Love • OngNiel √

Mess

•••

"Mencintai orang itu hak kan? Lalu kenapa aku tak boleh mencintai dia?"

•••

Kenapa dunia ini begitu kaku?

Kenapa semuanya harus selalu terikat pada peraturan bisu yang sebenarnya sangat menyebalkan?

Kenapa didunia ini semua hal harus berjalan semestinya?

Kenapa tak bisa sesekali aku melanggarnya? Demi kebahagiaanku.

Kenapa aku tak bisa mencintai dia?

Kang Daniel.

Oh, tentu saja Seongwoo bodoh.

Masih saja bertanya kenapa kau tak bisa dengan normal mencintai Daniel!

Tentu saja karena kami sama!

Ya, sama.

Aku laki-laki dia juga laki-laki.

Lalu apa gunanya hak asasi manusia jika hal semacam itu tidak diperbolehkan?

Apa gunanya ada cinta jika menyakitkan?

Buat apa Tuhan nyiptain hati kalo cuma buat dipatahin kayak gini? -Magic Hour.

•••

"Seongwoo hyung.." panggil Daniel.

Seongwoo yang tadinya sedang menulis sesuatu dibuku agenda miliknya perlahan mendongak, mendapati beruang-nya memanggil.

"Ada apa?" tanya Seongwoo berusaha tak acuh.

Padahal didalam sana hatinya sedang berdetak sangat kencang, mengingat kalau Seongwoo menyukai Daniel.

Iya, menyukai.. Ah tidak. Seongwoo mencintai Daniel.

"Aku ingin membicarakan sesuatu, hyung. Bisa tutup bukumu sebentar?"

Seongwoo langsung menutup bukunya—yang sebagian besar berisi bagaimana rasa sukanya pada Daniel yang semakin hari semakin besar.

"Cerita apa? Kau memutuskan anak orang lagi hah?" Seongwoo memasang pose ingin memukul kepala Daniel. Membuat pria ber-gigi kelinci itu terbahak.

"Tidak, hyung. Aku justru ingin menembak seseorang." sahut Daniel semangat.

Sudah berapa kali Seongwoo merasa sakit jika Daniel bercerita hal semacam ini padanya?

Sudah berapa kali hatinya retak?

"Siapa?" tanya Seongwoo malas.

"Sebenarnya ini hanya dare sih, hyung. Tapi, aku harus melakukannya." jujur Daniel.

"Jangan terlalu sering menyakiti perasaan orang lain, Danik. Kau bisa kena karma nanti." nasihat Seongwoo.

"Iya, iya hyung.. Lagipula cinta sejatiku tak akan kemana-mana ini selagi aku membuat gelar 'Playboy Cap Kakap'."