Part 1

991 50 0
                                    


"Kamu kemana Vin? Setiap hari aku mengunjungi tempat ini tetap sama saja, tidak ada tanda keberadaanmu! Dua tahun berlalu sejak kamu menuliskan pesan dan memintaku bertemu di sini. Tapi apa yang aku peroleh? Kamu pun tidak datang Vin. Aku kecewa!"


Mila menghembuskan nafasnya kasar. Tidak dipungkiri, walaupun ia kecewa akan sosok Kevin namun rasa rindu dan cinta begitu besar. Hingga saat ini, Mila belum bisa melupakan rasa kehilangan itu dan masih berharap Kevin akan datang dan menjelaskan semuanya. Namun, rasanya itu hanya keinginan dalam angannya saja. Hingga saat ini Kevin seperti hilang ditelan bumi. Tidak ada pesan darinya maupun kabar tentang keberadaannya.


"Rasanya sudah dua tahun aku sia-sia menunggumu dan mengharapkan kehadiranmu kembali Vin. Dan mungkin saat ini sudah seharusnya aku menutup album kenangan tentang kita. Selamat tinggal Vin, semoga kelak kita dipertemukan di masa yang berbeda."


Dan mulai hari ini Mila memutuskan untuk menghilangkan Kevin dari pikiran dan hatinya..


Setelah lelah merenungi Kevinnya, Mila berniat untuk memulai kehidupan barunya. Ya, tanpa dibayang-bayangi sosok Kevin. Sepulang dari tempat itu, Mila bertekad untuk move-on, walaupun ia tau akan perlu usaha untuk melakukannya, tapi paling tidak ia masih mempunyai sahabat-sahabat yang mendukungnya.


***


"Pagi Mil, jangan lupa ya hari ini meeting dengan klien jam 1 siang. Inget ya, ngga pake molor! Lu tau ini proyek besar kita Mil.." itu suara Renata, sahabat sekaligus asisten yang berfungsi sebagai reminder pekerjaan Mila. Ia hanya mendengus kesal mendengar celoteh Renata.


"Iya Ren, gue inget kok. Dan iya gue ngga akan telat. Puas lu!!"


"Haha iya deh Milaku sayang. Semua berkasnya biar gue yang siapin, ntar lu tinggal presentasi aja.. Oke?"


Tanpa menjawab pertanyaan Renata, Mila langsung berlalu pergi menuju mejanya. Ada rasa penasaran ketika melihat Mila hanya cuek saja, tidak seperti biasanya yang bar-bar soal kerjaanya.


"Mungkin doi lagi pms kali" pikir Renata. Ya, mungkin.


Mila seakan menyibukkan dirinya dengan bekerja untuk mengusir Kevin dari pikirannya. Semua berkas ditumpuk menjadi satu di depan nya kini. Tak peduli pandangan orang kantor. Yang terpenting sekarang menghilangkan sosok Kevin. Tiba-tiba dering ponsel mengusik konsentrasi Mila. Ditengoknya layar ponsel itu yang menampilkan nama 'Bagas' yang adalah kakak sepupu Mila. Belum sempat Mila menyapanya, Bagas langsung menyambar. Ngga sabaran banget sih ni orang, pikirnya.


"Mil, lu dimana? Jemput gue dong di bandara." 


 Kakaknya ini memang seenak jidat, telpon ganggu kerjaan orang dan minta dijemput di bandara. Sebelumnya Mila memang sudah tau jika kakaknya ini akan berkunjung ke Indonesia, tapi Bagas bilang akan dijemput oleh teman kampusnya di Amerika yang memang sudah lebih dahulu pulang ke Indonesia. Tapi, ini? Ah..


"Bukannya kakak janjian sama temen kakak ya? Kenapa Mila jadi yang disuruh jemput sih?" protes Mila karena sejujurnya ia mager jika harus mengendarai mobil.

WHENEVERWhere stories live. Discover now