6

2.5K 271 2
                                    

Hari sedikit mulai gelap, dan (namakamu) baru saja tiba dirumahnua. Iqbaal berusaha membangunkan (namakamu) secara perlahan dan akhirnya (namakamu) terbangun. Ia tersadar bagaimana iqbaal tahu rumahnya. Mungkin besok ia akan menanyakannya. Karena sekarang ia benar-benar lelah.

"makasih atas tumpangannya." ucap (namakamu) terlukis sebuah senyuman tipis di bibir manis miliknya

Iqbaal hanya mengangguk dan menggas motornya untuk kembali pulang. Dijalan ia (iqbaal) mengingat kejadian tadi. Terlihat (namakamu) tertidur dipunggungnya. Sebeler apa pun muka (namakamu) ia akan tetap cantik menurut iqbaal.

Sesampai nya iqbaal dirumah, terlihat lampu rumah iqbaal mati. "huh.. Alhamdulillah" batin nya. Setidak nya ia tidak akan menemui ayah nya, dan tidak akan ada kalimat yang membuat iqbaal sakit hati untuk lebih lama. Tapi sayang itu semua hanya mimpi.

"abis dari mana kamu!" teriak seseorang paruh bayah yang tengah duduk.

"sial"umpat iqbaal dalam hati.
"bukan urusan ayah juga kan mau iqbaal pulang malam!" bentak iqbaal. Fakta kedua iqbaal adalah lelaki yang keras kepala sekali benar akan benar dan salah akan salah seperti apa yang ia mau.

"saya ini masih berstatus ayah kamu masih untung saya rawat. Mana bunda kamu gak ada sama sekali usaha didik kamu kan!" ucap andri. Jujur iqbaal sakit hati, ia tidak bisa melihat bundanya menangis terus menerus akibat ulah ayah nya. Iqbaal sudah kebal atas cemooh ayah nya, menurutnya ini hal yang sudah biasa biasa saja.

"maksud ayah apa bilang bunda seperti itu! Jika anda memang tidak menganggap saya anak tidak masalah yang harus anda tahu masih untung ibu saya mau dengan anda kalo ia sepemikiran dengan saya bisa saja anda sudah keluar dari rumah ini!" ucap iqbaal.

"dasar anak kurang ajar.. "bentak andri. Kali ini andri tidak main main. Ia sudah mengangkat tangannya keatas. Iqbaal yang mengetahui nya hanya menerima dengan santai bahkan melawannya.

"silahkan tampar..takut? Kenapa anda tidak lanjutkan saja. Saya terima saya bahkan sudah menyodorkan pipi saya biar beda dengan drama yang ada di tv"ucap iqbaal menantang.

Andru menurunkan tangannya mencoba untuk menahan emosi nya. "saya lelah berurusan dengan orang yang tidak pernah menganggap saya dan meninggikan derajat dengan seolah olah dia yang merawat saya." ucap iqbaal dingin.

Iqbaal langsung berjalan menuju kamarnya, membuka pintu kamarnya dan menutup pintunya kasar. Sungguh iqbaal adalah pria yang lemah ia menangis dengan diam air mata mulai mengalir dari pipinya.

Ia sadar ucapannya membuat hati ayahnya sakit, tapi lebih sakit hatinya. Iqbaal berjuang sendiri untuk melindungi bundanya itu. Iqbaal sudah tidak percaya lagi akan cinta ayah nya. Mungkin ini alasan mengapa iqbaal nakal, bahkan dicap berandalan.

Note:
Makasih yang udah setia baca mungkin setelah ini bakalan late update karena aku sendiri lagi sibuk sekolah gitchu:(. Jangan lupa vote nya sayang tinggalin jejak bintang aja gapapa kok apa lagi kalimat pujian makin unch..

Iqbaal. Where stories live. Discover now