Ice Prince' 4

3.3K 249 36
                                    

Happy reading

.

.

.

"Vino! Balikin handphone gue!" Pekik Dodit terkejut karena Vino secara tiba - tiba mengambil barang miliknya. Tentu saja Dodit marah, orang lagi asik chat'an sama gebetan malah di gangguin.

"Vino! Balikin gak?!" Vino menggeleng tanda tidak mau. "Ya udah! Jangan salahin gue barang milik lo ini berada di tempat sampah!" Ancam Dodit dengan sebuah barang. Barang yang dimaksud Dodit adalah boneka teddy bear. Teddy bear adalah bonekan kesayangan Vino, yang selalu menemaninya tidur jika Vino sendirian. Biarlah orang berkata yang tidak - tidak padanya, toh ini hidupnya bukan hidup mereka. Kenapa mereka yang repot?

Vino yang tadinya asik mengamati handphone Dodit, kini beralih ke arah Dodit. Vino terbelalak, itu boneka kesayangannya. Secepat kilat Vino bergegas menghampiri Dodit dan mengembalikan handphone nya.

Dodit tersenyum miring. "Ck, lo takut barang kesayangan lo gue buang?" Tanya Dodit dengan nada sedikit mencibir. Vino tak menjawab tapi dia melayangkan sebuah tatapan tajam ke arah Dodit.

"Lo mau kemana?" Tanya Alvin yang sedari diam saja, saat ekor matanya menangkap Nando beranjak dari tempat tidurnya segera ia alihkan pandangannya.

"Mandi," ucapnya datar, lalu pergi ke kamar mandi. Belum sampai berada di kamar mandi, suara Vino membuatnya berhenti.

"Nando! Gue ikut," ujar Vino beranjak pergi ke tempat Nando. Alvin dan Dodit bergidik ngeri, mereka berpikir kalau Vino yang bersama mereka ini bukan teman mereka, tapi orang lain atau makhluk tak kasat mata yang menyamar jadi Vino.

Nando memutar bola mata malas, sebelum Vino menghampirinya dengan segara ia melangkahkan kaki jenjangnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Nando! Bukain! Gue mau masuk nih." Vino mengetuk pintu kamar mandi, tapi tak ada sahutan satupun dari Nando.

Dodit bergidik ngeri, melihat ke arah Vino geli. "Astaga! Geli amat gue punya temen kayak lo, homo!" ucap Dodit sambil menekan kata 'homo'.

Vino mengendikkan bahu acuh, lalu berjalan menghampiri Alvin yang sedang berbaring di kasur Nando. Vino mengendap, detik berikutnya Vino sudah berbaring disamping Alvin sembari memeluknya.

Alvin merasa risih dipeluk oleh Nando segera menepis, lalu duduk. "Apaan sih lo?! Geli tau!" Alvin beranjak menuju ke balkon kamar Nando. "Kalo cewek mah mending. Lah, ini? Cewek bukan, cowok bukan." lanjutnya, menghiraukan sumpah serapah Vino padanya.

Vino nyengir lebar saat melihat handphone Nando tergelatak di atas nakas. Sebuah ide terlintas, tanpa babibu lagi Vino mengambil, lalu mengetik sebuah pesan. Sebelum Nando keluar dari kamar mandi, Vino melentakkan kembali ke tempat semula. Bahagia? Tentu! Vino, Dodit, dan Alvin tidak pernah sama sekali menyentuh handphone Nando. Terkecuali Alvin, dia pernah menyentuh handphone milik Nando. Tapi, itupun bisa dihitung dengan jari.

Setelah selesai melakukan ritual itu, Nando memakai baju kaus polos berwarna putih dan celana berwarna hitam. Tak lupa dengan rambut yang masih basah dikeningnya, so perfect.

"Mereka kemana sih? Jadi apa nggak nih? Astaga, gue ga lumutan 'kan?" ucap Vino yang sedari tadi mengoceh tak jelas sambil melihat dirinya dicermin memastikan kalau dia tidak lumutan.

Ice PrinceWhere stories live. Discover now