Alpha Female 4

478 29 1
                                    

Cleo langsung mendelik dan menatap Renja penuh keterkejutan, ia tidak menyangka semua tebakannya, firasatnya ternyata karena hal ini. Matanya menatap Renja seperti siap menerkamnya bulat-bulat,

"Lo!"

Pekikannya membuat beberapa orang menatap heran padanya, namun Cleo tidak peduli sama sekali akan tatapan itu. Namun, guru killernya itu mengetahui keributan kecil yang dibuatnya, karena saat itu keadaan kelas sedang hening.

"Kalau mau membuat keributan di kelas saya, lebih anda keluar sekarang Cleona," sinis guru matematika tersebut. Matanya memicing memperhatikan gelagat Cleo. Cleo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Maaf, tidak akan terulang lagi," ucap Cleo datar, bahkan ekspresinya tidak menunjukkan penyesalan sama sekali. Kata-kata itu hanya lontaran formalitas dari Cleo. Sebenarnya disuruh keluar pun Cleo akan dengan senang hati menerimanya.

Guru matematika itu tak menanggapi Cleo lagi, ia kembali menjelaskan tentang matriks. Cleo rasa itu mudah sekali, jadi ia tidak memperhatikan sama sekali. Renja memperhatikan itu semua, mulai dari Cleo terpekik kaget karena mendengar namanya hingga permintaan maaf tanpa penyesalan dari bibir Cleo.

"Lo kenapa, Cle?" tanya Renja penasaran, dia hanya memastikan bahwa kejiwaan mate yang selama ini ia cari tidak terganggu.

"Maksut lo, gimana?" tanya balik Cleo pada Renja. Ia hanya berpura-pura tidak tau agar tidak didesak pertanyaan oleh Renja. Cukup dengan dia datang saja sudah membuat posisi Cleo terdesak, kenapa malah ditambah pertanyaan yang nggak ingin Cleo dengar, deh.

"Kenapa lo kaget denger nama gue? Lo pernah denger nama gue apa gimana, sih?" Renja menatap tajam pada Cleo. Ia mendesak Cleo untuk menjawab semua pertanyaan yang ada dalam pikirannya.

Bilang nggak, ya? Atau bohong aja? Tapi Cleo orang yang sangat tidak becus dalam hal berbohong. Dia mempunyai kebiasaan yang bahkan ia sendiri tidak tahu, yaitu ia akan mengalihkan tatapan matanya pada obyek lain. Betapa kentaranya kebohongan Cleo jika ada orang yang tau kebiasaan itu.

'Dia anak Alpha Slavik, dong?' tanya Mike tiba-tiba. Mike merasa sedikit sedih, mengingat jika orang yang bernama Slavik itu hanya mempunyai satu orang putra. Yaitu Renja.

"Pernah denger," Cleo mengalihkan pandangannya menghindari tatapan Renja. Renja langsung tahu dalam sekali pandang bahwa matenya ini sedang berbohong. Renja berusaha menahan senyumnya. Mengapa matenya begitu bodoh dalam berbohong.

Tapi Renja mengikuti jawaban Cleo, ia tidak bilang jika Renja sudah tau kalau ia berbohong. Renja mengangguk-anggukkan kepalanya, paham. Cleo melirik kearah Renja, ia bersyukur Renja percaya dengan kebohongannya itu.

"Pernah denger dari siapa?" tanya Renja lagi sambil menahan senyumnya. Ia hanya ingin melihat reaksi lucu Cleo saat berbohong. Ia tidak akan percaya dengan omongan Cleo saat ini, apalagi saat Cleo mengalihkan pandangannya. Pasti ia berbohong. Renja akan mencari tahu sendiri siapakah jati diri Cleo sebenarnya.

'Jawab apa, Mike?' Cleo mendesak Mike untuk membantunya menjawab pertanyaan kedua yang dilontarkan Renja padanya. Cleo akan panik dengan semua pertanyaan yang keluar dari mulut Renja.

'Siapa ya? Kamu bilang aja deket sama Samuel. Siapa lagi yang tau kecuali Samuel sama kamu. Ayah sama ibu nggak mungkin deket sama orang biasa. Kalau kamu menyamar sebagai orang biasa ya. Samuel kan mudah dekat sama siapa saja, nggak heran kalau dia punya temen orang biasa, kan?' saran Mike pada Cleo. Dia sendiri sebenarnya sedang panik dengan pertanyaan itu.

Alpha FemaleWhere stories live. Discover now