Chapter 22 - What Happen With Xavier?

6K 263 23
                                    

Holla... Kembali lagi bersama Nina Eng... Yeayy
Cuss langsung aja deh, gak banyak-banyak deh pembukaannya.

Btw, thanks ya atas terror kalian semua. Itu yang buat Nina Eng jadi semangat buat buka Wattpad dan melupakan sejenak lembaran-lembaran kehidupan realita yang penuh akan drama. wkwkwk...

Happy reading and enjoy ♥️♥️
***

My Playlist Music

Coogie Ft. Jay Park - Justin Bieber

Your Playlist?

***

Dor...

Laura terperanjat begitu ia mendengar suara tembakan. Baru saja ia, Arthur dan lainnya menuruni helikopter. Ia mencari sumber suara itu, tetapi nihil. Tidak ada yang terjadi di atap gedung pencakar langit ini, atau barang kali sesuatu terjadi di dalam gedung?

"Ayoo." Arthur menarik lengan Laura sembari memberi isyarat untuk sedikit merunduk. Tangan sebelah Arthur memegang pistol untuk berjaga-jaga jika saja ada yang meyerangnya.

Mereka berdua dengan diikuti beberapa orang berbadan besar dan berbaju hitam berjalan merunduk menuju pintu kaca yang di jaga oleh dua orang bodyguard. Arthur memberi isyarat kepada semua tim agar berhenti, ia berniat untuk menangani kedua bodyguard tersebut.

 Arthur memberi isyarat kepada semua tim agar berhenti, ia berniat untuk menangani kedua bodyguard tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hell, Laura tidak sempat mencegah Arthur. Dan sekarang yang bisa Laura lakukan adalah berdoa agar Arthut bisa menangani kedua penjga pintu masuk itu. Disisih itu, Laura memegang erat pistol yang Arthur berikan, ia bersiap jika saja hal buruk menimpa tunangannya.

Jika saja Laura lupa akan situasi sekarang ini, ia pasti sudah jingkrak-jingkrak girang karena Arthur berhasil melumpuhkan penjaga berbadan besar itu. Hendrik, notabene pimpinan kedua tim memberi isyarat agar mengikuti Arthur sebagai pimpinan utama tim.

Hendrik menarik pelan pergelangan Laura untuk bersembunyi di balik tembok. Sedangkan yang lainnya bergegas masuk bersama Arthur. Baru saja Laura ingin melayangkan protes, namun lagi-lagi terdengar suara tembakan sehingga membuat Laura menelan kembali protesannya. Kini tidak hanya sekali dua kali tembakan dilayangkan, ternyata terjadi baku tembak di dalam sana.

Demi apapun, Laura tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya. Ia sangat khawatir dengan kedaan Xavier yang belum ia jumpai, Arthur dan timnya. Ia memejamkan matanya, tangannya kembali meremas pistol yang ada di genggaman tangannya yang dingin.

"Diamlah disini, aku akan menyusul yang lainnya." Belum sempat Laura menjawab perintah Hendrik, ia sudah berlari menyusul yang lainnya.

The Charm Of A Bastard (REVISI)Where stories live. Discover now