BAB 1 | Pertemuan

116K 2.5K 44
                                    

El baru saja menyelesaikan perjalanan bisnisnya ke luar kota. Ia baru saja mau masuk ke dalam mobil yang menjemputnya di bandara, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Manik biji kopi itu melirik ke arah layar ponselnya yang menyala, segera dia mengangkat panggilan masuk dari David Rivalles.

"Iya, Vid." jawab El sambil memasukkan koper dan tas bawaannya ke mobil.

"...."

"Siap, Bos! Semuanya berjalan dengan lancar, dan sukses. Laporannya sudah kukirim ke emailmu, Bos."

"...."

El menghembuskan napasnya. "Tidak bisakah aku diberi libur sehari saja? Aku sungguh lelah," terangnya pada orang di seberang telepon.

"...."

"Argh! Dasar bos yang kejam!" makinya.

Setelah El menutup sambungan teleponnya, lengan kananya ditarik paksa dari belakang. Itu sukses membuat tubuh El berbaik, dan pada detik berikutnya El sudah berada dalam dekapan seseorang.

***

David Rivalles adalah pemilik CR Group, ia adalah pembisnis muda yang sukses. Sebagai seorang pemilik perusahaan, David tergolong bebas. Ia adalah pria yang sangat disegani oleh bawahannya, dia juga pria yang tidak monoton, berjiwa bebas, dan sangat supel terhadap bawahan, dan juga rekan bisnisnnya.

Maria Claudia Chellena atau El, adalah salah satu orang kepercayaan David di CR Group. David terlalu sibuk dengan para rekan bisnisnya, sehingga ia jarang ke kantor. Dia cukup mempercayakan perusahannya kepada para pegawainya yang sangat loyal, terlebih El.

Gadis malang itu sudang sangat berhutang budi pada keluarga Rivalles. El sangat mencintai pekerjaan, dan CR Group yang dibangun oleh Brandon, dan Carla Rivalles—orang tua dari David—yang dulu merupakan orang tua kedua bagi El. Keluarga Rivalles adalah pemilik panti asuhan yang dulu didiami oleh El.

El yang merupakan gadis sebatangkara, telah diberikan tempat tinggal di panti asuhan milik Keluarga Rivalles. Keluarga El adalah korban kecelakaan maut yang telah membuat ayah, ibu, beserta kakaknya meninggal di tempat. Saat itu, El berusia empat belas tahun. El adalah gadis pintar, dan pemberani. Ia mendapatkan beasiswa pada setiap jenjang pendidikannya. El berhasil lolos seleksi masuk perusahaan CR Group. El merasa, ia harus mengabdikan hidupnya pada CR Group, karena keluarga Rivalles-lah yang telah berjasa pada karier, dan hidupnya saat ini.

Berkat mereka, El bisa tetap semangat menjalankan harinya. Bagi El, keluarga Rivalles seperti sebuah kunang-kunang yang memancarkan cahaya saat ia tertunduk tanpa daya dalam sebuah dasar jurang keputusasaan. Bukan hanya keluarga Rivalles, tapi juga seluruh penghuni panti yang sudah menjadi keluarga barunya. Setiap uluran tangan mereka adalah harapan yang membuat langkahnya tetap kuat.

Aku kehilangan keluargaku, tapi mereka berperan layaknya sebuah keluarga utuh untukku. Aku tidak lagi merasa sepi dan sendiri, karena ada mereka, keluargaku. Aku harus sukses, karena suksesku adalah senyum, tawa dan haru mereka.

***

Aku mengutuk David Rivalles, agar dia bermasalah dengan pencernaannya selama seharian penuh ini. Tentu saja, aku mengutuknya. Dia pantas mendapatkan itu, karena dia tidak membiarkanku libur hanya sehari untuk sekedar melepas lelah setelah perjalanan bisnisku. Batin El sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.

Belum juga rasa jengkelnya hilang, tiba-tiba saja El merasakan seseorang mengcekram lengan dan membuat tubuhnya berbalik seketika. Detik itu juga, tubuh El sudah berada dalam dekapan seorang pria. El bisa memastikan orang yang tengah lancang memeluknya ini adalah seorang pria, karena aroma maskulin yang semerbak memasuki indera penciumannya.

Ok, pria gila mana yang tiba-tiba memelukku?

El berusaha menengadahkan wajah untuk melihat si pria. Manik biji kopinya melihat rambut-rambut halus menghiasi dagu dan bagian rahang pria asing itu.

"Sayang, aku sangat merindukanmu. Syukurlah kamu sudah tiba di sini dengan selamat." Pria itu berucap, dan detik berikutnya ia mengecup pucuk kepala El.

El terdiam, lancang, lancang sekali pria gila ini! Sumpah serapah El ucapkan dalam hati, kedua tangannya terkepal.

"See, aku sudah katakan padamu, aku memiliki seorang kekasih, dan aku tidak bisa terlibat asmara lain denganmu. Kamu itu hanya wanita satu malamku, tidak lebih. Jadi, bisakah kamu enyah sekarang?" ucap pria itu lagi pada seorang wanita yang berdiri tidak jauh dari mereka.

El melihat arah pandangan pria itu pada seorang wanita, wanita itu sangat seksi, pakaiannya sangat terbuka, dan dandanannya sangat menor. Wanita itu menghujamkan tatapan membunuhnya pada El, matanya yang melotot kentara sekali kalau dia kesal kepada El.

El sungguh tidak tahu apa salahnya sehingga ditatap dengan mata melotot seperti itu. El tidak mau kalah, dia balas menatap wanita itu dengan tatapan galak yang sama, Apa lihat-lihat? Kata El dalam hati.

"Bagus, pergilah!" Pria itu kemudian melepaskan dekapannya setelah sesaat wanita tadi benar-benar lenyap.

"Halo ... maaf, Tuan, bisakah anda menjelaskan ada apa ini?" tanya El seraya berusaha melepaskan diri dari dekapan pria asing itu, dia menuntut sebuah penjelasan.  


Devil Beside You ✔️(END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt