Bagian 31

529 44 2
                                    


Ada yang nungguin notifnya si Ryuu? Hehehe... ^^

.
.
.

#-#-#

Giana dan teman-temannya memandang bingung sosok yang tidak mereka kenal yang tiba-tiba menghampiri mereka dan duduk di meja yang sama. Tadi Miika menghubungi Giana karena mereka memang ingin bertemu gadis itu, dan mereka membuat janji di kafe ini, tapi...

" Lo Miika?" Adrian yang pertama kali angkat suara.

Empat orang lainnya langsung memerhatikan sosok orang yang baru saja mendatangi mereka. Orang itu mengenakan kemeja putih yang dilapisi sweater berwarna peach, serta celana panjang dan sepatu yang juga berwarna putih. Rambut pendeknya diwarnai merah dan ada tindikan di telinga kirinya. Alis Giana berkerut, mencoba memastikan apa benar-benar orang yang di depannya adalah Miika dengan versi wajah berbeda.

" Ya, aku Youren Miika. Ini wajah asliku."

Romi yang sedang meminum jusnya langsung terbatuk keras, sedangkan yang lain masih menganga takjub melihat Ryuu.

" Nama lo yang asli kalo nggak salah... Ryuu?" kali ini Abi yang bertanya.

Orang itu mengangguk. " Ya, namaku Ryuu. Ryuuzaki."

" Lo beneran Miika?" tanya Adrian tak percaya.

Ryuu mengangguk lagi. " Hmm." Tangannya melambai memanggil pelayan, lalu bertanya. " Jadi, ada perlu apa kalian ingin menemuiku?"

Giana tampak berdehem pelan. " Jadi, kami..."

" Pekerjaan lo sebenarnya apa? Kok lo bisa disuruh jadi bodyguardnya Gia?" Adrian memotong dengan tidak sabar.

Ryuu yang hendak menjawab tertahan oleh seorang pelayan yang datang menanyakan pesanannya. Setelah si pelayan pergi, ia kembali memfokuskan diri pada lima orang yang kini sangat penasaran dengannya.

Ryuu tampak berpikir keras. " Pekerjaanku? Sulit menjelaskannya." Ia berujar seraya menggosok ujung hidung.

" Sebenarnya, aku pengangguran." Ryuu menopang dagu dengan sebelah tangan.

" Pengangguran?" Alena hampir saja memekik kaget. Tampak raut tidak percaya gadis itu mendengar ucapan Ryuu.

" Ya," Ryuu mengangguk. " Pekerjaanku cuma duduk mengamati orang lain bekerja. Apa bedanya dengan pengangguran?"

" Lalu perusahaan Emerald..."

" Aku nggak bohong soal itu pada kalian. Aku memang pewaris resmi perusahaan itu. Sebenarnya itu adalah perusahaan milik keluarga ibuku, tapi karena ibuku sudah meninggal dan pamanku yang menjadi presdir sekarang adalah anak angkat, jadi semua aset perusahaan akan jatuh padaku. Yah, semacam itulah." Ryuu memotong pertanyaan Abi. Ia menyesap kopi yang baru saja dipesannya, tidak memedulikan wajah-wajah terkejut milik lima orang yang duduk bersamanya.

" Tapi, kenapa lo mau jadi bodyguardnya Giana?" tanya Adrian penasaran. Tentu saja, bukankah sangat aneh jika orang sekaya Ryuu bersedia menjadi penjaga orang lain?

" Ah, itu karena balas budi. Pak Hari pernah menolongku dulu, dan beliau memintaku secara pribadi untuk menjaga Giana, bukan sebagai seorang polisi, tapi sebagai ayah yang ingin memastikan keselamatan anaknya. Awalnya aku menolak permintaannya, sebagai gantinya aku meminjamkan beberapa anak buahku untuk membantu polisi menyelesaikan beberapa kasus berat, tapi ternyata aku nggak bisa mengabaikan permohonan seorang ayah untuk menjaga anaknya. Jadi, akhirnya aku datang meskipun agak terlambat."

Lima murid SMA itu tampaknya bisa menerima paham dengan penjelasan Ryuu. Terlihat dari ekspresi wajah mereka.

" Anak buahmu? Kenapa anak buahmu bisa membantu polisi?"

Another Half ( Dragon #2 ) Where stories live. Discover now