tiga

13.4K 1.2K 51
                                    

Selama gue hidup,

Dari mulai jadi zigot sampai sekarang,

Ada dua hal yang gue benci,

Kanker (kantong kering ),

Dan

DiPUTUSin kilat.

Soalnya, dua hal hal itu,

Menyebabkan

Keoonan meningkat,

Airmata bocor,

Ngiri pada orang lain,

Dan

Terhaqiqinya,

Itu namanya,

Sakit nggak berdarah.

Makanya,

Gue nggak mau lagi.

Apapun alasannya,

Minumnya tetap...

Oke, nggak usah iklan.

Kringg... kring.. kring

Jam weker ayam jago gue bunyi tepat jam lima pagi, mengusik ketenangan alam mimpi gue yang baru aja berhasil gue masukin setelah tertidur selama 8 jam.

Dengan satu hantaman dari tangan gue yang berotot kayak atlet adu panco, gue buat K.O jam weker yang udah berdosa besar ngebangunin gue itu.

Trak. Kruyuk.

Nyes.

Jam weker ayam jago itu pun mengakhiri masa hidupnya. Gue nyengir puas, tarik selimut dan merem lagi. Niatnya mau ngelanjutin mimpi gue yang tertunda. Tanggung!

Pasalnya, gue lagi mimpi ketemu cogan. Cogannya tamvan, tinggi, putih, gagah dan menggoda iman sekaleh. So, jam weker sekelas ayam bengek itu nggak akan buat gue nyerah ngejar cogan di alam mimpi.

Na'as dan ironisnya, mimpi gue nggak berlanjut indah. Cogan di mimpi gue mendadak berubah jadi zombie yang ngejar gue buat jadi ganjelan meja eh perut. So, gue kepaksa bangun dan bersiap melakukan pemakaman terakhir untuk weker gue.

"Maafkan gue, Yam. Gue harap lu bahagia ketemu mereka," kata gue sedih sembari meletakkan jam weker malang itu di tumpukan jam weker lain yang udah coid karena udah gue bantai duluan.

Slow, jam weker yang gue bantai dikit alias nggak banyak, kok. Gue hanya ngebunuh sekitar 200 jam weker segala bentuk dan ukuran.

Gue turun dari kasur gue yang ukurannya cuma satu kali satu alias single bed. Maklum, gue ini bukan lagi jomblo unfaedah. Emang ada hubungannya? Kagak ada, pengen ngelawak aja.

Ngomongin soal status, gue udah taken. Akhirnya setelah dua tahun gue berhasil menyingkirkan status jowin (jomblo ditinggal kawin) dan status joli ( jomblo diselingkuhi) gue. Gue udah taken, kuyy. Songongnya, pacar gue adik kelas yang dua tahun lebih muda. Gue mendadak jadi ngerasa tua but bodo amatlah.

Gue udah berdiri di depan cermin ajaib gue, cermin yang ngebuat gue cantik meski baru aja melek. Secara gue ini adalah keturunan penyihir yang nggak lulus sekolah sihir. Jadinya muka gue pas-pasan dan kerap dikira anak SMP meski udah SMA. Yang bilang gitu kebanyakan abang tukang ojek biar gue mau naik ojek kalau mau ke sekolah. Modus.

Gue pandangi diri gue dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, untungnya gue lagi nggak mau bercinta eh, maksudnya nggak lagi mau khilaf. Secara, gue taken haqiqi yang pengennya pacaran penuh faedah. Heh. Apaan. Ya, pokoknya selow, normal dan lebih dari dua hari. Hitung-hitung mecahin rekor pacaran gue yang paling lama hanya bertahan dua hari.

Ngomongin pacar, Salman kemarin ngutus gue buat nyari pengertian hentai dan otaku. Masalahnya, teman dumay gue nggak ada yang mau berbagi ilmu. Pedihnya lagi, saat mau search google, kuota habis. Miris amat dah hidup gue.

Akhirnya gue memutuskan. Kalau gue, akan jadi cewek sotoy.

***

"Jadi, udah tahu belum?" tanya Salman saat gue baru aja mau cabut dari kelas.

Niatnya mau minggat, ngehindarin Salman sampai gue ngelewatin waktu dua hari jadi pacarnya. Seenggaknya kalau gue dan Salman putus, kami udah pacaran lebih dari dua hari. Pecahin rekor gitu.

"Hm," gue mulai salting.

"Udah tahu belum, Nag?" tanya Salman lagi.

Gue cuma garuk-garuk kepala, bingung mau jawab gimana.

"Hm, udah tahu ya? Kok jadi bingung dan bimbang gitu," tebak Salman ngawur yang entah kenapa gue jadi bersyukur karena dia ternyata nggak peka.

"Jadi, putus atau nggak?" tanyanya to the point.

Gue reflek menggeleng cepat.

"Nggak!"

Salman mengernyitkan keningnya melihat gue yang udah panas-dingin kayak Sapi yang stress karena lihat temannya tewas.

"Oke," sahut Salman santai.

Adik kelas gue yang emang keren itu pun berlalu dan membuat gue yang masih dilanda sindrom panik cuma bisa pasrah dan nangis di pojokan kelas.

Nangis bahagia, saking terhuranya nggak jadi putus.

"Nag,"

Teguran yang jarang banget gue dapetin itu spontan mengalihkan dunia gue.

Gue pandang Lita, temen sekelas gue yang bentuknya sebelas-dua belas sama gue. Sama-sama kaum ngepas, walau si Lita otaknya jauh diatas gue. Secara dia itu adalah si juara Fisika yang demen banget bikin orang iri. Pasalnya dia itu nggak cuma jenius tapi juga punya banyak temen.

"Lu kenapa?" tanyanya yang tumben banget peduli sama kerikil jalan kayak gue.

"Nggak apa-apa," sahut gue sok tepar eh tegar-bukan nama penyanyi.

"Tadi gue lihat lu ngobrol sama Salman ya, padahal dia itu jarang ngomong sama cewek lho," katanya mulai kepo.

Gue cuma ngangguk kecil.

"Iya, Lit!" sahut gue rada sombong dikit.

"Emang lu siapanya dia?" tanya Lita lagi.

"Pacar," jawab gue malu-malu.

Lita tersentak kaget mendengar pernyataan gue.

"Wah, ada yang taken sama adik kelas, nih!" goda Lita.

Kami pun mendadak saling nyengir walau sebenarnya kami ini awalnya cuma berstatus temen sekelas secara formalitas. Di realita-nya jarang ngobrol.

"Oh iya, Lit lu suka anime kan?" tanya gue yang baru ingat kalau Lita itu seorang yang suka banget anime.

"Iya, kenapa?" tanya Lita heran karena gue ternyata tahu dia suka anime.

Secara gue kan stalker kelas Paus. Kalau kakap kurang gede.

"Lu tahu nggak sih, hentai itu apa?" tanya gue polos.

Lita langsung shock. Entah apa yang lagi ada di pikirannya tetapi sedetik kemudian dia ngasih jawaban yang buat gue langsung kena serangan jantung.

"Hentai itu, porno!"

Gue bengong. Tripel sedeng.

Wut?

Gue belum budeg kan ya?

~bersambung~

Hai Readers,

He is Salman Update!

Jangan Lupa Vote n' Comment ya!

Share juga 😁

Thanks ya,

Salam IMan 😍

Inag2711

HE IS SALMAN [ TERBIT ]Onde histórias criam vida. Descubra agora