Part 6

4.6K 476 3
                                    

Naruto terus mengetukkan pensil mekaniknya diatas meja, suara berisik yang dihasilkan dari 2 buah benda yang saling berbenturan membuat Ino sedikit mengernyitkan dahinya.

"Yaa, Naruto, berhentilah mengetukkan pensilmu diatas meja, suaranya membuatku pusing"

Refleks Naruto menghentikan kegiatannya, kedua sapphire nya kini menatap intens kedua aquamarine milik Ino.

"Kenapa Kau malah menatapku seperti itu?" gerutu Ino selanjutnya.

Sesaat terdengar Naruto menghela nafasnya, selanjutnya sang gadis bersurai pirang tersebut membenamkan kepalanya diatas meja.

"Ino, Aku menyerah, Aku tidak mengerti mengerjakan soal fisika ini, Aku menyalin punyamu saja nanti"

Bugh,

Tanpa aba-aba Ino memukul kepala Naruto yang tengah duduk disampingnya dengan buku paket miliknya, yang langsung direspon Naruto dengan rintihan.

"Aww, itu sakit Ino" gerutunya seraya menatap intens Ino.

"Enak saja Kau mau menyalin milikku, kerjakan sendiri, dan kalau Kau tidak mengerti Kau bisa bertanya pada Gaara, bukannya itu tujuan kita belajar bersama hari ini"

Naruto hanya bisa mem-pout-kan bibir nya pada Ino, kemudian kedua gadis itu refleks menatap Gaara yang sedari tadi tampak masih tetap tenang, bahkan tidak terpengaruh dengan suara berisik yang dihasilkan Ino dan Naruto.

Naruto sedikit mengernyitkan dahinya menatap sahabat bersurai merahnya yang duduk bersebrangan dengannya. Pemuda itu tampak sedang memikirkan sesuatu, jemarinya masih memegang pensil mekanik namun sedari tadi jemari pemuda itu belum terlihat bergerak. Perlahan Naruto menyikut lengan Ino yang duduk disampingnya.

"Ino, kenapa dengan Gaara? Aku baru sadar sedari tadi sepertinya dia belum ada bersuara sedikitpun" ujar Naruto setengah berbisik kepada Ino.

Ino perlahan menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan Naruto, memang benar sejak dimulai belajar bersama setengah jam yang lalu Gaara sedikitpun belum ada membuka suaranya. Memang diantara mereka bertiga Gaara lah yang paling tenang, tidak seberisik Ia dan Naruto, tapi tidak juga seperti ini, kelakukan Gaara kali ini diluar dari kebiasaanya.

Sementara itu, Gaara masih berkutat dalam pikirannya, memori nya kembali mem-flash back kejadian setengah jam yang lalu. Masih segar di ingatannya bagaimana akrabnya Naruto dengan pria yang baru diketahuinya bernama Uchiha Sasuke itu, bahkan Naruto tanpa segan menggandeng lengan pria yang jauh lebih tua dari mereka. Kedua nya tampak sangat akrab.

'Apa hubungan Naruto dengannya? Mereka berdua kelihatannya sangat akrab sekali'

Gaara masih sibuk dengan pemikirannya, sampai-sampai Ia tidak menyadari sedari tadi kedua sahabat perempuannya tengah mentap intens dirinya.

'Ditambah lagi pria itu tinggal disebelah rumah Naruto, dan ..'

Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, Gaara tidak sadar jika Naruto sedikit mencondongkan tubuhnya kearahnya, dan beberapa saat kemudian Ia merasakan sebuah tangan menempel di dahinya. Refleks Ia sedikit menjauhkan tubuhnya dan membuat suara kursi yang didudukinya sedikit berdecit.

"Na .. Naruto" dengan gelagapan Gaara merespon Naruto.

Iris jade miliknya menatap kedua sapphire milik Naruto, tampak raut wajah kekhawatiran di sana.

"Gaara, Kau tidak apa-apa? Aku kira dirimu sedang sakit, makanya Aku periksa dahimu"

Gaara jadi merasa sedikit bersalah saat melihat wajah khawatir Naruto.

'Tunggu, apa Naruto mengkhawatirkan Aku?'

Bolehkah kali ini Gaara merasa senang.

Gaara berdehem pelan, Ia kemudian kembali merapatkan kursinya.

Oji-Chan, Daisuki!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora