Wattpad Original
There is 1 more free part

PDH-8. Pengakuan Hati

55.1K 3.3K 93
                                    

"Tuhan memberikan kamu hidup, bukan karena kamu membutuhkannya melainkan sesorang membutuhkan mu."

-Pelabuhan Dua Hati-

"Ini cewek yang sedang lo deketin?" tanya Dani sambil meletakkan beberapa kertas foto di meja depan Fauzan. Gilang, Kevin dan Reza buru-buru mendekat ke arah Fauzan dan Dani, melupakan permainan billiard mereka sesaat. Fauzan pun mengamati foto tersebut, di sana ada fotonya bersama Faiza di rumah sakit minggu kemarin.

"Gak mungkin," jawab Kevin cepat. Gilang ikut mengangguk. Tidak percaya kalau Fauzan mendekati gadis yang ada di foto tersebut.

"Temannya kali, mana mungkin dia tertarik ama gadis salehah. Seleranya kan kayak Kiara, iya nggak?" tanya Gilang meminta persetujuan Kevin.

Kevin mengangguk.

"Gak hanya ini, gue juga punya foto lain," kata Dani sambil mengeluarkan lima foto lagi dari tasnya.

"Wah, dari mana lo dapat foto ini?" tanya Kevin sambil melihat-lihat foto itu. Semuanya memandang foto-foto yang didapatkan oleh Dani dengan kagum.

"Berbakat lo jadi pengintai," kekeh Gilang. Dani menyapu rambutnya ke belakang sambil tersenyum, menerima setiap pujian yang dilontarkan teman-temannya. Fauzan hanya diam melihat tingkah temannya yang saling memperebutkan fotonya dengan Faiza. Sedangkan Reza menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kebocahan temannya.

"Di luar sok gentle, eh di dalam bocah," imbuh Reza lalu duduk di samping Fauzan.

"Lo juga kali," kata Dani yang masih memamerkan foto Fauzan yang didapatnya.

"Seingat gue, malam itu lo mabuk kan? Nah, ni foto siapa yang ngambil?" tanya Reza pada Dani. Mendengar itu, Dani langsung bungkam.

Fauzan yang mengingat itu langsung menatap Dani tajam. Dani mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya tanda damai. Berjalan kesamping Reza meminta perlindungan dari tatapan tajam Fauzan.

"Ampun, Bos! Anak buah gue yang ngelakuin."

"Lo!" geram Fauzan yang ingin mendekati Dani namun tertahan karena Reza berhasil menarik Fauzan untuk duduk kembali.

"Yaa, gue penasaran aja sama cewek yang mau lo kencani. Tapi masak ngedate nya di rumah sakit. Gak modal kali lo," kata Dani lagi.

Mendengar kata rumah sakit, Gilang dan Kevin kembali melihat foto itu. Benar, Itu di rumah sakit.

"Siapa ini cewek?" tanya Reza pada Fauzan. Fauzan menghembuskan napasnya pasrah. Melihat Reza yang mulai mengintrogasi Fauzan. Gilang, Kevin dan Dani ikut duduk di sofa itu, ingin tau lebih lanjut.

"Dia junior, gak ada hubungan apa-apa sama gue," jawab Fauzan seadanya.

"Lalu kenapa lo bisa dekat sama dia?" tanya Reza lagi.

"Awal ospek, gue ngasih hukuman sama dia, ternyata hukuman yang gue kasih membuat dia masuk rumah sakit," sesal Fauzan. Menjawab patuh pertanyaan yang dilontarkan Reza.

"Gila! Hukuman apa sampai tu cewek masuk rumah sakit? lo main kekerasan sama cewek?" tanya Dani yang sedari tadi mulutnya ingin berbicara.

"Diam!"

"Oke Bos!" Dani kembali terdiam setelah mendapat perintah dari Reza.

Lagi-lagi Fauzan menghela napas, menerima kenyataan kalau dirinya hari ini disidang.

"Hanya keliling lapangan, dia masuk rumah sakit karena sebelumnya dia sudah sakit."

"Lo suka sama dia?"

"Iya."

"Eh?"

Fauzan merutuki dirinya, kenapa dia bisa terjebak dalam pertanyaan ini? Keempat temannya tersenyum menggoda mendengar jawaban dari pertanyaan Reza. Reza, mahasiswa kedokteran yang terkenal cool, sang penyelesai masalah dan menjadi penengah di antara teman-temannya menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban Fauzan.

"Jadi lo emang suka sama 'tu cewek?"

"Gadis berhijab, Bro!"

"Wah!"

"Beda 180 derajat sama Kiara."

"Selera lo udah berubah?"

"Tobat dia nya," kekeh Dani lagi pada teman-temannya. Mendengar ocehan teman-temannya, Fauzan mengambil tas ingin keluar dari ruangan ini.

"Duduk dan Diam!"

Dua perintah dari Reza sukses membuat Fauzan kembali duduk dan teman-temannya berhenti tertawa.

"Lo emang suka sama ni cewek?" tanya Reza lagi. Fauzan hanya diam, tidak berniat lagi menjawab pertanyaan Reza.

"Diamnya seorang pria itu, tanda iya," jawab Kevin begitu saja.

"Cewek kali," imbuh Gilang lagi.

"Kan, di sini cuma ada kita-kita, Bro. Iya kali ada cewek," kata Kevin lagi.

"Jadi?" sambung Reza membuat suasana dalam ruangan itu kembali hening. Fauzan menatap masing-masing temannya, lalu mengangguk pasrah. Reza menatap Fauzan lekat, bukan apa-apa dia terlalu peduli dengan teman di depannya.

"Lo tau siapa dia kan?" tanya Reza. Fauzan mengangguk.

"Dan lo tau siapa diri lo kan?" Lagi-lagi Fauzan mengangguk.

"Lo dan dia beda seratus persen, gue yakin dia bakalan nolak lo," kata Reza. Entah mengapa semua yang dikatakan Reza benar. Tidak mungkin gadis itu mau dengan dirinya. Emang siapa dirinya? Hanya orang yang terlanjur jatuh hati pada gadis berhijab itu.

"Gue bukannya gak mendukung lo, kita sebagai sahabat udah pasti ngedukung apa pun keinginan lo. Dan perlu lo tau, kita-kita di sini bisa masuk fakultas yang kita inginkan juga berkat lo. Jadi, gak mungkin juga gue ngelarang lo untuk jatuh cinta. Lagian itu juga hak lo. Tapi gue tekanin lagi. Lo tau kan siapa dia? Gue hanya gak mau ngeliat lo untuk patah hati yang kedua kalinya. Cukup lo nge-drop karena Kiara dan bukan karena cewek ini," kata Reza.

Semua yang berada di dalam ruangan itu menganggukkan kepalanya kompak. Setuju dengan kata-kata bijak yang keluar dari mulut Reza.

Fauzan menatap teman-temannya, sungguh beruntung dirinya dapat bertemu mereka. Namun ada satu hal yang mungkin tidak bisa dia lakukan. Melupakan gadis itu? Tidak mungkin! Dia sudah terlanjur jatuh hati pada gadis itu. Beberapa saat kemudian, teman-temannya kembali pada posisi awal. Dani kembali mengumpulkan foto-foto yang berserakan di atas meja lalu menyimpannya.

"Kembaliin," kata Dani menarik paksa selembar foto yang masih dipegang Fauzan. Fauzan menatap Dani kesal.

"Ampun, Bos," kekeh Dani lalu kembali bergabung dengan Kevin dan Gilang untuk bermain biliar.

"Dan lo harus ingat. Lo belum mutusin Kiara. Secara tak langsung dia masih jadi pacar lo," kata Reza lalu berlalu meninggalkan Fauzan yang masih duduk di sofa. Kenapa Reza mengingatkannya lagi pada Kiara. Padahal Fauzan sudah melupakan gadis itu semenjak insiden yang tak akan pernah dirinya maafkan.

Ara! Ketemuan besok di Kafe JJ pukul 9 pagi.

Fauzan mengirimkan pesan itu pada Kiara.

Oke, Say!

Fauzan berdecak setelah mendapat balasan dari Kiara. Sudah sebulan dia tidak berhubungan lagi dengan gadis itu semenjak insiden yang membuat Fauzan mengubah pandangannya pada Kiara.

Faiza, bisa ketemuan di kafe JJ pukul 3 sore?

Fauzan tersenyum setelah mengirimkan pesan tersebut pada Faiza. 

Maaf, ini siapa?

Lagi-lagi Fauzan tersenyum. Jangan heran Fauzan dapat kontak gadis itu dari mana karena dia telah mendapatkan formulir gadis itu dari BEM.

Tidak beberapa lama setelah Fauzan menyebutkan namanya pada Faiza, ponselnya kembali menampilkan balasan dari Faiza.

Maaf Kak, Saya gak bisa.

---

Pelabuhan Dua HatiWhere stories live. Discover now