16

220 17 1
                                    

Terima kasih karena telah bersamaku. Hingga aku tidak bisa mendefinisikan bagaimana perasaanku sekarang.

Ekskul basket pun tiba, dimana seluruh siswa-siwi SMA Trijaya yang berminat mengikuti basket untuk mengembangkan bakatnya di bidang basket.

Semuanya tidak ada hambatan atau halangan sampai latihan selesai. Rombongan Bryan dan teman-temannya terus menjadi tontonan seluruh mata karena keahlian mereka dalam bermain basket.

"Ing, gawat nih. Gue harus jemput Kaizo lagi, dia bikin ulah lagi" ujar Melanie sambil mengambil tasnya dan  berjalan ke arah Pak Anton untuk meminta izin

"Yahh, gue harus cari tumpangan lagi nih. Bentar lagi waktunya pulang lagi, nebeng sama siapa coba? " ujar Inggrit dalam hati

5 menit kemudian...

Seluruh siswa-siswi yang mengikuti Ekskul sudah pulang. Tinggal lah Inggrit sendirian di sekolah. Tadi Devon sudah menawarkan Inggrit untuk numpang bersamanya sih, tapi Inggrit takut dengan Dara.

Enak saja Devon mengajak Inggrit untuk pulang bersama ketika ada Dara bersamanya. Bisa dimakan hidup-hidup tuh Inggrit oleh Dara. Dara memang mengikuti Ekskul basket, begitupun dengan Lauren teman dekat Dara. Vallerie? Dia tidak berminat untuk mengikut ekskul basket.

Drrrtt.. Drtttt...

Melanie : Ing, lo minta jemput aja sama Bryan. Dari pada lo nggak pulang. Nihh nomornya 081363******

"Hufftt" Inggrit menghembuskan napasnya gusar.

Tapi kalau dipikir-pikir, bagus juga ide Melanie, karena pada siapa lagi Inggrit minta di jemput? Papanya sibuk, dan mamanya tidak bisa membawa motor atau pun mobil. Karena faktor trauma.

"Aduuuhh, gimana nih? Langit udah mendung lagi, bentar lagi pasti hujan. Dan udah mulai magrib lagi.. Aduuhh gimanaa niihh?! " celoteh Inggrit cemas

"Atau telepon Arga aja ya? Yahh kalau Arga kan baru kenal. Ya udah Bryan aja. Maaf ya B ngerepotin" Celoteh Inggrit lagi

Langit sudah mulai menumpahkan air hujan, suhu disekitar sudah mulai dingin. Betapa takutnya Inggrit disini. Apa lagi lapangan basket sekolahnya bukan indoor tapi outdoor.

Tuuuuutttt... Tuuuutttt..

Terdengar panggilan yang terhubung tapi tak kunjung diangkat oleh Bryan. Hingga sambungan terakhir.

"Halo? " ujar Bryan dengan suara khasnya

Duuuuaaaaarrrrrr....

Terdengar suara petir yang menggelegar, tentu saja hal itu membuat Inggrit terkejut.

"Aaaaaaaaa" pekik Inggrit spontan

"Ily? Lo dimana? " ujar Bryan sambil menegakkan punggungnya

Eittsss tadi Bryan panggil apa? Ily kan?

"B.. Aku di sekolah. B.. Bisa jemput aku nggak? " ujar Inggrit sambil menggigil

"Oke.. Oke.. Lo tunggu disana!! Cari tempat yang aman dulu dari hujan " ujar Bryan dengan nada membentak namun ada kekhawatiran dan perhatian di dalamnya.

                              💛💛💛

"Lo kok bisa di sekolah sendirian? Emang tadi lo gak ada tumpangan apa?! " tanya Bryan

"Nggak ada, Melanie pergi jemput adeknya"

"Lo tu bego atau blo'on sih?!  Udah tau nggak ada orang yang jemput, malah nggak bisa cari tumpangan"

"Lagian gak tau mau numpang ama siapa, B"

"Gue kan ada, Ly. Kemaren lo juga minta tumpangan kan ke gue? " ujar Bryan sambil melihat ke arah Inggrit

Perasaan siapa yang tidak gembira ketika orang yang disuka malah berubah dari cuek ke perhatian?

"I.. Iya sihh"

"Ehh B ini kan bukan jalan ke rumah aku" celoteh Inggrit

"Diem aja!! "

Hening.

Hingga mobil yang dikendarai Bryan berhenti di sebuah perumahan elite yang berwarna putih cerah itu.

"Turun" ujar Bryan

"Ini rumah siapa? " tanya Inggrit bingung tapi Inggrit masih patuh dengan ucapan Bryan tadi yang menyuruhnya untuk turun dari mobil

Setibanya di depan gerbang, Pak satpam rumah itu tersenyum ramah ke arah Bryan sambil membukakan gerbang. Dan bapak tersebut masuk ke dalam mobil Bryan lalu memakirkan mobil Bryan tadi di depan rumah itu.

"Miii" ujar Bryan sambil membuka pintu

Tentu saja itu rumah Bryan. Jika tidak mana mungkin ada orang yang bisa masuk sesuka hati seperti ini.

"Ya, B? " ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu dan wajahnya mirip dengan Bryan

"Kenalin, Mi. Ini Inggrit" ujar Bryan

"Ehh tante. Kenalin nama saya Inggrita Ily Barsel tante" ujar Inggrit sambil menyalami punggung tangan mami Bryan

"Nama yang bagus" ujar mami Bryan sambil tersenyum

"Tadi Inggrit habis hujan-hujanan, Mi. Jadi mami bisa nggak bantuin dia untuk periksa kesehatan dia" ujar Bryan

"Ehh ayo-ayo silahkan" ujar Mami Bryan sambil berjalan ke sebuah ruangan yang serba putih itu. Sepertinya itu adalah ruangan prakter mami Bryan.

Ya, mami Bryan adalah seorang dokter umum.

Setelah Inggrit diperiksa oleh mami Bryan, Bryan langsung mengantar Inggrit pulang ke rumahnya.

💛💛💛




VOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang