B-10

12.7K 521 8
                                    

Bilan ingin sekali menabok guru yang ada di depan. Ia seenaknya sekali, jarang masuk kelas tapi sekalinya masuk ngasih tugas seambrek. Juga jarang menerangkan bagaimana rumus untuk mencari jawabannya. Sekalinya menerangkan berbelit-belit. Susah dipahami. Murid ngerjain tugas, dia malah Video Call. Dan itu mengundang kebencian para murid.

Bilan menoleh ke arah kirinya. Ia melihat Nita yang anteng memecahkan soal dari Bu Cicin. Mencari rumus untuk menjawab soal yang diberikan oleh Bu Cicin dengan susah payah tapi tidak mengeluh. Buku hitungannya sudah penuh karena Nita sudah mencoba menggunakan beberapa rumus.

Sesekali Nita terus membenarkan rambutnya karena terus turun dan itu mengganggu kefokusan Nita. Nita lupa tidak membawa ikat rambut, karena kebiasannya Nita adalah suka lupa menyimpan ikat rambut. Kadang ia suka mengambil seenak jidat ikat rambut milik kakaknya.

"Nit, lo bisa?" Tanya Bilan sambil memutar-mutar pensil ditangannya.

"Dicoba. Siapa tau kan bisa. Kita harus usaha kalo pingin punya kemajuan. Jangan kaya, melongo mulu. So merhatiin guru. Tapi tatapan lo kemana aja. Giliran disuruh ngisi soal malah celingak-celinguk gak jelas. Kapan lo mau pinter? Kasian ortu lo udah bayarin lo buat sekolah, tapi anaknya cuek bebek sama pelajaran" Jawab Nita sambil menggulung rambutnya. Tapi rambutnya tetap jatuh karena rambut Nita terlalu lembut dan tebal.

Bilan yang melihat itu berdecak kesal"Gue gak ngerti, Dani. Dan gue males ngerjain. Ngapain ngerjain tapi gak dinilai. Kalo dinilai juga cuma tanda tangan doang. Gue gak butuh dan gak minta tanda tangan guru. Ga penting" Jeda sejenak"Oh ya, pesen buat lo, kalo ke sekolah bawa iket rambut, ribet sendiri kan. Dasar cewek. Besok-besok bawa iket rambut. Gue yang ngeliatnya juga ribet, gak gerah apa itu rambut lo panjang amat mana tebel lagi. Terus itu rambuat bawah lo ngegulung gitu, pasti kutu-kutu pada gelantungan disana. Iya kan?"

Nita menyimpan pensilnya dengan kasar. Segera menatap Bilan dengan tatapan tajam"Lo bisa diem gak sih? Ngomong mulu, fokus gue jadi ilang. Dengerun gue, lo emang gak butuh tanda tangan guru, tapi seenggaknya lo dateng ke sekolah buat cari ilmu. Orang-orang yang disekolahin itu karena mereka bodoh, kalau mereka pinter gak mungkin mereka disekolahin. Bedanya tinggal kita bisa apa enggak buat merubah kebodohan itu. Dan inget, gue lupa nyimpen iket rambut. Dan stock iket rambut kakak gue udah abis. Gue males beli"

"Serem"

Nita membulatkan matanya dan memukul dada bidang Bilan"Gue ngomong panjang lebar. Dari A sampe Z, lo cuma jawab"

"Serem" sambungnya sambil menirukan gaya bicara Bilan.

Bilan malah nyengir tanpa dosa"Iye, ibu negara. Abisnya gue liat lo serius banget, kan geli gue liatnya. Jangan terlalu serius nanti cepet tua. Lo mau masih SMA tapi wajahnya kaya emak-emak?"

"Heh, itu mulut cowok, apa cewek sih? Lo banyak ngomong tau gak? Gue gedeg banget duduk sama lo" Nita berani berbicara dengan suara yang tidak terlalu pelan karena ia sempat melirik dulu Bu Cicin yang sedang asik bermain ponsel, jika ia tertangkap basah sedang berdebat dengan Bilan, ia akan membalas omongan Bu Cicin dengan apa yang telah guru itu lakukan selama mengajar di kelas. Adil bukan?

"Gue becanda kali, Dan. Serius amat sih jadi orang"

"Gue gak lagi becanda, Bilan"

"Oh, lo mau gue seriusin?"vGoda Bilan sambil mendekatkan wajahnya kepada Nita.

"Dih, jauh-jauh lo" Ucap Nita sambil menoyor jidat Bilan menggunakan jari telunjuknya. Tiba-tiba ide melintas dipikirannya Nita"Bila" Panggil Nita.

"Ko Bila? Itu kan nama cewek"Protes Bilan.

"Lo juga panggil gue Dani. Itu kan nama cowok. Biar adil aja" Ia teringat kembali kepada tujuannya"Udah lah gak penting. Kita buat kesepakatan gimana?"

Alis Bilan terangkat satu" Kesepakatan?"

Nita mengangguk"Iya, kesepakatan. Jadi gini"Nita menggantungkan omongannya. Yang Bilan heran, Nita malah mengeluarkan tipe-x dari tempat pensil. Bilan juga tidak tahu apa yang akan dilakukan Nita.

"Lo mau ngapain?"

Nita tidak menjawab. Tapi Nita malah membentuk garis di tengah-tengah meja mereka. Namun wilayah Nita lebih luas dibanding wilayah Bilan. Nita tersenyum licik"Nah, jadi gue bikin garis ini untuk membuat wilayah sendiri-sendiri. Kalo dari salah satu kita menggunakan wilayah orang lain, walaupun cuma dikiiiiiit aja, itu gak boleh" Jeda sejenak. Nita menunjuk wilayahnya sendiri"Awas aja kalo lo nyentuh wilayah gue"

"Gak ada kerjaan banget lo. Terus kenapa wilayah lo lebih luas?"

Nita mengangkat bahunya acuh tak acuh sambil tersenyum miring, ia sangat puas membuat Bilan kesal"Ya gimana lo aja sih. Kalo lo gak mau, siap-siap aja nerima tantangan dari gue. Dan lo harus mau. Masalah yang wilayah gue lebih luas, karna gue cewek jadi cowok harus ngalah. Anggap aja ini tantangan dari gue buat lo"

"Dih, ko curang sih? Enggak bisa gitu dong. Kalo lo mau ngasih tantangan itu yang adil. Cewek emang egois. Sini biar gue yang garis" Bilan mengambil tipe-x di meja wilayah Nita tapi dengan cepat Nita merebutnya karena Bilan sudah mengenai wilayahnya.

"Karena ini belum mulai, jadi gue maklumin. Kalo udah mulai lo gak boleh masuk wilayah gue" Ujar Nita sambil menunjuk wilayahnya menggunakan jari telunjuknya.

"Pusing sebangku sama yang kek beginian mah" Gumam Bilan namun masih bisa terdengar oleh Nita dengan jelas.

"Lo ngomong apa tadi?" Nita bertanya dengan dagu terangkat sambil bersedekap dada.

Bilan segera menggelengkan kepalanya"Enggak. Oke, sebagai laki-laki yang gentleman dan gantengnya gak ada yang punya kecuali gue" Jeda sejenak. Bilan mengambil napas lalu berkata"Gue terima tantangan lo!"

Nita menganggukkan kepalanya"Oke. Dan, kesepakatan ini dimulai dari sekarang, teeeeeng" Nita menekan meja seperti sedang menekan tombol untuk memulai perlombaan.

"Siapa takut!" Bilan melipatkan tangan di dadanya sama seperti yang Nita lakukan. Mereka bertatap muka dengan muka yang so misterius"Kalo diantara kita ada yang kalah. Hukuman yang pas apa?"

***

Heyyo...

Kira-kira hukuman apa yah yang akan mereka buat?Ah entahlah tanyain aja ke Bilan sama Nita kalo ketemu di jalan.

Greget sendiri deh ngetik bagian Bilan sama Nita ngomong kek gitu.Mereka itu kaya aku sama dia.Ga mau kalah ngomong(Eittss curhat dah)

Makasih buat yang udah comment.Comment nya banyakin lagi yah gaes.

Karena comment dari kalian itu membangun.Pokonya makasih buat yang udah baca,vote,comment.

Oiya kalo mau comment jangan panggil kakak yah.Panggil aku nama aja.Mau mayang,may,yang,tukang londri,ceu edoh,wayang,cepot.Serah dah asal kalian comment

Buat yang nungguin mayang update pasti akhir-akhir ini bakal telat soalnya sekarang lagi UAS.Semangat buat yang UAS

See you di next chap.

Kalo ada saran apa kritik boleh juga chat mayang

WA sini aja hehe: 089625969292

Salam dari Bidan dan Bini.
Maksud Bidan=Bilan Danita
Maksud Bini=Bilan Nita

Bukannya Bidan yang kek dokter.Dan Bini istri.Dalam cerita ini,Beda.Wkwkwk.

BILAN [Terbit]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant