10-this filling pt.2

2.4K 221 12
                                    

Y/n pov
Aku berjalan menuju kamar jimin lalu duduk di sofa. Aku sangat frustasi. Entahlah perasaan apa ini. Aku sama sekali tidak mengerti. Saat jimin mengatakan bahwa dia menyukai seorang yeoja, hatiku bagaikan dicucuk cucuk berulang kali. Mungkin ada suara seperti kretek kretek. Hanya aku yang bisa mendengarnya, dan yang lain tidak.

"Y/n? Katanya mau tidur?" Tanya jimin yang baru saja datang ke kamar nya. Aku hanya menutup wajahku dengan bantal lalu berbaring di sofa.

"Yak! Waeyo?" Tanya jimin lagi. Aku tidak menjawab. Menggeleng pun tidak.

Tangannya menarik bantal yang kubuat untuk menutupi wajahku. Membangunkan posisi tidur ku, lalu menatapku dalam dengan tangannya yang memeluk pinggangku. Aku hanya bisa membeku. Keadaan ini...

Lama sekali kami bertatapan. Mengapa aku canggung seperti ini? Mengapa tak ada orang yang curiga? Apa jimin menutup pintu? Aku tak tau. Wajahnya mendekat. Otomatis aku mundurkan wajahku. Tangannya menahan kepalaku untuk mundur. Menekan tengkuk ku. Dan..

Chu~

Dia...
M
E
N
C
I
U
M
K
U?!

Ok! Aku tak tau harus berbuat apa. Aku hanya bisa memukul dada bidang nya. Mencoba melawan tapi kekuatan nya tak sebanding dengan kekuatan ku. Aku sudah lelah untuk melawan. Aku sekarang hanya bisa diam. Beberapa detik kemudian dia melepas ciumannya. Kembali menatapku dalam dalam mencoba menggali perasaan ku saat ini. Aku membuang muka. Tapi tangannya menarik daguku lembut hingga tatapan kami bertemu kembali.

"Kau... cemburu?" Tanya nya.
"Huh? Apa? Tentu saja tidak! Aku sama sekali tidak cemburu! Aku malah senang jika kau sudah mempunyai perasaan pada yeoja itu." Ucapku cepat.
"Benarkah?" Tanya nya lagi.
"Tentu saja ya! Jimin." Ucapku menahan tangisan yang hampir saja terjadi.

"Menurutmu bagaimana cara aku mengungkapkan perasaan ku padanya?" Tanya jimin padaku. Rasanya sesak saat mendengar kenyataan ini. Sakit.
"Menurutku ajak dia berkencan romantis, lalu beri dia kejutan yang membuat hatinya senang dan terkejut. Buat dia merasa bahwa kau itu mencintainya melebihi dirimu sendiri. Buat dia merasa bahwa kau mencintainya sepenuh hati. Buat dia merasa dia itu wanita yang tercantik di seluruh dunia." Ucap ku panjang lebar disertai senyuman yang dipaksakan.

"Menurutmu begitu?" Tanya jimin. Aku mengangguk lalu air mata berhasil jatuh dari pelupuk mataku. Aku menangis. Ya, aku menangis.
"Mengapa kau menangis? Apa kau sakit hati?" Tanya jimin.
"Huh? Tidak, ini air mata kebahagiaan. Aku bahagia jika kau sudah mempunyai orang yang kau suka, yang kau cintai." Jawabku. Dia mengusap pucuk kepalaku. Memelukku erat.

"Jadi kau menyetujuiku dengannya?" Tanya nya tanpa melepas pelukan. Aku mengangguk untuk menjawab. Rasanya sesak saat mendengar bahwa biasku menyukai seorang yeoja. Tentu saja ini bukan rumor, biasku sendiri yang mengatakannya! Biasanya aku mendengar rumor seperti ini. Seperti seulmin (seulgi dan jimin), jimina (jimin dan mina), jise (jimin dan rose), yumin (yuju dan jimin), tapi aku tetap tidak menghiraukannya. Tetapi ini sekarang jelas. Biasku menyukai seorang yeoja. Yang pasti bukan aku orang nya. Pasti yeoja itu sangat cantik sampai membuat jimin jatuh hati padanya. Dia pasti punya kepribadian yang baik. Tidak sepertiku yang banyak bertingkah kekanak kanakan, sering bertingkah aneh, buruk, punya kepribadian yang buruk, semua yang ada di dalam diriku, aku membencinya! Aku membenci semua yang ada di dalam diriku!

Jimin melepas pelukannya lalu menatapku yang penuh dengan air mata.
''Kau yakin?" Tanya jimin. Aku mengangguk sambil tersenyum. Sekali lagi senyuman ini kupaksakan untuk menutupi kebohongan dan perasaan ini.

"Baiklah, kau tidurlah. Ini sudah malam." Ucap jimin. Dia melempar pandangannya dari pandangan ku ke ranjang nya. Mengisyaratkan ku untuk pergi ke ranjang nya. Aku pun mengangguk lalu pergi ke ranjang jimin.

Aku kembali menatap jimin saat sudah duduk di tepi ranjang jimin. Dia membalas tatapan ku sambil tersenyum.
"Good night." Ucap jimin sambil tersenyum.
"Good night too." Balasku lalu tidur di ranjang nya.

Terlelap dengan keadaan sesak. Menahan isakan yang ingin keluar dari mulutku.

...

"Ugh... badan ku sakit semua." Ucap ku setelah bangun dari tidur ku. Tunggu! Pakaian ku?! Dimana?! Aku tidur dalam keadaan naked?! Jimin?! Di samping ku?! Yang sedang naked?! Untuk apa?!

"Mmh... kau sudah bangun, jagi?" Tanya jimin yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Apa?! Kau?! Untuk apa di sini?!" Tanya ku balik dengan kaget.
"Ng? Untuk apa? Kita kan sudah resmi menjadi suami istri, jagi~." Ucap jimin yang membuat mataku terbelalak sempurna.

"MWO?!" Kaget ku.

.

"Hey hey, ireona~." Ucap seseorang dengan suara yang ku kenal. Aku terbangun dari mimpi ku. Ya, tadi itu hanya mimpi. Tapi mengapa rasanya seperti kenyataan?! Ugh...

"Kau kenapa? Apa kau habis bermimpi?" Tanya jimin khawatir.
"Huh? Iya, aku tadi bermimpi. Entah mimpi buruk atau mimpi baik." Jawab ku bingung.
"Ooh, cepatlah mandi. Dari tadi kau berkicau layaknya burung di pagi hari." Ucap jimin lalu terkekeh.
Aku hanya mengiyakan lalu pergi ke kamar mandi membawa handuk.

TBC
Hai chingu...
Bagaimana kabarnya?
Maaf ya.. baru up
Sinyal di rumah jelek banget, jadi kagak bisa up

Selalu vomment ya, guys...
Don't forget it!

안녕...
Bye...
Sampai jumpa...

Jihyun-ya

The Way-PJM ✔Where stories live. Discover now