19

302 15 3
                                    

Berubah

Bryan masih mengingat ucapan papinya malam tadi. Ia ragu-ragu untuk mengajak Inggrit makan malam. Jangankan untuk makan malam, ajak ke kantin aja nggak pernah.

Tapi Bryan mencoba untuk membuka hatinya untuk gadis lain. Lagi pula Inggrit cantik, manis, dan baik. Apa salahnya mencoba bukan? Walaupun sebenarnya hatinya tidak tertarik kepada Inggrit.

Mengingat chat Inggrit yang salah kirim semalam, pasti Inggrit suka baca novel. Jadi, Bryan membelikan Inggrit sebuah novel remaja yang berjudul Jaiden & Jillian.

💛💛💛

Sekarang jam pelajaran terakhir, dan Bryan masih ragu-ragu untuk mengajak Inggrit bicara mengenai makan malam itu.

Tapi, kalau ditunda maka semua rencana yang telah Bryan susun untuk mengajak Inggrit makan malam kacau. Dan jika kacau, maminya pasti akan sangat kecewa.

"Ehhmm. Ily" ujar Bryan sambil melirik ke arah Inggrit

Semenjak Inggrit kehujanan kemarin enah apa yang membuat Bryan memanggil Inggrit dengan panggilan Ily. Tapi sejak pertama kali mereka bertemu bukannya Bryan memang memanggil Inggrit dengan Ily?

"Ya? " tanya Inggrit sambil tersenyum ke arah Bryan

"Nih buat lo" ujar Bryan sambil menyerahkan novel yang telah ia beli untuk Inggrit itu

"Ehh" ujar Inggrit terkejut

"Udah ambil aja, lo suka baca novel kan? Makanya gue beliin" ujar Bryan sambil tersenyum ke arah Inggrit, senyum yang sangat tipis

"Makasih ya, B" ujar Inggrit sambil menerima novel pemberian Bryan itu

"Gue mau minta sesuatu.. " ujar Bryan ragu-ragu

"Apa? " tanya Inggrit dengan ekspresi bahagia

"Mm.. Gue mau bilang. Kemarin pas gue ajak lo mampir ke rumah, tiba-tiba aja mami suka sama lo, dan mami nyritain semuanya ke papi gue. Dan papi nyuruh gue buat ajak lo makan malam di rumah nanti malam" ujar Bryan lugas

Sekarang mulut Inggrit persis membentuk huruf O, mungkin karena ia terkejut. Baru kali ini Bryan bicara panjang lebar sama Inggrit, itu pun membahas tentang makan malam pula. Siapa yang nggak terkejut?!

"A.. Aku? " tunjuk Inggrit pada diri sendiri

"Iya, awalnya gue ragu-ragu juga sih buat ngajak lo. Tapi mau gimana lagi, kayaknya orangtua gue tertarik banget sama lo" ujar Bryan sambil menatap manik mata Inggrit

"Bu.. Bukannya aku gak mau ya, B. Tapi aku maluu" jujur Inggrit

"Biasa aja kali, gue juga ngerti kok. Lagian kita baru ketemu. Ya udah nantik lo pulang sama gue aja, sambil minta izin sama orangtua lo" tutur Bryan

"Oke. Yaudah" jawab Inggrit

Tanpa disadari seluruh siswa-siswi kelas XII IPA 2 itu melihat ke arah Inggrit dan Bryan.

Memangnya apa yang mereka lakukan sehingga semua meta tertuju kepada mereka? Perasaan tadi mereka hanya mengobrol dengan suara pelan.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?! " tanya seorang guru yang sedang mengajar itu

"A..anu pak, gak penting kok, Pak" ujar Inggrit sambil cengir-cengiran

Kalau boleh Inggrit jujur, sekarang jantungnya seperti orang habis lari maraton.

"Ya sudah, kembali fokus kedepan!! " ujar guru tersebut

"Ehem" ucap melanie sambil menaik turunkan alisnya kepada Inggrit. Tentu saja niat Melanie untuk mengatakan 'ciee' tapi diganti pakek 'ehem', Inggrit sudah tahu tabiat Melanie karena mereka sudah berteman selama tiga bulan masuk empat bulan ini. Memang semuanya berlalu dengan cepat.

💛💛💛

D

i perjalanan menuju rumah Inggrit, Bryan mengajak Inggrit untuk mampir ke salah satu minimarket dekat perumahan rumah Inggrit.

Keduanya berjalan untuk membeli minuman softdrink. Setelah selesai mereka langsung menuju mobil.

Tapi sebelum masuk ke dalam mobil, Bryan menyuruh untuk masuk ke dalam mobil duluan, sedangkan dia kembali masuk ke dalam minimarket. Entah apa yang Bryan beli.

"Nihh" ujar Bryan sambil menyodorkan sebuah Ice cream ke arah Inggrit

"Kok? " tanya Inggrit bingung, tapi ia tetap menerima ice cream tersebut.

"Gue tau lo suka ice cream" jawab Bryan sambil menginjak pedal gas mobil

"Kok bisa, B? Sama rasanya juga? " tanya Inggrit bingung

"Lo kepo ya? "

"Bangetlah" jujur Inggrit

"Udah habisin aja dulu, kalau sedang makan atau minum gak boleh bicara" jawab Bryan datar

"Ehh tapi B mau nggak? " tanya Inggrit sambil menyodorkan ice cream yang ia pegang ke arah Bryan

"Lo aja" tolak Bryan halus tapi tetap terkesan dingin sih

"Yaudah" sungut Inggrit

Satu yang menjadi rahasia Inggrit adalah bahwa ia sangat tergila-gila kepada Ice cream rasa Vanilla.

Waktu memang terkadang kejam. Dan saat ini siapa sangka semuanya  berubah begitu saja?

VOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang