Chapter 11 - Seriously?

9.3K 557 4
                                    

My music
Capital Letters - Hailee Steinfeld Ft. BlooPop

Your play music?
***

Sebelum lanjut untuk membaca, Eng boleh minta klik 🌟 dulu?
Okee... Happy reading

***

Tepat empat hari ini Laura bosan hanya berdiam di mansion megah milik keluargaRoberta. Dan empat hari itu pula Laura bertanya-tanya, kemana perginya lelaki itu. Setiap Laura membuka matanya di pagi hari, ia hampir tidak menemukan Xavier di sebelahnya. Maksudnya, setiap malam mereka selalu tidur satu kasur. Tetapi hampir setip hari lelaki itu selalu bangun lebih awal dari Laura dan entah pergi kemana.

Sesudah mandi dan mengganti pakaian, Laura sengaja melangkahkan kakinya keluar kamar, menuruni tangga. Bukannya ke ruang makan, ia malah kelayapan ke halaman belakang. Dimana terdapat taman kecil dan lapangan yang lumayan luas. Laura menarik sudut bibirnya ke atas. Melihat berbagai bunga membuat kadar kebosanan menurun. Ia melangkah mendekat dan memegang bunga mawar yang bermekara dan indah.

"Jangan dipetik atau kamu akan berurusan dengan Mommy!" Sebuah suara bariton menginterupsi kegiatan Laura.

Dengan segera Laura menoleh ke sumber suara.

Pemilik suara itu membulatkan matanya. Ia terkejut dengan siapa yang baru saja ia beri peringatan.

"Laura?!" Sapanya kikuk.

Laura sedikit mengerutkan dahinya. Mencoba mengingat lelaki dengan kemeja merah dan jas berwana senada tergantung di punggungnya. Pria itu berada beberapa meter di hadapan Laura. Dan kemudian tercetus satu nama.

"Arthur?" Ucap Laura coba memastikan.

Lelaki bernama Arthur mengangguk tersenyum dan berjalan mendekat.

"Kok bisa di sini?" Arthur mencoba berbasa-basi. Agar tidak canggung. Bagaimana pun, wanita di hadapannya akan menjadi kakak Iparnya.

Arthur menepuk jidatnya, "Aahh lupa! Pasti dengan Xavier?"

Laura mengangguk. Itu adalah jawaban yang sangat tepat. Jika bukan karena Bastard itu, Laura tidak mungkin 'terdampar' di sini dan kehilangan pekerjaannya.

"Kalian sedang apa?" Kini suara itu bukan berasal dari Arthur.

Arthur melihat Xavier sudah berdiri di belakang Laura.

"Sedang bernafas dan bercakap dengan Laura yang cantik," Jawab Arthur dengan bumbu guyonannya. Seperti biasa.

Xavier tidak mengindahkan ocehan adiknya. Ia merangkul pundak Laura.

"Ku cari di kamar, ternyata ada di sini." Katanya khawatir yang dibuat-buat.

Arthur memutar kedua bola matanya, "Hello! Oke Arthur pergi!"

Sesuai ucapannya, Arthur meninggal Xavier dan Laura yang masih berangkulan. Dan didetik itu juga, Laura menghempaskan lengan Xavier dan sedikit mendorong tubuh Xavier.

"Dasar tukang drama." Cibir Laura sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Xavier terkekeh pelan. Ia mengelus lembut rambut Laura. Tentu saja itu membuat Laura terkejut.

The Charm Of A Bastard (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora