true or false 2

2K 126 0
                                    

di salah satu ruang rawat di Seoul Hosiptal terasa dingin dan hening, hanya aura kesedihan yang mendominasi

terlihat salah seorang namja memandang sendu ke arah sahabatnya yang terbaring di ranjang, dengan selang infus, alat bantu nafas, tubuh yang penuh bekas luka serta perban yang melilit kepalanya.

tubuhnya tak sepucat saat malam dimana semua itu terjadi, dan tubuhnya pun tak sedingin kemarin.

malam itu, setelah Chanyeol celaka karena menolongnya dari hantaman kursi oleh Tao.

Sehun menangis seperti orang gila, dia menjadi sangat panik melihat tubuh Chanyeol yang penuh dengan darah.

tanpa berfikir dua kali, dia bangkit dan menggendong Chanyeol di punggungnya, sedikit kesusahan karena faktanya badan Chanyeol sedikit lebih besar dari Sehun.

jalanan sangat sepi, tak ada mobil yang melintas sama sekali dan menunggu bus hanya akan membuat Chanyeol mati.

hingga akhirnya dengan sisa tenaga nya dia berlari menggendong tubuh lemah Chanyeol, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya sendiri yang seakan remuk sana sini.

wajahnya masih penuh dengan noda darah, baju seragam yang lusuh, rambut acak acakan, dan kaki telanjang karena dia pun tak tahu sejak kapan sepatunya terlepas, entahlah itu masa bodoh, karena Chanyeol lebih penting dari apapun termasuk telapak kakinya yang mulai berdarah karena menginjak kerikil, jejak darahnya tercetak di sepanjang jalan yang dia lewati.

mungkin sekilas mereka berdua terlihat seperti gelandang yang nyawanya diujung tanduk, meskipun kenyataannya mereka adalah pewaris perusahaan orang tua masing masing dan nilai lebihnya adalah mereka tampan, tepatnya sangat tampan untuk ukuran gelandangan.

@hospital

Sehun masih memandang sendu tubuh Chanyeol, ini sudah pukul 8 pagi tapi dia belum membuka matanya juga.

dokter bilang dia kehilangan banyak darah serta patah tulang pada kaki nya, dan tadi Sehun sempat bertanya kenapa Chanyeol belum bangun juga dan dokter bilang itu hal wajar karena saat dibawa kesini kondisinya sangat lemah sehingga mempengaruhi kesadarannya.

"kenapa? kenapa kau selalu menolongku eoh? saat aku benar kau mendukungku, saat aku salah kau selalu membenarkanku"

"....."

"kau tahu Chan? bahkan kau lebih berarti dari appa dan eommaku"

"....."

"dulu sebelum mengenalmu, aku selalu merengek pada kedua orang tua ku agar memberikanku adik. tapi kau tahu bukan? bahkan hanya seorang Oh Sehun saja mereka tak mampu mengurusnya bagaimana jika ada keturunan Oh yang lain?. mereka hanya dua mesin pencari uang, aku membencinya hikz- hikz"

"....."

"semua berubah sejak kita menjadi sahabat di hari pertama junior high school, kau merubahku. aku merasa mempunyai seorang hyung, seperti keluargaku kembali utuh. kau seperti seorang eomma saat aku sakit, kau seperti seorang appa yang mengajarkanku hal hal baru, kau seperti seorang hyung saat menemaniku bermain, bahkan ada saat dimana kau akan berubah seperti seorang adik untuk ku"

"......."

"maaf karena selalu membawamu dalam masalah, membuatmu terluka, dan menjadi teman yang buruk untukmu"

"......"

"aku selalu ingin menjadi Sehun yang melindungi Chanyeol, tapi kenyataannya aku hanya Sehun yang lebih sering membuat Chanyeol terluka"

"......"

"maaf, aku hikz aku terlalu bu-hikz buruk untukmu"

Sehun hanya mampu menunduk dengan tangis tersedu sedu di sebelah ranjang Chanyeol, hanya Chanyeol yang membuatnya seperti ini. bahkan dia tak pernah menangis saat tahu jika kedua orang tua nya bercerai dan mengabaikannya sendirian.

tanpa Sehun sadari, kedua mata yang awalnya terpejam itu sudah terbuka sejak awal Sehun bicara tadi.

Chanyeol hanya diam dan mendengarkan semua cerita Sehun, tanpa sadar setitik air mata mengalir dimatanya melihat Sehun yang seperti sekarang.

"kau seperti adikku sendiri, bagaima mungkin aku melihatmu terpuruk sendirian?"

"h-yung? ka-u?" Sehun terkejut mendengar suara yang sangat ditunggunya, ternyata sedari tadi dia bangun dan mendengar semuanya.

"sejak pertama bertemu denganmu, kau membuatku teringat tentang Baekhyun. adikku yang meninggal saat aku masih sekolah dasar" Chanyeol kembali merasakan rindu pada adik nya yang telah pergi itu.

"ma-af" cicit Sehun merasa tak enak, dia tahu Chanyeol masih sedih mengingat hal itu.

"kau mirip seperti Baekhyun, dulu aku gagal menjaganya karena itu aku tak ingin menjadi hyung yang gagal kedua kalinya, aku selalu ingin menjagamu seperti menjaga Baekhyun. Tapi aku tahu, kau bukan Baekhyun,kau adalah kau Sehun si pembuat onar meski begitu aku tetap menyayangimu"

"aku akan berhenti membuat masalah jika semua hanya akan membuatmu celaka karenaku, mianhae..."

"tak perduli benar atau salah, aku tetap bersamamu. tapi yah... lebih baik kau berhenti, sepertinya tubuhku terlalu renta untuk mengurus anak nakal sepertimu kkkkkk" canda Chanyeol menggoda Sehun dengan menaik turunkan alisnya.

"isshh!! dasar haraboeji" Sehun hanya bisa mengerucutkan bibirnya sekarang, Chanyeol kembali menjadi menyebalkan.

"mwo! yak!! ehh? sehun?" Chanyeol menatap cemas penampilan Sehun saat ini

"hm?" hanya gumaman yang dikeluarkan sebagi balasan, masih ngambek rupanya.

"bisa kau minta dokter mengobatimu juga? kau juga terluka tapi malah membiarkannya dan menjagaku. minta juga agar memberimu baju ganti dan merawatmu di ruang ini  bersamaku" Chanyeol menatap penuh perhatian pada Sehun.

kini berganti Sehun yang menatap pemapilannya dari atas hingga bawah. tadi karena terlalu panik dengan Chanyeol dia menolak seorang perawat yang akan mengobatinya.

"hmm yeah, aku... telihat seperti pengemis hehehe" cengir Sehun sambil menggaruk tengkuknya.

"hahahaha pabo! yasudah sana keluar, akun ingin tidur kepalaku masih sedikit pusing" ucap Chanyeol yang sudah memejamkan matanya.

"baiklah yeol"

"panggil aku hyung bodoh!!!"

telat, karena Sehun sudah kabur duluan dengan cekikikan saat mendengar gerutuan Chanyeol.

END

exo's sweet storyWhere stories live. Discover now