Duniaku Jungkir Balik!

30 1 0
                                    

Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti biasa. Dengan santai aku berjalan kaki menuju halte dekat perumahan dimana aku tinggal. Aku lihat Jung Soomi sudah ada di sana. Menunggu bis sambil mendengarkan lagu dengan headphone yang terpasang di kepalanya. Dia tampak tenang. Baguslah, dia tidak terlihat frustasi seperti yeoja-yeoja yang aku tolak sebelumnya. Dulu paling tidak yeoja-yeoja itu pasti tidak akan masuk sekolah minimal tiga hari setelah penolakan dariku. Aku berjalan menuju halte dan duduk di kursi tunggu sambil menumpangkan kakiku. Hanya ada kami berdua pagi itu. Tak sepatah katapun keluar dari mulut kami. Dia hanya sibuk mendengarkan lagu sambil bersenandung kecil, sedangkan aku duduk diam dengan tenang seperti biasa. Mungkin gara-gara penolakan itu satu kebiasaan Jung Soomi selama tiga tahun terakhir hilang. Biasanya setiap hari dia menyapaku. Tapi kali ini tidak. Baguslah, pagiku tidak berisik seperti biasanya.

Beberapa menit menunggu akhirnya bis menuju sekolahku tiba. Aku berdiri lebih dulu dan masuk ke dalam bis lalu memilih tempat duduk yang biasa aku duduki.

"Selamat pagi ahjussi..." sapanya begitu naik ke dalam bis. Seperti biasa. Rupanya kebiasaannya tidak hilang. Mungkin hanya kebiasaannya padakulah yang akan hilang. Baguslah, duniaku sekarang tidak akan berisik olehnya. Dia berjalan, dan ketika mata kami bertemu dia tersenyum dan mengangguk padaku kemudian duduk di bangku yang ada di depanku tidak di belakangku seperti kebiasaannya yang dulu. Dia tampak tenang seolah tidak terjadi apapun kemarin. Baguslah.

***

Hari ini pelajaran berjalan membosankan seperti biasa. Sekarang waktunya istirahat. Aku membereskan bukuku dan memasukkannya ke bawah mejaku.

Tukk...

Buku yang hendak ku simpan baru saja menyentuh sesuatu. Masih saja sama. Aku mendesah, kemudian mengeluarkan kotak persegi panjang berwarna hijau tua yang tadi ada di bawah mejaku. Tanpa dibuka pun aku tahu, itu kotak makan siang. Tapi sampai saat ini pengirimnya tidak pernah mengatakan identitasnya padaku. Dan setiap hari juga sama. Aku selalu membuangnya. Menerima makanan dari orang yang tidak dikenal bukanlah kebiasaanku. Sebelum dibuang aku memutuskan untuk melihat isi kotak itu. Kimbap dan beberapa telur gulung. Tapi ada yang berbeda hari ini. Aku lihat ada secarik kertas yang si pengirim simpan di atas makanan itu. Aku membacanya.

Aku tidak menyangka hari seperti ini akan tiba. Seperti biasa, mungkin kau akan membuangnya tanpa menyicipinya sedikitpun. Tapi aku harap kali ini kau mencobanya sedikit. Aku tidak menaruh racun di atasnya. Ini yang terakhir. Besok kau tidak akan mendapatkannya lagi dariku. Selamanya. Apa kau tidak penasaran? Hehe. Baiklah, jaga dirimu baik-baik Taehyung-ssi mulai sekarang aku tidak akan memperhatikanmu. Annyeong.

Ps: setelah kau menerima ini. Jangan pernah memikirkanku ya :-)

Jung Soomi

"Jung Soomi..." ucapku pelan kemudian mencari sosok yeoja itu. Itu dia. Sedang tersenyum lebar menanggapi bullyan tidak langsung dari teman-temannya karena kejadian kemarin. Rupanya yang selama ini menyimpan kotak makan siang adalah dia. Kekanak-kanakan. Aku pun memutuskan untuk membuang makanan itu seperti biasa. Aku tidak peduli jika itu ternyata dari orang yang aku kenal. Jika aku memakannya mungkin dia akan kembali berharap padaku. Aku pun berdiri untuk menuju keluar kelas dan mencari tempat sampah. Namun belum sempat aku melangkah. Tiba-tiba saja aku teringat tulisan di kertas itu.

... Ini yang terakhir. Besok kau tidak akan mendapatkannya lagi dariku. Selamanya. Apa kau tidak penasaran? Hehe ...

Aku mengurungkan niatku. Lalu kembali duduk. Sejenak aku pandangi kotak makan siang itu. Bergantian dengan yeoja yang mengirimnya yang sekarang beranjak pergi ke luar kelas bersama beberapa yeoja lainnya yang sesekali melirikku kecuali dirinya.

One Sides LoveWhere stories live. Discover now