#15 jadi temen curhat

21 8 0
                                    

Di pagi buta Shen sudah datang menjemputku untuk sekolah.

"Selamat pagi bi, Nia nya ada?."sapa Shen saat bibi membukakan pintu untuknya.

"Pagi non Shen, emm anu non, emm non Nia gak bisa sekolah dulu, lagi ,,lagii."bibi sedikit ragu dengan jawabannya sendiri.

"Lagi apa bi?, oh masih tidur ya bi, yaudah aku aja yang bangunin."balas Shen tanpa basa-basi lagi ia menerobos masuk kedalam dan menuju kamar gue.

Tok tok

"Nia,,,niaa bangun ayo kita sekolah."teriak Shen dari balik pintu.

Dengan gerak cepat gue berpura-pura tidur.

"Eh gak di kunci?."gumam Shen lalu masuk kedalam kamar gue dengan sedikit berlari dan berteriak.

"Duuhh gue lupa pintunya gak di kunci."dumelan gue dibalik selimut.

"Udah gak usah ngedumel di balik selimut gitu, buruan bangun."

Yup dia tahu kalau gue udah bangun, dia sedikit mengendap-endap kearah kasur gue dan brrugghh ia menghempaskan tubuhnya tepat diatas badan gue.

"Aaduhhh, tulang gue patah lagii."teriak gue kesakitan.

Dengan cepat Shen bangkit dan membuka selimut yang membaluti tubuh mungil ini.

"Duh, Nia lo gak papa?."tanyanya.

"Pake nanya lagi, ya sakitlah."geram gue.

"Sorry, abisnya lo pake pura-pura tidur segala, jadi gini kan."

Gue menduduki tubuh ini diatas kasur seraya memijat punggung gue yang berasa patah."mau apa sih lo kesini?."pertanyaan gue emang sedikit ngegas plus nyelekit.

"Yee masih pagi marah-marah mulu, cepet tua baru tau rasa lu."

"Bodo."gue masih sedikit kesal dengan tingkahnya pagi ini.

"Udah jangan marah mulu nanti kesiangan, Buru ganti baju."Shen menyuruh gue untuk bersiap-siap sekolah dengan jarum jam yang sangat masih jauh di angka biasanya.

"Males."

"Woy mau sampe kapan lo gak sekolah?, ini udah lima hari lo izin sakit, masa mau izin sakit lagi, kalo misalkan hari ini lo izin sakit, terus temen kelas jengukin lo hari ini juga tau rasa lu."

Shen terus berceramah seperti itu dari hari kedua gue izin sakit.

Seperti biasa gue ikuti dumelannya dengan mengikuti gaya bicaranya.

"Gue masih malu Shen. "Keluhan gue dari hari ke hari tetap seperti itu.

"Udahlah lupain aja, yang lain juga pasti gak ada yang inget ko sama peristiwa menyedihkan itu. "Ucap Shen sedikit mengandung unsur ejekan.

"Ah nanti gue masuk kelas para netizen mulai berkicau, ah males. "

"Ya udah terserah lo aja, gue mau berangkat, bye. "Shen mulai melangkah keluar, meninggalkan gue yang masih bingung, gelisah dan hampir depresi. Alay

Duh gimana ini, gue terus berfikir panjang sampai Batang hidung Shen sudah tak terlihat lagi,

"Oke gue akan sekolah hari ini."Keputusan akhir dari gue sendiri.

Dengan gerakan super gue ganti baju dan mengambil kunci mobil.

"Bi aku berangkat, aku bawa mobil sendiri jadi pak feng gak usah jemput aku ya bi, dadah. "Gue berbicara bukan dengan bertatap muka dengan bibi melainkan dengan berlari, sampai akhirnya bibi ikut mengejar gue sampai mobil yang gue bawa melaju dengan cepat.

"Aisshh non, hati hati non. "Teriak bibi walaupun mobil yang gue bawa udah gak keliatan lagi.

Sesampainya di kelas.

Dari awal pelajaran sampai pelajaran terakhir para netizen benar-benar tak ada yang ingat dengan kejadian minggu lalu, gue benar-benar bersyukur karna semua ingatan netizen sudah mulai berkarat, dan saatnya gue mulai bersantai lagi, sambil menyalakan lagu favorit.

Menuju parkiran sekolah dengan sedikit berkicau mengikuti alunan lagu, tiba-tiba robot laki laki datang menghampiri gue.

"Kenapa kamu hampir satu minggu ini absen?. "Ucap robot itu.

"Hah."balas gue dengan wajah konyol, gimana gak pasang muka konyol kalau ditanya dengan dadakan gitu, dah kaya basreng goreng dadakan.

Robot itu mengulang pertanyaannya. "Mengapa anda dalam satu minggu ini absen?. "Tambah tambah deh ni bocah kaya robotnya.

Gue berniat gak mau bahas soal absen gue tapi karna gue manusia yang mempunya hati yang sangat bersih dan suci akhrinya gue jawab pertanyaan yang menurut gue ini gak penting.

"Mau gue ceritain?. "

"Jika anda tidak ingin bercerita, tak apa-apa, sebaiknya anda pulang ke rumah dan beristirahat agar otak anda refresh kembali. "

"Woy ngapain lo tanya kalo gitu, dasar robot. "Gue sebenernya kesel tapi sedikit lucu juga karna ekspresi muka robot itu.

Tanpa ragu, gue tarik tangan robot itu dan memaksanya untuk masuk kedalam mobil.

"Anda ingin menculik saya?."Tanyanya polos.

"Iya gue mau nyulik lo, terus gue ambil otak lo yang super pinter itu."
Gue berusaha menakutinya .

"Oh."balasnya

"Hah,cuman oh doang?, lo gak takut?."

"Ngapain saya takut ke penculik yang tubuhnya jauh lebih kecil dari yang di culik, dan untuk apa saya takut dengan penculik seperti anda yang terkadang otaknya tak berjalan. "Ocehannya emang kecil tapi nyelekit gitu.

"Kalo ngomong suka bener lu."

"Harus, karna kita wajib berkata jujur sejak kecil."

"Terserah lo aja deh, mau gue jawab gak nih?. "

"Terserah anda."

"Oke gue cerita aja deh, gue kasian takut pas lo tidur kebawa mimpi lagi. Jadi gini, pada saat gue cerita jangan ada pertanyaan sebelum cerita selesai, jangan berisik, jangan nyela sama cerita lain. Oke?. "

"Hemm."anggukkannya yang mulai mengerti.

Gue terus berkicau sepanjang jalan, gk mikir ini mau kemana yang penting cerita selesai.

Dan si robot tetep diem gak ada suara sedikit pun,





TBC


Jangan lupa ya baca quran walaupun satu ayat...

Bye;olla1926

 Haruskah TerpisahWhere stories live. Discover now