🌼31🌼

9 5 0
                                    

"Ya tuhan, semoga ka arga gak papa"batinku risau saat melihat keadaan di luar sana semakin gaduh dan kacau, tak lama kemudian suara hentakan kaki terdengar dari lorong ruangan, ku harap hentakan kaki itu adalah milik orang yang sudah menyelamatkan ku

"Haa, haaa,, hhuufff,,,,,, "suara nafas yang kembang kempis terdengar nyaring diruangan yang cukup luas namun gelap tak ada lampu, dia yang si pemilik nafas kembang kempis itu masih menundukan kepalanya dalam posisi seperti sedang ruku dalam solat, sampai akhirnya aku dan geral tak bisa melihat wajahnya dengan jelas

"Siapa?" Geral yang merasa penasaran, dia bertanya kepada ku namun aku harus menjawab apa karna aku sama halnya dengan geral tak mengetahuinya, sampai akhirnya kita berdua hanya bisa menampakan wajah yang menganga, dan tiba-tiba si pemilik nafas kembang kempis itu menengadahkan kepalanya dan ternyata si pemilik nafas kembang kempis itu tak lain dia adalah Arga, dengan wajah yang dipenuhi dengan warna biru bercampur kehitam hitaman disekitar kening, pipi, dan bibir

"Hai, kenapa liatinnya gitu?" cakapnya santai seperti tak ada kejadian yang telah terjadi padanya, entah mengapa kakiku ingin melangkah mendekatinya, dan tanganku pun ikut seperti ada magnet yang menariku, sampai akhirnya tangan ini menyentuh pelan dipermukaan wajahnya yang lebam

Saat ku pegang kini suara rintihan mulai terdengar jelas di telingaku, merasa iba dan bersalah karna telah meninggalkannya sendiri di kerumunan orang jahat

"Kheem,,, "geral berdeham dan menyadarkan kami berdua

"Eehh, maaf"ucapku tersipu malu

"Iya gak papa"balasnya pelan

"Ga, tuh lo udah dipanggil buat maen"ajak geral memberi tahukan bahwa arga sudah dipanggil untuk bermain didepan, tapi aku tak mengerti apa maksudnya tampil, apakah dia ikut seperti om om itu yang bermain dengan wanita malam, atau apa, aku tak mengerti

"Oh, oke, gua bentar lagi kesana" balas arga, lalu dia pergi berlari menuju pintu yang ada dibelakangnya,

"Ka!! "teriak ku berhasil menghentikan langkah kaki arga, lalu dia menoleh ke arah ku yang ada dibelakangnya

"Apa?"katanya singkat

"Mending luka kakak obatin dulu"ucapku sedikit malu dan khawatir, dan saat itupun arga melangkah mendekatiku

"Cciiee perhatian"bisiknya tepat ditelingaku,

"apa salahnya"balas ku polos, ku kira dia akan terus mengejekku dan ternyata dia langsung berlari pergi begitu saja setelah mengukir senyuman kecil di bibirnya

"Del, lo mau liat arga main gak"ajak geral saat ku menatap jalan yang dilalui arga walau disana sudah tak ada wujudnya

"Dimana?"

"Tuh, disana, nah tuh suaranya, ayo ikut gua"tariknya secara paksa,

"Good night all back again with me, ALVERO"teriak Arga diatas panggung dengan menggunakan mikrofon yang ada ditangannya, setelah dia menyapa para tamu kini dia mulai memaninkan turntablenya dengan lincah

🎵I woke up pissed off today🎵

🎵And lately everyone feels fake🎵

🎵Somewhere I lost a piece of me🎵

🎵Smoking cigarettes on balconies🎵

🎵But I can't do this alone🎵

🎵Sometimes I just need a light🎵

🎵If I call you on the phone🎵

🎵Need you on the other side🎵

🎵So when your tears roll down your🎵
🎵 pillow like a river🎵

🎵I'll be there for you🎵

🎵I'll be there for you🎵

🎵When you're screaming, but they only 🎵
🎵hear you whisper🎵

🎵I'll be loud for you🎵

🎵But you gotta be there for me too🎵

🎵But you gotta be there for me too🎵

🎵Last year took a toll on me🎵

🎵But I made it with you next to me🎵

🎵Around the world and back again🎵

🎵I hope you're waiting at the end🎵

🎵But I can't do this alone🎵

🎵Sometimes I just need a light🎵

🎵If I call you on the phone🎵

🎵Need you on the other side🎵

Lirik lagu yang dimainkan oleh Arga, di atas panggung yang besar dan mewah,kini mulai terdengar jelas di seluruh ruang ini, semua orang sontak bergembira, bersenandung ria diiringi goyangan yang menurut mereka asik dan enak di nikmati, tapi lain dengan ku, aku hanya bisa berdiri tetap diposisiku, diam seperti patung yang berdiri di tengah rerumputan yang bergoyang,

"KA GERAL AKU HARUS KELUAR DARI SINI, TAPI GIMANA CARANYA?"pekik ku tepat di samping Geral, tapi dia tak mendengarnya dan dia tetap asik bergoyang dengan goyangan khas orang yang mabuk, tak habis cara dalam fikirku, aku terus mencoba menarik narik kemejanya agar menoleh ke arah ku, dan al hasil dia menolehku dan berhenti bergoyang

"APA,,, LO MAU APA? "Teriak Geral dengan menatapku penuh dengan rasa curiga

"KA, AKU MAU KELUAR, TAPI JALANNYA AKU GAK TAU"balas ku masih nada berteriak, lalu Geral mendekatiku tepatnya wajah kami berdua saling bertatapan dengan berjarak satu jengkal tangan, suara jantung ku berdetak sangat kencang bukan berarti aku memiliki perasaan padanya melainkan aku takut sangat takut akan sikap gilanya

"LO MAU KELUAR?, "tanya Geral serius tapi menyeramkan, balasku mengangguk hebat

"LO GAK USAH KELUAR, GIMANA KALAU MALAM INI LO SAMA GUA DULU, MALAM INI AJA KO"paksa Geral dengan senyum buaya yang licik, kini langkah kaki Geral semakin ia majukan tepat di depan kaki ku, sampai tubuh ini membentur dinding, tak ada lagi ruangan untuk ku melangkah ke belakang, aku takut, resah, semua perasaan itu bercampur aduk seperti es campur, ingin rasanya berteriak minta tolong namun percuma saja karna hal itu akan membuatku semakin sulit untuk keluar,kini aku hanya bisa berdoa dan berdoa

Entah esok hari aku masih ada didunia ini atau. TIADA.

 Haruskah TerpisahWhere stories live. Discover now