Rain

1K 140 7
                                    

•••

Minggu pagi ini hujan turun deras sekali, sederas cinta Daniel pada Seongwoo

•••

"Niel, dingin brr.." Seongwoo menggigil, pagi ini benar benar dingin.

Padahal Seongwoo sudah meringkuk dibawah selimut tebalnya, tapi masih saja dingin.

Daniel-pacar Seongwoo-hanya tersenyum melihat kekasihnya menggigil seperti itu.

"Kan sudah kupeluk, kau mau apalagi?" tanya Daniel.

"Eratkan lagi pelukanmu, Niel.." rengek Seongwoo.

"Iya, iya sini," Daniel menuruti permintaan kekasihnya itu.

Daniel dan Seongwoo berpelukan erat sekali sampai sampai Seongwoo sulit bernapas.

"Niel.. Mpph.. Aku tak bisa napas," Seongwoo mendorong pelan dada Daniel untuk menjauh darinya.

Daniel tertawa, lalu mengendurkan pelukannya dan sekilas mencium dahi Seongwoo.

"Apa kau tidak lapar?" tanya Daniel sembari melihat jam dinding, sudah jam 8 pagi.

Mereka malas sekali melakukan apa apa hari ini, terlebih ini hari minggu dan cuaca sedang turun hujan lebat.

"Kemarin malam kan makanmu tak benar, sayang.." Daniel mengusap pelan pipi kekasih laki lakinya itu.

"Aku lapar, sih.. Tapi malas sekali keluar dari kasur, lagipula aku ingin memelukmu saja seharian," kata Seongwoo.

Daniel terkekeh mendapati kekasihnya sekarang tengah mendusel duselkan hidungnya didada bidang Daniel.

"Nanti kau sakit," kata Daniel.

"Kan kau bisa mengurusku," ketus Seongwoo.

Daniel terkekeh lagi, kembali mengecup Seongwoo, kali ini dibibirnya yang tengah mengerucut lucu itu.

"Delivery saja ya?" tawar Daniel.

Seongwoo mengangguk, tak dipungkiri kalau Seongwoo memang lapar.

"Kau mau makan apa?" tanya Daniel.

"Ayam," kekeh Seongwoo.

"Baiklah kita pesan ayam, pizza juga?" tanya Daniel.

Seongwoo mengangguk lucu, ia memang sangat lapar sekarang.

"Minum?" tanya Daniel lagi.

"Cola saja dan oh iya pesan susu coklat hangat," kata Seongwoo sebagai jawaban.

"Baiklah, sudah kupesan semua," kata Daniel seraya menaruh ponselnya.

"Danik, peluk Ongie lagi dong," rengek Seongwoo lucu.

Daniel tersenyum, kembali mendekap kekasihnya itu.

"Hujannya deras ya," gumam Seongwoo.

"Sederas cintaku padamu," sahut Daniel.

"Alay," kata Seongwoo.

Daniel terkekeh lagi, menyadari kekonyolannya.

"Pagi ini kita gabut sekali ya," kali ini Seongwoo yang terkekeh.

"Aku ingin menciummu," kata Daniel pelan dan tiba tiba.

Nada suaranya berubah, dan Seongwoo tau ini tak baik.

Wajah Seongwoo sudah sepenuhnya memerah sekarang.

Dan, Daniel semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Seongwoo.

Ting!

Itu bunyi bel apartemen.

Astaga, Seongwoo harus berterimakasih pada orang yang membunyikan bel apartemen mereka.

"Niel.. Itu ada yang datang, aku harus membuka pintu ya," alibi Seongwoo, suaranya sedikit tercekat.

Daniel mengangguk pelan, membiarkan Seongwoo membuka pintu apartemen mereka.

Ternyata pengantar makanan yang mereka pesan.

Setelah membayar dan memberi uang tip, Seongwoo berteriak pada Daniel.

"Niel! Makan dulu sini!" teriak Seongwoo.

Seongwoo menata makanan itu dimeja makan mereka. Lalu duduk disalah satu kursinya.

"Sudah datang ya?" tanya Daniel.

Syukurlah, suaranya telah kembali seperti biasa lagi.

Seongwoo mengangguk lucu sambil masih menikmati ayamnya.

"Makanlah," kata Seongwoo.

Daniel pun ikut memakan makanan yang tadi mereka pesan, tapi tak selahap Seongwoo.

"Pelan pelan, Ongie.. Nanti kau tersedak," tegur Daniel.

Seongwoo hanya terkekeh.

Mereka makan dalam diam.

Entah karena Seongwoo yang terlalu fokus pada makanannya.

Atau Daniel yang sebal karena 'acara' nya dengan Seongwoo terganggu.

Padahal kan ia sendiri yang mengusulkan memesan makanan.

Dasar beruang kutub..

•••

Gw tau ini gak jelas

Hehe

So, vomment guys..

Love • OngNiel √Where stories live. Discover now