Gadis dalam Proyektor Otakku

11 1 0
                                    

Keesokan harinya Soomi tidak datang lagi menampakan dirinya di rumahku, atau lebih tepatnya di hadapanku. Hari ini hari Senin, mestinya aku sekolah. Namun karena mungkin kemarin aku mandi -dengan air dingin-, kondisiku kembali sedikit menurun walaupun tidak separah sebelumnya. Ya semestinya aku sekolah seperti halnya Soomi. Jadi untuk apa aku mengharapkannya ada di rumahku sekarang dan kembali merawatku? Dia tidak harus mengorbankan dirinya dengan bolos sekolah hanya demi merawatku yang sakit bukan? Dan lagi pula di sekolah ada Jungkook. Ya Jungkook, namja yang akan selalu bersikap baik dan manis kepadanya. Memikirkannya aku sedikit merasa menyesal, jika saja kemarin aku tidak membantah kata-katanya mungkin aku tidak akan merasa ditinggalkan seperti ini. Aku bangun dari tempat tidur dan pergi ke lantai bawah untuk memakan sesuatu. Namun di bawah ku dengar sedikit suara berisik. Mungkinkah itu Soomi? Sedikit penasaran aku pun mempercepat langkahku walaupun sempat terhuyung.

"Kau bangun Taehyung-ah? Ppali ppali, kau makanlah dulu sesuatu agar kondisimu cepat membaik" ucapnya. Soomi eomma. Melihatnya aku sedikit merasa kecewa. Itu bukan Soomi melainkan eommanya. Aku pun menghampiri meja makan dan mulai makan bubur buatan ibunya. Memang enak. Tapi berbeda dari yang dibuat Soomi padahal ahjumma adalah ibunya. Tentu saja Soomi mewarisi keahlian memasak dari ibunya bukan? Lalu apa yang membuatnya berbeda?

"Aku sudah memberitahu ibumu kalau kau sakit. Ibumu terdengar khawatir, tapi aku katakan kepadanya dia tak perlu khawatir dan fokus saja pada pekerjaannya karena di sini ada aku dan Soomi yang akan merawatmu" jelas Soomi eomma.

"Ne, gamshahamnida ahjumma.." ucapku. Soomi eomma hanya tersenyum sambil mengelus-elus kepalaku.

***

Sudah dua hari aku absen. Sekarang Rabu, walaupun masih belum sembuh 100% aku memutuskan untuk masuk sekolah. Selain karena Jimin merecokiku dengan tugas proyek yang belum selesai, ada sesuatu yang membuatku gusar. Soomi. Sejak dia marah-marah, dia tak pernah datang lagi ke rumahku bahkan hanya untuk melihat kondisiku. Lagi-lagi dia menepati perkataannya untuk tidak peduli apapun lagi. Dengan menggunakan jaket aku pun berjalan kaki menuju halte dan menunggu bis. Di sana sudah ada Soomi yang sedang duduk sambil menunduk dengan headphone yang ada di telinganya. Entahlah, aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Aku pun duduk di sebelahnya, namun dia tak bergeming. Tak lama setelah itu bis yang akan kami tumpangi tiba. Soomi langsung menegakkan kepalanya dan segera memasuki bis tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. Geurae, dia tidak mempedulikan keberadaanku. Aku mengikutinya naik bis. Tak seperti biasanya, kali ini dia duduk di bangku paling belakang dan kembali menundukkan kepalanya. Aku tidak tahu apa yang tengah terjadi padanya, apa dia bertengkar dengan Jungkook?

Bukan hanya di halte dan di dalam bis, di sekolah pun dia benar-benar tak mempedulikan keberadaanku. Di kelas pun dia terlihat selalu menunduk. Aku rasa dia benar-benar sedang ada masalah. Aku perhatikan Jungkook, wajahnya juga tampak sedikit muram. Melihat mereka berdua seperti itu, aku simpulkan memang benar sepertinya Jungkook dan Soomi sedang bertengkar.

Saat istirahat, aku dan Jungkook memilih pergi ke dekat lapangan sepak bola. Di sana memang ramai tapi suasananya menyenangkan karena banyak pohon yang tumbuh di pinggir lapangannya selain itu ada bangku permanen yang bisa dipakai duduk bersantai setelah mengikuti pelajaran yang penat seharian.

"A-annyeong Taehyung sunbae, a-apa kau sudah sembuh?" tiba-tiba seorang yeoja yang tidak aku kenal datang menghampiri aku dan Jungkook yang sedang duduk di bawah pohon, dia bersama satu orang temannya menatapku malu-malu. Menyebalkan.

"Ne" jawabku singkat.

"S-syukurlah kalau begitu. Nae ireumi Kim Nayoung imnida, a-aku membuat ini untukmu. Semoga kau bisa merasa lebih baik..." ucap yeoja itu. Aku memandanginya sejenak.

"Terima kasih" ucapku kemudian menerima apa yang yeoja itu buat. Sebuah cake. Baru saja aku menerima cake itu, tiba-tiba saja Soomi datang dari arah lain. Baru aku sadari matanya sangat berkantung dan terlihat hitam.

One Sides LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora