Alpha Female 7

439 26 5
                                    

Setelah prosesi pengangkatannya menjadi seorang Alpha selesai, ia segera mengambil mic dari ayahnya Alpha Lean. Ia mengambil nafas sebentar dan menghembuskannya.

"Maaf kalau saya langsung membuat keputusan seperti ini. Jadi, saya punya beberapa peraturan baru. Berhubung beberapa saat yang lalu saya telah resmi menjadi Alpha baru kalian, jadi saya rasa saya telah berhak membuat keputusan.

Untuk anak omega dengan usia anak sekolah akan bersekolah dengan biaya ditanggung oleh saya. Kalian akan mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana mestinya. Jika kalian dapat berubah dan menjadi lebih baik kalian bisa menghidupi orang tua kalian yang bekerja sebagai omega. Kurasa itu saja untuk garis besarnya, ada yang ditanyakan?" Setelah menutup perkataannya, beberapa langsung mengangkat tangannya untuk bertanya. Cleo mengangguk-anggukan kepalanya, setidaknya ada yang menanggapinya.

Seorang pemuda yang mengangkat tangannya, dengan jas lusuh yang menarik perhatian Cleo. Cleo menunjuk pemuda yang menarik perhatiannya tersebut "Bagaimana bila kita tidak mau bersekolah?" Tanyanya dengan ragu-ragu. Matanya tidak berani menatap Cleo.

Cleo menatap pemuda itu tanpa ekspresi, lalu menghembuskan napasnya. Sedikit kesal dengan pertanyaan yang pemuda tersebut lontarkan, "Itu sih, terserah kalian. Kalian sendiri yang menentukan ingin berubah atau tidak. Jika kalian hanya stuck sampai sini, maka anak cucu kalian akan bernasib sama seperti kedua orang tua kalian. Karena peraturan di kemudian hari bisa berubah. Bukan aku yang selamanya memimpin. Kesempatan tidak pernah datang dua kali, kan?" Jelas Cleo.

Pemuda tersebut menganggukkan kepalanya paham. Kemudian Cleo beralih menunjuk salah satu perempuan yang gugup dengan tangan bergetar yang mengacung. Matanya sama sekali tak menatap Cleo, ia menunduk saat mengacungkan tangannya.

'Kalau takut ngapain tanya?' Tanya Mike dengan nada tak suka.

'Karena dia masih belum paham, Mike. Nggak semua orang sekali jelasin paham. Ada yang kek gitu. Mendingan gitu, dari pada sekarang iya iya nantinya malah nggak ngerti apa apa. Aku lebih suka orang kayak gitu.' Balas Cleo pada Mike.

"A-anu... bagaimana jika kita se-setuju? Ka-kami akan bersekolah mulai kapan? Bagaimana dengan se-seragam kami? Kami kan tidak punya biaya untuk membeli seragam atau alat alat lain." Tanya gadis itu takut takut bercampur dengan gugup. Membuat segaris tipis senyum di wajah Cleo.

"Kalau kalian setuju, pukul lima para penjaga dan beberapa pengawal akan datang menemui kalian di rumah kalian. Kalian bersekolah mulai besok. Tenang saja kalian gratis bersekolah disana. Tapi, beberapa manusia akan menganggap remeh kalian karena kalian bersekolah menggunakan jalur beasiswa. Jika kalian tidak ingin di bully maka sebaiknya kalian belajar sekuat kalian. Saya hanya menyediakan sarana bukan kepastian kalian akan berhasil di kemudian hari. Yang menentukan itu diri kalian masing-masing." Jelasnya yang membuat semua orang menatap kagum padanya saat ini, begitu pun dengan kedua orang tuanya. Mereka terharu akan keputusan Cleo, selama ini Lean tidak pernah berpikir sejauh itu. Ia bangga sekali dengan pemikiran Cleo.

Setelah pengumuman itu Cleo segera turun mengikuti ayahnya yang turun menemui bundanya. Saat sampai didepan bunda, ia tersenyum tulus menatap bunda. Bundanya itu selalu saja menangis dengan hal sepele seperti ini. Cleo mendekat dan menghapus air mata bundanya tersayang.

"Kenapa nangis, bun?" Tanya Cleo lembut.

"Nggak nyangka aja." Balasnya sambil mengusap hindungnya pelan.

Cleo mengernyit bingung, "nggak nyangka gimana nih, maksutnya?"

"Nggak nyangka, orang yang irit macam kamu bisa ngomong kayak gitu. Padahal ngomong sama bundamu sendiri aja bisa diitung per bulannya." Katanya yang dibalas tatapan datar oleh Cleo. Kirain apaan, dah? Sampe meler segala tuh hidung.

Alpha FemaleUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum