Ice Prince' 8

1.1K 70 17
                                    

Jangan lupa vote and comment, kritsarnya juga sangat dibutuhkan:)

💭💭💭

Chiya menopang dagunya menggunakan tangan kanan, lalu tangan kiranya mengetuk meja pelan sembari menatap malas makanan yang ada di atas meja.

Vanni menoleh ke arah Chiya. "Kok lo diem aja?" tanyanya heran. Tumben sekali Chiya diam disaat seperti ini, tadi sebelum istirahat dialah yang paling bersemangat ingin pergi ke kantin.

"Nggak papa," balas Chiya malas sambil menyuap makanannya.

"Mau banana milk nggak?" Oliv menyodorkan banana milk yang ada di tangannya, "Ini minuman yang disukai Jungkook BTS, tadi gue nggak sengaja liat ini jadi ya gue ambil."

"Sejak kapan lo suka Korea? Kesambet apa lo?" celetuk Chiya.

Oliv terkekeh. "Tadi malem," ucapnya seraya duduk.

"Lo masih mikirin yang tadi?" tanya Oliv, "udah nggak usah dipikirin lagi, lo kan disuruh pulang sama bang Nathan. Yakali dia marah."

Vanni mengernyit tidak mengerti apa yang barusan Oliv katakan. "Dia siapa?" celetuk Vanni.

"Bukan siapa-siapa," jawab Chiya cepat.

"Lo tau nggak kenapa Cici di dalem kelas tadi pengen cepet keluar?" Vanni menggeleng, "Cici merasa bersalah nggak bantuin Nando ngerjain tugas, karna dia disuruh pulang sama bang Nathan makanya gue bilang nggak usah merasa bersalah, kalo nggak bersalah," ujar Oliv

"Kok lo nggak cerita sama gue sih Ci?" tanya Vanni kepada Chiya.

Chiya menghela nafas kasar. "Gimana mau cerita, lo ke kantin lebih dulu dari kita."

"Oh," jawabnya. "Lo nggak usah merasa bersalah kalo lo udah minta maaf sama dia," lanjut Vanni.

Bruk!

Oliv menggerbak meja kantin. "Bener juga kata lo, tumben lo pinter," Oliv menyetujui perkataan Vanni.

Vanni menatap tajam ke arah Oliv. "Oh jadi selama ini gue nggak pinter gitu?"

"Bukan gue yang bilang, barusan lo sendiri yang ngomong," jawab Oliv santai. Vanni mendengus kesal.

"Sebenarnya gue belum minta maaf," ucap Chiya pelan, tapi masih didengar oleh kedua sahabatnya.

Oliv dan Vanni kaget mendengar apa yang dikatakan Chiya. "Apa?!" teriak mereka bersamaan.

💭💭💭

Chiya berbaring menatap handphone sesekali menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan kembali apa yang terjadi di kantin sekolah membuatnya badmood. Pasalnya kedua sahabatnya memarahinya habis-habisan, tidak hanya di kantin, mereka pun memarahi Chiya sampai pulang sekolah. Kenapa mereka marah? Jawabannya ya hanya menyuruhnya agar segara meminta maaf.

Chiya tahu, ini salahnya. Dia ingin sekali meminta maaf, tapi Chiya terlalu canggung ketika berada didekat Nando yang super cuek itu.
Chiya menjambak rambutnya pelan, frustasi. Apa yang harus dia lakukan? Jikalau bukan Nando pasti dia sudah meminta maaf hari itu juga.

Semakin frustasi, Chiya memutuskan untuk meminta maaf melalui chat.
Chiya membuka grup lalu mencari awalan huruf R, yaitu Reyvan Anando. Chiya tidak menyimpan nomor Nando, untuk apa jika dia sendiri pun tidak menyimpan nomornya, pikirnya.

"Ketemu," katanya setelah beberapa saat mencari nomor Nando. Tanpa basa basi Chiya langsung mengirim pesan, lalu mematikan layar handphone-nya.

Lima menit sudah berlalu, tetapi bunyi pesan masuk belum ada juga. Jadi, Chiya memutuskan pergi sebentar ke ruang tamu melihat apakah ada Papa-Mamanya di sana.

Setelah sampai di ruang tamu, bukannya melihat kedua orangtuanya. Chiya malah melihat pemandangan yang nggak banget. Coba kalian pikirkan, seorang laki-laki, pake koloran, rambut acak-acakan, cemilan berserakan di lantai sembari menonton tv. Entah film apa yang dia lihat, Chiya pun tidak tahu. Lebih tepatnya Chiya tidak perduli.

Chiya melentakkan minuman dan cemilan yang ada di tangannya ke atas meja kecil di samping sofa yang diduduki Nathan. "Abang!! Kotor tau!" murka Chiya. Tapi Nathan acuh tak acuh.

Merasa geram Chiya yang tidak dihiraukan, dia pun menarik telinga Nathan lalu berbicara dengan lembut tepat di telinga. "Abang.. nanti Mama liat lo bisa kena marah," ucap Chiya dengan suara selembut mungkin.

Mendengar suara Chiya yang berbicara seperti itu membuat bulu halus Nathan berdiri. "Apaan sih lo! Ganggu aja," desis Nathan sembari mengusap tangannya.

Chiya hanya menjawab dengan dagunya, menunjuk cemilan yang berserakan di lantai.

"Iya-iya gue tau. Nanti juga gue bersihin."

"Hmm," balas Chiya, lalu melihat disekitarnya. Sepi, dimana Mama dan Papanya? Pikirnya.

"Tumben nggak ada di sini," kata Chiya lalu duduk di samping Nathan.

Nathan menoleh ke samping. "Apa kata lo barusan?" Dia tidak terlalu mendengar apa yang Chiya katakan.

"Bokap-Nyokap mana?" tanya Chiya heran.

"Bokap ada meeting, Nyokap masih di Bandung." Chiya mengangguk pertanda paham, berdiri, lalu mengambil kembali minuman dan cemilannya menuju kamarnya.

Setelah tiba di kamarnya, Chiya menaruh yang ada di tangannya ke atas nakas, mengambil handphone mengecek apakah Nando sudah membalas chatnya.

Bak petir disiang bolong. Balasan dari Nando membuat Chiya terkejut, lebih parahnya lagi dia terkejut setelah melihat chat yang dia kirim kepada Nando. Bukannya mengirim pesan meminta maaf, tetapi Chiya malah mengirim pesan yang lain.

Chiya menepuk jidat. "Ogeb," ucapnya pada diri sendiri.

Segara Chiya mengganti pakaiannya, menggunakan liptint agar tidak pucat, memakai parfum, lalu melihat arloji di tangannya.

"Oke, nggak terlalu malem." katanya lalu pergi menuju tempat tujuan.

💭💭💭

Hi guys aku update lagi!!
Maaf updatenya lama

Tbc

Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang