5. Did you miss me ?

6.6K 485 3
                                    


"Benarkah kau Alina Harvey?"

Alcina semakin mencengkeram erat roknya di bawah meja, berusaha semampunya agar tidak mengumpat pada pria yang menatap tajam dirinya saat ini. "Tentu saja. Apa menurutmu ada orang lain yang memiliki wajah sepertiku?"

"Entahlah, mungkin kau punya saudara kembar atau semacamnya?" Penekanan kalimat Derry pada kata saudara kembar, memacu detak jantung Alcina. Gadis itu mulai berkeringat dingin. Ekspresi di wajahnya hampir saja berubah jika dia tidak mengingat tujuannya.

"Tidak. Kau tidak mengenalku dengan baik ternyata."

Derry terkikik pelan, sedikit merapikan rambut bagian atasnya. "Tentu saja aku mengenalnya dengan baik, karena itulah aku katakan kau bukan Alina. Apa mungkin kau ... Alcina?"

Wajah Alcina kini semerah tomat. Dia tidak menyangka penyamarannya akan terbongkar hanya dalam waktu lima belas menit. Sau hal yang dia yakini setelah mendengar penuturan Derry; Alina sangat dekat dengan orang aneh bernama Derry ini. Jika tidak, tahu dari mana dia kalau Alina punya saudara kembar? Alcina yakin, Alina bukanlah tipe gadis yang suka membicarakan dirinya pada setiap orang. Kalau begitu, mungkinkah Derry adalah pacar Alina?

Asmusi demi asumsi memenuhi kepala Alcina, tanpa sadar dia telah mengeluarkan darah dari hidungnya. Derry yang melihatnya langsung mengambil tisu dan menengadahkan kepala gadis itu. "Kau ceroboh sekali, Sina."

Alcina hanya pasrah. Dia tidak mengerti dengan perubahan sikap Derry. Beberapa saat lalu pemuda itu seperti ketakutan melihatnya, kemudian dia membongkar penyamarannya dan sakan mengancam, tapi sekarang malah menolongnya. Mungkinkah Derry sedang mempermainkannya?

Derry tersenyum kecil melihat Alcina yang menautkan alis seolah berpikir keras. "Jangan khawatir, aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Jadi katakan, apa yang terjadi pada alina?"

Mendengar itu, Alcina segera menepis tangan derry dai dahinya. Dia pikir pemuda itu sedang mengejeknya. Insting pun berkata, Derry adalah pembunuh Alina. Setelah merapikan buku yang belum sempat dia baca, Alcina berkata, "Itu bukan urusanmu.”

Gadis yang sudah kehilangan kesabarannya itu pun melangkah keluar kelas. Dia memerhatikan sekitarnya ketika melalui gerombolan mahasiswa yang asik dengan kesibukan masing-masing. Alcina sungguh tidak memahami Alina. Bagaimana mungkin tidak ada yang menanyakan kabarnya, bahkan tidak ada yang tersenyum atau menatapnya? Apa yang sebenarnya terjadi pada Alina? Mengapa sang kakak tidak memiliki teman? Apa hubungannya dengan Derry?

Saat sedang berpikir, ponsel Alcina berdering. Panggilan dari Haris.
"Apa semua baik-baik saja?" tanya bariton khas dari seberang.

"Tidak. Aku ketahuan. Bisa kau cari tahu tentang seseorang?" Alcina berjalan di koridor, mengabaikan warga kampus yang lalu-lalang di sekitarnya.

"Meskipun pergerakanku terbatas, tapi akan kuusahakan. Siapa dia?"

"Aku tidak tahu nama lengkapnya. Dia pria berkulit sawo matang dengan mata berwarna cokelat, tinggi kira-kira 172 cm, atletis, nama panggilannya Derry. Dia mengenal kakak dan dia tahu namaku."

"Itu mengesankan. Bukankah Alina tipe yang pendiam?"

"Yah, aku tahu. Kakak bukan gadis penggosip yang suka mengumbar jati dirinya. Kalau itu dia lakukan, maka papa akan membunuhnya."

Siapa Pacar Kakak? [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin