Chapter 4 - Pengakuan

12.2K 580 10
                                    

Hello.... bukan hillo.

Soundtracknya : Camila Cabello ft Young Thug - Havana

Ngak tau nyambung apa enggaknya, soalnya pas nulis aku lagi dengerin musik itu.

Oke, let's go... happy reading guys
Btw, hati-hati typo bertebaraannn

***

Laura tidak mampu berkata-kata ketika ia melihat bagian dalam mansion megah ini. Ruang makan ini juga terkesan kuno namun elegant. Dan Laura yakin, selera keluarga Grandma ini pasti tidak jauh-jauh dari kesan klasik.

"Jadi, butuh waktu berapa lama untuk putramu datang ke sini?" Grandma berucap sembari menatap Lina

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Jadi, butuh waktu berapa lama untuk putramu datang ke sini?" Grandma berucap sembari menatap Lina.

Lina mengangkat bahunya, "Entahlah, tetapi dia berjanji akan kemari. Tunggu saja."

Leaura mengamati satu-persatu makanan yang tersaji di meja makan. Ini sangat menggiyurkan.

"Makanlah Laura. Jika kita menunggu cucuku, yang ada kita akan kelaparan." Grandma tersenyum. Walau sudah berkriput, namun guratan cantik di wajahnya masih terlihat.

Laura mengangguk, bersamaan dengan itu sebuah suara bariton berhasil mengalihkan pandangan semua orang yang ada di ruang makan.

"Hallo Grandma?"

Grandma berdiri menyambutnya, sementara Laura. Ia masih setia dengan posisinya. Dan ia juga tidak berminat mengetahui siapa yang datang.

"Cucuku, ku kira kau tidak akan datang, Grandma sangat merindukanmu," ucap Grandma berseri-seri.

Yang dirindukan hanya tertawa singkat.

"Oh iya, Arthur. Kau harus mengenal wanita cantik yang baru saja Grandma kenal." Laura merasa bahwa yang sedang Lina bicarakan adalah dirinya.

Laura menoleh ke arah Grandma dan Cucunya. Tidak lupa memasang senyum bersahabatnya. Ia pun berdiri dan mengulurkan tangannya, berniat berkenalan.

"Laura Zianna Soedjono."

"Arthur Thomas Roberta. Panggil saja Arthur." ujar 'cucu nya Grandma' dengan senyuman yang menawan dan juga menjabat uluran tangan Laura.

Laura menarik kembali tangannya dengan lembut. Ia memutuskan duduk kembali karena ucapan Grandma untuk melanjutkan makan 'siang'

Arthur adalah anak dari Lina. Sedangkan grandma Maddie adalah Mommy dari Lina, yang artinya menjadi Nenek bagi Arthur.

Ohh, jadi ini, cucu kesayangannya Grandma Maddie, yang pecinta kopi itu?

"Sebenarnya ada satu lagi cucu Grandma. Yang pecinta kopi seperti Grandma ceritakan kepadamu Laura. Tapi entah kemana perginya bocah itu. Semoga dia cepat datang dan bertemu denganmu." Seperti bisa membaca pikiran Laura, ternyata bukan menjadi topik pembicaraan beberapa waktu lain.

Laura sedikit penasaran dengan sosok yang Grandma maksud. Entahlah, perasaannya sedikit tidak enak. Tidak seperti biasanya.

Dalam ruangan yang terbilang luas ini, tidak hanya terdengar bunyi dentingan sendok dan piring. Candaan yang kerap Arthur lontarkan membuat ruangan ini penuh dengan tawa. Baik dari Grandma, Lina, Laura dan beberapa Maid yang menjadi korban rayuan Arthur

"Apa aku melewatkan sesuatu?" lagi-lagi sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.

Laura mengernyit, ia seperti pernah mendengar suara itu.

"Xavier?" ucap Lina gembira.

Laura membeku.

Apa tadi katanya? Xavier? Astaga. Semoga saja Xavier yang lain.

"Kenapa kau seperti itu?" tanya Arthur untuk Laura.

Laura tersenyum kaku dan menggeleng pelan. Untung saja Grandma dan Lina sedang menyambut kedatangan 'Xavier' jadi hanya Arthur yang melihat perubahan raut muka Laura.

"Kau sakit?" tanya Arthur lagi.

Laura menggeleng, "Tidak."

"Laura?"

Suara itu, memanggil... namaku?

Sembari menggigit bibirnya, Laura berdiri dan membalikkan badannya untuk melihat sosok yang bernama 'Xavier'

Ternyata dugaannya benar. Suara itu adalah milik Xavier yang sama dengan Xavier yang Laura hadapi di kantor tadi.

"Kau mengenalnya ?" tanya Mami kepada Xavier.

"Tidak!" jawab Laura.

"Iya!" jawab Xavier. Dengan waktu yang bersamaan.

Keadaan menjadi hening. Laura sudah akan angkat bicara​ jika Xavier tidak mendahuluinya.

"Kita saling mengenal, dia kekasihku."

Laura terbelak. Begitupun dengan Grandma, Lina dan juga Arthur.

Astaga, Bastard ini...
***

Xoxoxoxoxox

Love and Big Hug
Nina Eng

The Charm Of A Bastard (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora