"eunkyung bukan satu-satunya yang merindukanmu, hyung."

5.2K 782 115
                                    

Jungkook serius dan benar-benar tak ingin melihat Jimin marah--tidak pernah, dalam hidupnya, ingin melihatnya membara dengan angkara. Namun sayangnya hal itu terjadi ketika dia kembali dari acaranya kemarin malam.

Wajah Jimin yang marah adalah pemandangan pertama yang Jungkook lihat saat membuka pintu. Alis pria itu bertaut, kerut tercipta di keningnya, dan Jungkook tahu kalau bibirnya sangat ingin mencebik juga mengumpat.

"Sebaiknya kau menjelaskan apa yang terjadi, Jungkook." Dan Jungkook tidak pernah melihatnya semenyeramkan ini.

Untungnya, Jungkook sudah membereskan segala kekacauan yang terjadi kemarin. Yeah, semuanya. Dan, seriusan, butuh usaha keras karena ketiga bocah itu sama sekali benar-benar tak membantu--mereka malah membuatnya semakin kacau. Barulah ketika Mamanya Jihoon menjemputnya dan Guanlin, lalu Eunkyung ia tidurkan, Jungkook bisa berberes dengan tenang walau sambil misuh-misuh.

Jadi sekarang mereka di sofa, dengan latar belakang tv; menayangkan sinematronik komedi yang sedang naik daun. Berhadap-hadapan dan menatap mata satu sama lain; Jungkook menjelaskan semuanya serta Jimin jadi pendengar yang baik. Walaupun Jungkook tahu Jimin agak tidak mempercayai ceritanya yang kelewat konyol itu, sih. Tapi pada akhirnya selesai juga, dan mereka bercumbu dengan panas setelahnya--melumat bibir satu sama lain, sarat akan kerinduan, seratus persen tidak peduli pada keadaan.

Suara Eunkyung dari kamar adalah hal yang membuat mereka berhenti. Jungkook menarik diri, Jimin mendorong dadanya dan segera bangkit. Jimin pergi ke dalam sementara Jungkook berdiam dan menunggu.

Pria blonde itu kembali lagi dengan Eunkyung di gendongan. Si bayi tersenyum lebar sekali, tertawa kecil dan kelihatan super hype. Mungkin itu karena dia bersatu lagi dengan Jimin--yang tak lain dan tak bukan adalah mama prianya yang terlalu memanjakannya dengan kasih sayang.

"Oh, astaga, Kyungie. Kau tahu aku sangat merindukanmu," katanya sambil terus menciumi bayi itu.

Dan Jungkook ada di sisi lain, menatapi dengan tajam, dan jelas-jelas cemburu karena perhatian Jimin sepenuhnya sudah beralih pada Eunkyung. Jimin terus mendekapnya dengan erat, menciumi setiap sisi wajahnya dan menggelitik sang bayi sampai tawanya terdengar ke sepenjuru ruangan.

(Kadang Jungkook punya pikiran untuk menjual Eunkyung ke pasar gelap, walaupun dia sangat sayang juga, sih.)

"Bayiku sayang, apa Jungkook merawatmu dengan baik, hm?" Dia bertanya main-main, tapi untungnya Eunkyung mengangguk semangat seakan paham (dan Jungkook bernapas lega saat dia melakukan itu).

Tapi tetap saja, itu tak mengurangi fakta kalau Eunkyung merebut Jimin darinya. Apalagi ketika Eunkyung enggan melepaskan diri dari Jimin, menempel terus di sisinya lalu bermanja-manja ria. Mereka memutuskan untuk nonton film; dan mereka memutuskan untuk menontoni mahluk kuning-kuning yang sangat banyak--dan Jungkook tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan karena, sial, bahasa apaan sih, itu? Alien?

Dan posisi mereka begini; Jimin bersandar nyaman pada bahu Jungkook, Eunkyung ada di pangkuannya sambil mengunyah dot, dan Jungkook sendiri merengkuh bahu Jimin agar dia semakin dekat juga bisa menciumi pucuk kepalanya.

Mereka selesai jam sebelas. Terlalu malam, dan si bayi bahkan sudah tidur ketika filmnya masih berlanjut separuh jalan. Tapi itu artinya kesempatan bagus buat Jungkook untuk modus (hitung-hitung atas keabsenan Jimin tiga hari ini). Makanya dia sepik-sepik menggenggam tangannya, menciumi setiap sisi wajah yang bisa ia raih--atau bahkan mengelus pahanya.

(Kadang, Jimin heran kenapa dia bisa bersama pria semesum Jungkook.)

Dan pada akhirnya, karena Eunkyung menangis ketika diletakkan di kamarnya sendiri, mereka bertiga pun tidur bersama. Jungkook harus rela malam ini dia tidak memonopoli Jimin sendirian--Jungkook harus rela berbagi Jiminnya dengan makhluk super menyebalkan tapi sayangnya imut bernama Eunkyung.

Karena bayi itu juga, Jungkook harus lebih berhati-hati. Tak bisa lagi sembarangan meletakan tangan atau kaki--takutnya nanti malah melukai sang bayi. Jadi Jungkook berusaha tidak rusuh malam ini, walaupun dirinya sangat ingin untuk menghancurkan Jimin saking rindunya.

"Eunkyung bukan satu-satunya yang merindukanmu, hyung," Jungkook bilang tepat di telinga Jimin. Berbisik dan menghantarkan ribuan rasa geli ke sekujur tubuhnya. "Rindu itu berat ya. Aku saja tidak kuat."

Yang dibalas oleh sebuah gumaman malas dari Jimin--namun, Jungkook sepenuhnya tahu kalau pipi tembam pacarnya itu dipenuhi rona merah.

"Tidur, Jungkook," katanya. Dia memberikan satu lumatan kecil di bibir tipis pria itu sebelum bilang lagi, "Kita, kan, bisa kencan nanti."

"Tanpa Eunkyung?" Jungkook bertanya, mata berbinar dan ingin memastikan.

"Ya." Dan jawaban yang diberikan pria itu membuatnya tak dapat menahan senyum konyol di wajahnya.

Maka Jungkook bertanya lagi, "Di hotel?"

Sialnya, dia dapat satu sikutan yang menyakitkan di rusuk dan sebuah gumam kesal yang berbunyi, "Tidur di sofa sana!"

Hai gais long time no see :")Ini chapter selingan aja ya, karna saya lupa alur cerita ini gimana (saking lamanya ga disentuh) dan butuh ngebangkitin mood nya dulu :( maafin ya apdetnya lemot bat kek siput dan pendek :")

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai gais long time no see :")
Ini chapter selingan aja ya, karna saya lupa alur cerita ini gimana (saking lamanya ga disentuh) dan butuh ngebangkitin mood nya dulu :( maafin ya apdetnya lemot bat kek siput dan pendek :")

aegya | kookminWhere stories live. Discover now