🌼41🌼

14 4 0
                                    

"Apa yang harus aku jawab" suara hati dengan rasa gugup, mungkin saat ini wajah yang ku tampakan seperti monster yang ketakutan. Emang monster bisa takut?.

"Hahah" Arga tertawa sampai terpingkal pingkal dilantai,

"Ke,,, kenapa?" terkejut melihatnya terkapar di lantai, yaa bisa disebut seperti penyakit ayan, coba deh kalian bayangin

"Haduuhhh,, capek, Hufff, sakit" mengeluh dengan sendiri seraya menekan bagian perutnya, mungkin karna terlalu lama dia tertawa,

Dia bangkit lalu duduk bersebelahan dengan ku. Yap posisi awal sebelum ayan

"Kenapa sih" niat bertanya tapi dengan nada cetus

"Gua,,,, huufff,, bentar mau atur napas dulu" celotehnya dengan nafas yang kembang kempis,

Sepersekian detik, dia telah mengatur nafasnya dengan perlahan, kini dia mulai bersikap normal dengan wajah datar. Kan gak lucu ya, masa abis ketawa sampe jatoh ke lantai tiba tiba diem dengan wajah datarnya,

"Kenapa lo kaget gitu, denger jawaban gue" balik bertanya setelah mengatur nafasnya kembali normal

Bingung dengan pertanyaannya, kenapa dia balik tanya, sebenarnya dia waras atau TIDAK

"woy kenapa bengong," sentakannya membuat lamunan ini menjadi buyar, "oh gua tau, lo deg degan ya gua jawab gitu" lanjutnya merayu dengan wajah mulusnya itu di dekatkan dengan wajah ku, sontak menahan nafas agar dia tak mendengar detak jantung ku yang mulai abnormal

"Hahah" kini dia mulai kembali tertawa dengan kencang, tapi masih mending sekarang sih gak sampai ayan. Tapi coba kalian jadi di posisi aku, kalau disamping kalian ada OGB(orang gila baru) pasti heran, takut, deg degan ah pokonya campur aduklah,

Kini yang bisa ku lakukan hanyalah menyaksikan dengan wajah aneh karnanya

Setelah puas tertawa, dia mulai melihat wajah ku kembali dan duduk seperti awal, ini kejadian yang ke dua, dia sangat aneh hari ini, semoga besok dia tidak akan seperti ini

"Hhuufff,, oke, lo tenang aja, gua gak serius ko jawabnya, gua dapet jawaban itu dari stiker kamar lo, noh yang di sana" cakapnya dengan wajah menahan gelak tawa seraya menunjukan stiker yang dia maksud, mengikuti apa yang ia tunjuk dan ternyata benar, aku baru ingat bahwa kata kata itu ada di dinding kamar ku,

Setelah melihatnya lalu memutarkan balik mata ini ke arah wajah yang konyol itu. AZKAR.

Dia memasang wajah MUTADOS(muka tanpa dosa) dengan cengirannya

"Kenapa harus Salting gini sih, aduh" suara hati yang sangat sangat menyesal akan tingkah yang ku lakukan ditambah pipi yang mulai memerah

Untuk mengubah wajah dan sikap ku yang aneh ini saat tahu jawabannya, kini sebisa mungkin aku tak merasa gugup, malu atau apalah itu, yang penting sekarang dia gak perlu tahu kalau aku sangat Salting dibuatnya

Mencari topik yang berbeda agar dia tak membahasnya kembali

"Kar, kenapa kamu ninggalin aku saat malam itu, katanya itu cuman latihan buat mama kamu, tapi kenapa harus ninggalin juga" mengalihkan topik pembicaraan, semoga berhasil dan semoga dia gak akan kasih jawaban yang aneh lagi

Mengubah posisinya menjadi lebih dekat lagi dengan posisi ku saat ini

"Kenapa dia harus deket deket sih" dumelan dalam hati dengan jantung yang abnormal, ditambah saat ini suasana malam yang mendukung dengan taburan bintang

Azkar bukan menjawab pertanyaan ku, dia malah terus menatap ku dan terus mendesak ku ke ujung kursi ayunan, ku pejamkan mata dan menahan nafas,

Nafasnya terasa sangat di wajah ini, tapi tak lama kemudian, deru nafas itu mulai menghilang, ku buka mata ini untuk melihat keadaan

 Haruskah TerpisahWhere stories live. Discover now