"ya! jangan mencium pacarku!"

9.6K 1.3K 107
                                    

Jungkook itu sialan. Dan terkadang dia bisa jadi sangat berengsek. Jimin tau itu sejak mereka mulai pacaran tiga tahun lalu.

Jungkook sudah lari entah ke mana setelah ia menyadari kalau bayi itu poop. Mungkin kabur ke kamar, lalu mengunci pintu. Jimin tidak tau tapi dia mengumpat gara-gara itu. Jadinya ia yang harus bersusah payah (ya, bersusah payah menahan napas) mengganti popok Eunkyung.

Sebenarnya, itu tidak terlalu buruk, sih. Baunya tidak benar-benar seperti apa yang ia bayangkan--daripada itu, masih lebih bau kaus kaki Chanyeol (karena Jimin bersumpah, kaus kaki kakaknya itu lebih bau dari apa pun). Dan Eunkyung juga menggemaskan dengan mengeluarkan suara bising yang lucu (baaa, baaa, baaa, seperti itu) dengan tangan yang menepuk-nepuk perutnya sendiri.

Baru ketika teriakan Eunkyung yang perutnya Jimin gelitiki terdengar lagi ke sepenjuru apartemen, Jungkook keluar dari kamar. Pemuda itu langsung menghela napas lega saat melihat Eunkyung kembali normal--normal tanpa poop tentu saja. Seakan bicara seperti 'ah, untung saja' dalam hati dan bersyukur ia tak perlu melakukan itu.

Tapi Jimin mengamatinya lewat ujung mata dengan tajam. Memberi Jungkook tatapan maut walau itu tak akan benar-benar berpengaruh karena Jungkook hanya akan menyengir bodoh lalu cengengesan.

"Apa kau? Sudah berani keluar kamar, hah?" Jimin berkata sambil menaruh Eunkyung di pangkuannya.

Tadinya Jungkook ingin membalas perkataan itu--bilang kalau Jimin terlalu berlebihan dan poop bayi tidak seburuk itu. Tapi Jungkook tau itu sama saja cari masalah. Bisa-bisa Jimin mengurangi jatah malamnya nanti, atau bahkan menendangnya keluar apartemen. Dan dua-duanya sama-sama akan membuat Jungkook jadi pihak yang menderita.

Jadi ia mendekati si pemuda yang sedang duduk di karpet itu. Jungkook mengikuti jejaknya, duduk tepat di belakang Jimin dengan lengan panjang yang melingkar di pinggang kecil kekasihnya itu. Menariknya hingga punggung Jimin berhimpit dengan dada Jungkook. Posisi yang sama-sama mereka sukai di malam-malam sebelum tidur.

"Kau tau, kan, aku tidak berbakat dengan hal begitu," kata Jungkook setengah menggerutu. Dagunya ia letakkan di bahu Jimin, dan pelan-pelan Jungkook menghirup wangi khas pria Park itu sambil menatapi Eunkyung yang tertawa lebar dari balik helaian merah muda Jimin.

"Nah, karena kau sudah di sini, tolong jaga Eunkyung. Aku akan turun dan menanyai bagian keamanan untuk melihat rekaman cctv."

Jimin bangkit, menyerahkan Eunkyung pada Jungkook yang langsung mendudukan bayi itu di pangkuannya. Pemuda Jeon itu mengumpat kecil, tapi tetap menahan Eunkyung di perut saat si bayi hendak merangkak mendekati Jimin.

"Maaaa! Maaaa!"

Eunkyung setengah berteriak. Dua penggal kata itu terus ia ucapkan dari bibirnya yang mungil, memanggil Jimin agar kembali. Eunkyung bahkan memukul-mukul lengan Jungkook yang melingkari perutnya agar ia bisa lepas dan mendekati Jimin yang menahan tawa geli keluar dari mulutnya.

Dan Jungkook, dengan sengaja, tetap menahan bayi itu di sisinya. Sudah siap-siap meluncurkan tawa kala Eunkyung makin kesal dengan mata yang berkaca-kaca juga tangan yang menggapai-gapai--berharap Jimin kembali dan menggendongnya lagi. Dan seakan-akan (atau memang benar) Eunkyung tidak ingin ada dalam genggaman Jeon Jungkook.

"Oh, astaga. Aku tidak bisa meninggalkanmu kalau begini," kata Jimin, terkikik geli. Melihat Eunkyung dengan bibir bergetar dan air yang siap jatuh di ujung mata, akhirnya Jimin menghampirinya.

Jungkook mendengus melihat itu. Salah satu alasan kenapa Jungkook tidak bisa berjalan baik dengan bayi adalah karena dia tidak punya aura seperti yang Jimin miliki--yang bisa membuat orang lain nyaman bahkan pada saat pertama kali bertemu. Yang Jungkook punya malah aura konyol yang akan membuat orang-orang menjauh karena tingkah aneh dan cengirannya yang tolol.

Tapi Jungkook tidak bisa menahan senyum ketika Eunkyung nyaman bersandar di dada Jimin. Tampak tenang dan senang. Jimin juga baik-baik saja dengan itu. Malah, terus mengecupi pipi gembul si bayi sampai Eunkyung tertawa lagi.

Jungkook diam-diam menggumamkan 'cute' di bawah napasnya. Mengakui kalau Eunkyung memang begitu--imut, menggemaskan, polos, tak berdosa, imut, imut, dan imut lagi. Jungkook punya soft spot untuk sesuatu yang imut--contohnya kelinci dan pacarnya, tapi sekarang bertambah lagi dengan Eunkyung di urutan kedua.

Tapi, kadang ya, yang bisa membuatnya benar-benar membenci bocah adalah karena mereka bisa melakukan apa pun dan orang lain akan menanggap itu menggemaskan. Jungkook kadang tau, kalau anak-anak itu licik dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Seperti, contohnya, pada Eunkyung.

Bayi itu, dengan mudahnya (tanpa menyadari Jungkook yang mengamatinya dari tadi), mencium bibir Jimin kemudian mengeluarkan tawa lagi. Dan Jimin, sialannya, malah menciumi setiap inchi wajah Eunkyung.

Jungkook tau ia bodoh kalau cemburu pada hal seperti ini. Jadi ketika ia mengambil Eunkyung dari gendongan Jimin dan bilang, "Ya! Jangan mencium pacarku!" Jungkook tau kalau ia akan punya masalah dengan Jimin.

Dan hari itu, Jungkook dapat jitakan gratis di jidatnya. Bonus, memar biru dan ocehan Jimin yang bergema di apartemen pagi itu.

 Bonus, memar biru dan ocehan Jimin yang bergema di apartemen pagi itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! :D

Ini alurnya emang pelan, lambat aja, biar lama. Jadi ini masih satu hari, belom ganti ya :v

Dan, bayangin Eunkyung kaya gini, tapi agak lebih kecil lagi.

Lucu banget kan :") ga kuat saia :")

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lucu banget kan :") ga kuat saia :")

Regards,
Dra.

aegya | kookminWhere stories live. Discover now