JUMPA

275 9 25
                                    


Namaku Kama Rahmadi Putra , biasa dipanggil Kama, ya Kama berarti cinta, aku juga tak tau dari bahasa apa, jadi jangan tanyakan kebenaran arti itu kepada ku, kalau mau tau lebih jelas tanya saja ayahku, aku kini bersekolah di salah satu sekolah asrama di daerahku, ya bisa dibilang salah satu sekolah yang terbaik di provinsi tempat tinggalku, kami diharuskan menetap diasrama karena memang sekolah ini adalah sekolah asrama, ya paling keluar hari minggu dari jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore.

Disinilah aku menjalani kehidupan yang monoton penuh dengan aturan dan semua kegiatan yang harus dilakukan setiap hari sama dan terus diulang-ulang, penuh dengan tekanan senior, penuh dengan tugas, rambut yang tak boleh panjang, membuat aku takbisa mengikuti gaya rambut idola ku om andika kangen band. Aku senang sebentar lagi kelas satu ku akan berakhir dan akan berlanjut ke kelas 2, sebentar lagi bakalan punya adek kelas dan jadi bukan yang paling muda lagi, ya kelas satu selalu penuh dengan perintah dari pengasuh sampai ke senior, "kamu akan merasakan kesenangan dek, tapi semua butuh proses dan tahapan" begitu senior selalu berkata ketika mereka tengah membariskan kami di lobby asrama.

Hari ini aku menjadi salah satu panitia penerimaan siswa baru di sekolahku, hal ini meruapakan sebuah penghargaan karena tidak semua orang bisa menjadi panitia, orang-orang ini pilihan dari guru dan kakak-kakak osis disekolah, pada saat itu aku ditugaskan membantu mengawasi ujian akademik di ruang 16 bersama roby teman satu kelasku yang kebetulan juga panitia penerimaan siswa baru.

"ya adek adek sekalian, ujian akan segera kita mulai diharapkan yang ada diatas meja hanya alat tulis dan tas, alat komunikasi serta alat hitung dikumpulkan di depan" kataku dengan wajah sok wibawa.

Aku membagi-bagikan kertas dan kembali ke depan untuk mengawasi peserta ujian.

"wibawa bener lu kama hahaha, udah kebawa perasaan jadi senior ya??" gurau roby sambil sedikit berbisik.

"eleh diem ntar first impression kita jelek kalo pecicilan" jawabku sambil menginjak kaki roby.

Aku tiba-tiba teringat pesan senior yang baru tamat beberapa bulan yang lalu, dia menitipkan 2 adiknya yang akan ikut tes masuk SMA tahun ini, yang satu laki-laki dan yang satu perempuan, mencoba untuk menepati janji, aku langsung mencari ruangan ujian mereka masing-masing, hanya sekedar melihat dan memberi semangat, karena tak mungkin juga aku memberi tahu mereka jawabannya karena memang aku juga tak tahu.

"Rob, izin keluar dulu ya, gua mau keluar entar" berbisik ke roby.

"Mau kemana ma??" tanyanya.

"ada urusan mendadak, urusan janji " kataku sambil tersenyum lalu berdiri meninggalkan kelas.

Langkah ku langsung tertuju ke lobby sekolah, ya disana terletak papan pengumuman nama dan ruangan ujian, mataku mencoba mencari satu persatu nama-nama mereka berdua, ya lumayan banyak dan membuat mata ku diuji kejeliannya.

Endah Putri SMPN 2 Ruang 24

"Oke satu sudah ketemu satu" bisik ku dalam diri sambil mencoba mencari satu nama lagi

Eman Putra SMPN 2 Ruang 01

"Oke udah ketemu" sambil sedikit berlari kearah ruangan mereka.

Sambil melangkah aku berfikir jika aku pergi ke ruangan mereka berdua maka aku akan terlalu lama pergi keluar, kasian roby sendirian dikelas, belum lagi jika ada guru yang datang untuk memeriksa kelas dan melihat kalo aku tidak ada didalam kelas membantu roby mengawasi peserta ujian, akhirnya aku memilih untuk melihat Endah saja, bukan karena ia wanita hahaha, tapi karena memang ruangan dia tak begitu jauh dari ruang tempatku mengawas sehingga aku bisa menghemat waktu. Setibanya disana sebenarnya aku tak tahu yang mana Endah itu karena aku memang belum pernah melihatnya, jangankan secara langsung , melihat lewat foto atau mengetahui sosial medianya saja tidak, ini seperti misi rahasia tetapi tidak diberi petunjuk apa-apa hahahaha.

Kama dibalik jendelaWhere stories live. Discover now