Irritating Girl

18 1 0
                                    


Sudah dua minggu ini semua orang di kelasku termasuk aku disibukkan dengan tugas proyek yang diberikan oleh Goo songsaenim. Selama itu pula aku merasa bosan karena partnerku lebih banyak bekerja sendiri daripada mengerjakannya bersama-sama ditambah lagi sudah dua minggu ini Jungkook juga selalu sibuk bersama Soomi dengan alasan membicarakan proyek. Tapi yang aku lihat bukan hanya membicarakan proyek, mereka berdua terlihat semakin dekat. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, mulai dari membicarakan tugas, makan siang bersama, juga pulang sekolah bersama-sama walaupun hanya sampai halte bis. Apa itu tidak terlalu berlebihan eoh? Aku merasa sedikit terganggu dengan hal itu, aku merasa Soomi telah memonopoli Jungkook dariku. Menyebalkan.

Hari ini sedikit berbeda. Aku bertambah bosan berada di kelas. Ini hari ketiga Jungkook absen. Dari yang aku dengar dia sakit. Aku jadi tidak ada teman mengobrol dengannya. Geurae, aku sedikit introvert dan pilih-pilih dalam berteman. Di kelas, yang satu-satunya cocok denganku hanyalah Jungkook. Itu bukan berarti aku gay, hanya saja Jungkook satu-satunya orang yang mengerti dan dapat memaklumi sifat dan keadaanku. Haa... aku benci. Sekarang Jungkook sedikit jauh dariku. Semuanya gara-gara Soomi. Aku membencinya.

Aku memperhatikan suasana kelas yang riuh saat ini. Ini pelajaran Goo songsaenim tapi sejak dua minggu lalu dia belum pernah masuk ke kelas. Benar-benar kebebasan yang diberikannya. Aku melirik Soomi sekilas yang terlihat sedikit gusar. Apa itu? Baru pertama kali aku melihat dia seperti itu sejak aku satu kelas dengannya. Apa karena Jungkook tidak berada di sini sekarang? Sekhawatir itukah? Yang benar saja. Aku membuang pandanganku ke sisi jendela di sebelahku. Seperti biasa, hanya melihat aktivitas di luar sana. Hal itu sedikit menghiburku.

"Taehyung-ssi..." seseorang baru saja memanggilku. Tidak menoleh pun aku tahu dia pasti Soomi. Dua minggu terus berada di sekeliling Jungkook yang dekat denganku mana mungkin aku tidak tahu.

"Hmm?" responku tanpa mengalihkan pandanganku dari apa yang sedang aku lihat di luar sana.

"Apa Jungkook baik-baik saja?" tanyanya. Jungkook? Lagi? Sudah dua hari ini dia bertanya terus soal Jungkook padaku. Menyebalkan. Aku menghela nafas.

"Ya, dia baik-baik saja" jawabku datar.

"Jeongmal? Lalu kenapa sampai hari ini dia belum masuk sekolah? Seberapa parah sakitnya?" ucapnya melemparkan serentetan pertanyaan padaku. Aku kesal. Dia sangat mengganggu.

"Kalau kau sangat khawatir padanya kenapa tidak tanyakan langsung padanya eoh?!" ucapku sedikit berteriak padanya. Aku sangat kesal sampai-sampai aku benar-benar membencinya sekarang. Karena perkataanku barusan aku rasa semua orang sedang memandangiku sekarang. Aku lihat Soomi terkejut setelah mendengar perkataanku. Aku melihat ekspresinya sedikit sedih dan terluka. Sekarang aku benar-benar merasa terganggu. Hatiku terusik. Perasaan tidak enak apa ini? Apa aku merasa bersalah? Untuk apa? Bukankah aku membencinya?

"S-sebenarnya aku sudah mencoba menghubungi Jungkook berkali-kali, tapi tidak ada satupun pesan dariku yang dibalasnya. Dia juga tidak mengangkat telponku. Aku hanya merasa khawatir jika terjadi sesuatu padanya. Ku pikir kau tahu, karena kau teman dekatnya. Sebenarnya aku sangat ingin menjenguknya. Maafkan aku jika aku selalu mengganggumu beberapa hari Taehyung-ssi" ucap Soomi kemudian membungkuk sebagai tanda maafnya. Dia terlihat sedih. Apa mungkin karena perkataanku? Atau karena terlalu mengkhawatirkan Jungkook?

"Baiklah, aku akan menemanimu ke rumahnya..." ucapku tiba-tiba. Bicara apa aku? Kenapa tiba-tiba saja menawarkan diri untuk sesuatu yang akan merepotkanku? Jika aku ingin, aku bisa menjenguk Jungkook sendiri. Kenapa aku malah....

"Tidak perlu. Aku pikir itu hanya akan merepotkanmu. Jika kau tidak keberatan, mungkin kau bisa memberitahukan alamat rumah Jungkook padaku" ucapnya dengan senyum yang sedikit dipaksakan. Apa aku terlalu kasar padanya? Melihatnya seperti itu semakin menggangguku.

One Sides LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant