suaranya dengan raut kebingungan.

"Kasih waktu untuk gue buat ngelupain lo, buat gak terlalu berharap sama lo. Kalo mau putus, gak gini caranya. Alasan lo mutusin gue itu terlalu basi dan klise" sambung Keyla dan berlalu dari hadapan Laka. Laka hanya mampu menatap punggung Keyla yang sudah berlalu.

--

Keyla memasuki kelasnya. Ia menjatuhkan diri nya dikursi, menenggelamkan wajahnya diantara tangannya. Menahan tangis dan menahan sesak di dada. Namun, air matanya tetap saja jatuh dan mengalir. Dadanya semakin sesak.

Zidly datang menghampiri Keyla dan memeluk Keyla.

"Zid, semua badboy itu sama ya, sama sama bangsat. Gue gak tau harus ngapain lagi. Gue capek Zid" ujar Keyla membalas pelukan Zidly.

"Memang Key. Mana ada badboy yang gak kayak gitu. Kisah cinta lo sama Laka itu mengombang-ambing perasaan temen temen lo. Saat lo nyeritain kebahagiaan lo, temen temen lo bakalan ikut bahagia. Tapi, saat lo nyeritain kesakitan hati lo, temen temen lo juga ngerasain hal yang sama, walaupun mereka gak ada di posisi lo" jawab Zidly sambil mengelus punggung Keyla.

"Lo gak usah nangis lagi. Gue tau apa yang lo rasain. Lo udah kelewatan ngasih sayang lo ke orang yang salah." sambung Zidly melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Keyla.

"Zid, gue berharap sama orang yang ngancurin harapan gue. Gue sayang sama orang yang salah. Gue percaya sama orang yang selalu ngebohongin gue. Gue bodoh banget. Gue--" sesal Keyla terisak, air matanya semakin deras, dadanya semakin sesak.

"Lo ke UKS ya, atau lo pulang aja. Besok lo gak usah masuk dulu. Tenangin pikiran lo. Lo pantes kok bahagia, tapi dengan cara yang berbeda" usul Zidly menenangkan Keyla. Zidly mengantar Keyla ke UKS, padahal Keyla tak sakit, tapi hatinya nya yang hancur.

Keyla berbaring di ruang UKS. Ia membujuk penjaga UKS agar mengizinkannya pulang. Bujukannya berhasil.

--

Keyla menjatuhkan badannya di kasur. Melingkukan badannya. Keyla terus menangis karena peristiwa tadi. Tangisannya semakin keras, air matanya semakin deras. Ia tak pernah sesedih ini. Tapi Laka, dengan mudahnya ia menghancurkan dan membuat Keyla se sedih ini.

"Laka Prananta. GUE BENCI LO. LO BRENGSEK." teriak Keyla terisak. Ia berusaha memejamkan matanya agar ia tertidur dan melupakan semuanya.

Bagaimana cerita ini? Agak maksa sih ya, bcs ide yang musnah serta mager ngetik hahah. Nikmati saja boii.

-3 November 2017-

LAKA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang