❁ Ethan

265 72 2
                                    

Aurora mampir ke toko buku sebentar. Biasa, dia pasti hunting novel cinta. Padahal, novel cintanya sudah menumpuk di rak bukunya.

"Yang ini kayaknya seru," gumam Aurora sambil mencoba meraih novel Hujan karya Tere Liye. Tidak bisa, dia terlalu pendek untuk meraih novel yang letaknya paling atas rak buku. Hanya tinggal beberapa senti lagi untuk meraihnya.

"Ah, sial." Aurora celingak-celinguk mencari seseorang yang lebih tinggi darinya untuk meraih novel Hujan.

"Ini," ucap seseorang. Dia menyodorkan novel Hujan pada Aurora yang sibuk mencari seseorang. Padahal, seorang laki-laki sudah mengambilkannya duluan untuk Aurora.

Aurora menoleh. Dia agak terkejut dengan orang yang dilihatnya di belakangnya.

"Ethan? Lo di sini juga?" tanya Aurora.

"Gue liat lo kesusahan ngambil novel. Ya, udah, gue bantu," jawab Ethan.

Aurora menerima novel dari Ethan, kemudian mengatakan, "Makasih."

"Sendiri?" tanya Ethan.

"Siapa?"

"Lo."

"Gak. Tadi gue bareng Nathan. Tapi, dianya malah kabur entah ke mana."

"Kabur?"

"Iya." Aurora menghela napas. Secuil pertanyaan melekat pada otaknya. "Btw, lo tahu banyak tentang Nathan?"

"Lumayan."

"Lo tahu maksud dia ngomong 'gue terhubung sama lo'?"

Ethan mengangkat alisnya, kemudian menggeleng. Aurora kecewa.

"Dia ngomong gitu?" tanya Ethan.

Aurora mengangguk. "Dia bilang kalau gue sama dia pernah ada ikatan, tapi bukan pacaran. Dia tau apa yang gue pikirkan, apa yang gue lakukan. Dan ketika gue nanya kenapa dia bisa tau, dia hanya jawab, 'gue terhubung sama lo'. Terus, gue paksa dia jawab, tapi akhirnya dia bilang, 'biar waktu yang menjawab'. Nyebelin, kan? Lo tau kalau cewek itu gak suka nunggu dan butuh kepastian. Terus tadi pas di box karaoke, gue paksa dia buat jawab maksud kalimatnya. Karena kesabarannya udah habis, dia bilang, 'gue itu ka ...'. Gue gak sempat dengar ucapan lanjutannya. Dia kabur pas bilang 'ka' itu. Dan sekarang dia ngilang. Kesel, kan, gue? Pengen nabok dia!"

"Oh."

Njir! Pendek amat jawaban si es ini! batin Aurora kesal.

Ni cewek ngomong apa, coba? Kagak ngerti gue. Mana muka gue kehujanan sama air lengket dia, lagi, batin Ethan.

"Dingin amat jadi cowok."

"Biar."

Aurora menggembungkan pipinya. Ethan terus menatap wajah Aurora dengan wajah datarnya itu.

"Apa lo liat-liat?!"

"Gak." Ethan pergi. Dia capek mengurus cewek bawel seperti Aurora . Apalagi ngomongnya sampai muncrat. Lol.

"Gue ditinggal tiga cowok dalam 2 bulan, njir." Aurora menghela napas. Dia kesal, dia sedih, dia kesepian. Tapi, pada akhirnya dia tidak lupa membayar novelnya ke kasir setelah menggerutu ini itu.

🌸🌸🌸

"Nathan ke mana, ya? Gue pulang gimana? Naik angkot? Gerah! Tapi, masa gue mau nginep di sini, coba? Terus, si Nathan nyari gue gak, ya?" gumam Aurora.

Tiba-tiba, seseorang menarik tangan kanan Aurora.

"HEY!"

Aurora menatap wajah itu. Cool dan kalem. Tidak heran banyak yang nge-fans sama dia. Dari jauh saja sudah ganteng, apalagi melihatnya dari jarak yang dekat. Mata hitam, hidung mancung, alis tebal, bibir merah.

Waiting Your Answer | Chou Tzuyu✔Where stories live. Discover now