Bagian 22

577 45 2
                                    


.
.
.

#-#-#

Suasana ruangan itu tampak mencekam. Beberapa orang yang duduk saling berhadapan terlihat memerhatikan seorang pemuda yang berdiri di dekat meja, menghadap seorang pria yang duduk di kursi kebesaran miliknya.

" Derry bilang kamu berteman dengan Youren Miika. Apa benar begitu?" tanya pria yang tak lain adalah Aryo.

Wanita yang duduk di ujung sofa panjang hendak berdiri, berniat membela pemuda yang tengah disidang di depannya. Namun sebuah tangan menahannya, membuat ia menoleh pada pria yang duduk di sebelahnya yang kini sudah melemparkan tatapan memperingatkan padanya.

" Ya, benar." Pemuda itu menjawab tenang.

" Kamu sedang membuat rencana pemberontakan?"

" Tidak," sahutnya tegas. Kepalanya yang sejak tadi ditundukkan terangkat. " Dia mencurigakan. Karena itu saya mendekatinya."

" Apa karena dia punya hubungan dengan Jhon?" tanya Aryo lagi, seraya melirik Jhon yang masih menahan lengan Sekar agar tetap duduk di tempatnya.

" Begitulah. Tapi saya juga kurang yakin dengan hal itu."

" Aku tidak percaya padamu," balas Aryo tegas.

Mata pemuda itu menajam. " Apa yang harus saya lakukan agar anda percaya padaku?"

Aryo tertawa pelan sesaat. " Kamu harus membunuh seseorang untuk mengembalikan kepercayaanku."

" Jangan, Ari!" wanita itu berdiri dari duduknya dengan cepat dan menghampiri Ari yang masih bergeming di tempatnya.

" Siapa?"

" Ari!"

" Aku akan memberitahumu nanti. Ingat, kalau kamu tidak bisa membunuhnya, kakakmu yang akan mati."

Ari melirik sekilas wanita yang berdiri di sampingnya dengan wajah pucat. Lalu beralih menatap tangan wanita itu yang mencengkeram lengannya erat. Ia memejamkan matanya sesaat sebelum menjawab.

" Akan kulakukan."

#-#-#

Jean mendapati pemandangan aneh pagi ini. Ia hanya bisa memerhatikan Miika dengan raut heran saat melihat gadis itu duduk bersama Juno, Ari, dan Elang di kantin saat jam istirahat. Gadis itu dengan santainya mengobrol dan bertanya pada Ari, meskipun pemuda itu hanya menjawab sekadarnya saja dan tetap memasang wajah datar. Jean tidak paham dengan situasi yang dibuat Miika, ia tidak tahu apa alasan gadis itu berada di sekolah ini, ia tidak tahu kenapa Miika mendekati Derry dan sekarang malah menempeli Ari. Memangnya ada apa dengan pemuda itu? Kenapa Miika sekarang mendekati Ari? Siapa Ari sebenarnya? Ia tidak paham dengan perilaku Miika yang benar-benar sulit ditebak dan entah kenapa otaknya selalu memikirkan hal-hal aneh tiap kali gadis itu mendekati seseorang. Seolah-olah Miika memang memiliki niat tersembunyi saat mendekati orang itu.

" Sejak kapan dia nempelin Ari begitu?" tanya Jean pada teman-temannya yang duduk bersamanya di kantin.

" Lo nggak tahu? Dia nempelin si Ari sejak dua minggu yang lalu kayaknya. Udah lama kok. Tiap ketemu aja sok nyapa sambil senyum gitu." Adrian yang menjawab pertanyaan Jean sambil menunjuk-nunjuk sosok Miika dengan garpu di tangannya.

" Kenapa lo? Ngerasa tersaingi?" tanya Abi diikuti dengan kekehan Romi yang duduk di sebelahnya.

Alena dan Giana ikut tertawa. " Bukannya kamu yang ngerasa tersaingi, Bi? Kamu naksir Miika, kan?" tanya Giana menggoda.

Jean dan yang lain tertawa saat melihat raut wajah Abi yang berubah sebal.

" Nggak ya. Gue mah nggak peduli Miika deket sama siapa."

Another Half ( Dragon #2 ) Where stories live. Discover now