22-full day with you

2.3K 223 12
                                    

Author pov
Kau sedang mandi untuk bersiap siap pergi ke rumah sakit tempat kau bekerja. Untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Saat kau sudah selesai mandi...

'Di mana handuk ku?!!!!' Batinmu berteriak. Kauupa membawa handuk! Bagaimana ini?

"Neonae ppurin gompang i~." Nyanyi jimin menyanyikan lagu nya yang berjudul serendipity. Kau mulai berpikir. Jika kau meminta jimin untuk mengambil handuk, pasti dia akan mau.

"Jimin-ah!" Teriakmu dari dalam kamar mandi.
"Nde?! Waeyo?!" Tanya jimin dengan sedikit berteriak.
"Bisa ambilkan handukku?" Tanyamu dengan munculnya kepalamu di ambang pintu.
"Kau lupa membawa handukmu?" Tanya jimin balik.
"Nde, tolong ambilkan. Juseyo~." Ucapmu sambil membuat suara yang lucu dan menggemaskan.
"Arraseo. Aku akan mengambil handukmu." Ucap jimin lalu mengambil handukmu yang menggantung di gantungan lemari pakaian mu. Setelah itu jimin memberikan handuk itu padamu.

...

"Jimin, cepatlah mandi. Aku akan segera ke rumah sakit." Ucapmu saat sudah selesai memakai baju.
"Arrseo." Ucap jimin lalu pergi ke kamarnya.
.
.
.
"Jiminie! Kau sudah siap?!" Tanya mu dengan sedikit berteriak. Jimin pun keluar dari kamarnya dengan cool. Kau pun ternganga melihat penampilan nya.
"Ayo berangkat." Ucap jimin lalu menggandeng tanganmu.
.
.
.
.
Setelah kau mengundurkan diri dari pekerjaanmu, kau dan jimin pergi ke taman ria.
.
.
.
.
"Woah..." kagum mu karena melihat banyak sekali wahana yang kau sukai.
"Mau naik yang mana?" Tanya jimin.
"Roller coaster." Jawabmu yang membuat mata jimin membulat seketika.
"Kenapa?" Tanyamu bingung. Jimin hanya menggeleng cepat.
"Ayo." Ajakmu sambil menarik lembut tangannya. Jimin hanya bisa menuruti permintaanmu. Sebenarnya jimin takut naik roller coaster. Tapi dia melakukan ini demi kau. Jimin sangat romantis bukan?
.
.
.
.
.
Setelah menaiki roller coaster, kepala jimin merasa pusing. Dia ingin muntah. Tapi takut ketahuan oleh mu.
"Jimin, gwenchanhayo?" Tanyamu khawatir.
"Anniyo, gwenchanhayo, y/n-ah. Aku akan ke toilet dulu." Jawab jimin lalu pergi ke toilet untuk muntah.

'Tenang, jimin. Demi y/n mu! Semangat!' Batin jimin lalu keluar dari toilet. Melihatmu yang menunggunya.
"Jimin-ah, jika kau tidak ingin menaiki roller coaster, tidak apa apa. Jangan memaksakan dirimu. Aku tak ingin kau sampai sakit." Ucapmu lalu memeluknya erat di tempat umum. Kau dan jimin menjadi pusat perhatian sekarang. Jimin pun membalas pelukanmu sama eratnya sepertimu.

"Aku melakukan ini demi dirimu, y/n-ah." Ucap jimin. Beberapa lama kemudian jimin melepas pelukan lalu menatapmu sambil tersenyum tipis tetapi manis.
"Ayo kita main lagi. Kali ini aku yang pilih ne?" Ucap jimin. Kau pun mengangguk sambil tersenyum yang tak kalah manis dari jimin.

"Ayo main itu." Ucap jimin sambil menunjuk ice kitting.
"Tapi aku tidak bisa bermain itu~." Ucapmu. Jimin menggeleng.
"Anniyo! Aku tadi sudah menurutimu. Jadi sekarang kau harus menurutiku." Ucap jimin. Kau hanya bisa menurutinya.

Jimin memasang sepatu luncurnya. Kau belum memasang sepatu luncurmu. Kau takut akan terjatuh nanti saat di atas es.
''Kenapa kau belum memakai sepatu luncurmu?" Tanya jimin bingung.
"Aku...-"
"Biar aku pakaikan." Ucap jimin memotong omonganmu lalu bersimpuh untuk memakaikan mu sepatu luncur. Hatimu merasa tidak nyaman jika orang melakukan sesuatu untukmu.

"Sudah. Ayo." Ucap jimin lalu menggandeng tanganmu lembut ke arah es yang membeku. Kau mulai meluncur bersama jimin. Langkah kakimu sangat kecil karena takut terjatuh. Jimin terkekeh melihatmu yang berjalan seperti bayi yang baru belajar berjalan.

"Yak! Jangan menertawakan ku!" Ucapmu kesal.
"Kkkkk, aku bukan tertawa, aku terkekeh." Balas jimin masih dengan terkekeh.
"Sama saja!" Ucapmu tambah kesal.

"Baiklah baiklah. Aku akan membantumu." Kata jimin lalu mendekatimu. Membantumu meluncur di atas es yang licin. Tak lama kemudian, jimin melepas pegangannya darimu. Membuatmu takut.

"Yak! Jangan melepas pegangannya!" Ucapmu.
"Kau mulai bisa! Meluncurlah." Balas jimin sambil meringis memperlihatkan gigi gigi rapi nya.

Kau mencoba untuk meluncur, ternyata benar. Kau mulai bisa mengendalikan keseimbangan di atas es yang licin. Kau mulai meluncur. Lumayan lama kau bersenang senang sendirian. Tapi tiba tiba saja keseimbangan yang kau kuasai tadi hilang seketika.

"Jimin! Aku akan jatuh!" Ucapmu yang mulai kehilangan keseimbangan. Dengan cepat jimin ke arahmu. Tapi sepertinya jimin terlambat karena saat kau terjatuh dia juga ikut terjatuh. Hingga kepalamu berada di atas paha jimin. Kau terbaring di atas es. Sedangkan jimin terduduk.
Kau ingin bangun tapi jimin menahanmu sambil tersenyum kemenangan. Entah apa yang sedang ia pikirkan sampai sampai dia bisa tersenyum kemenangan.
Wajah Jimin mulai mendekat ke wajahmu. Lalu...

Chu~
Jimin mencium lembut bibirmu. Kau tak bisa berbuat apa apa sekarang. Kau hanya bisa diam menikmati perlakuannya. Kau tidak heran jika jimin bisa menciummu yang sedang terbaring di pahanya. Karena jimin itu lentur, jadi dia mudah untuk menciummu.
Kau dan jimin sekali lagi menjadi pusat perhatian. Kali ini di atas es yang licin. Hingga penjaga taman ria datang, dengan cepat kau dan jimin bangun dari posisi kalian. Lalu melanjutkan bermain di wahana lain.

19.23
Ini sudah malam. Tapi kau dan jimin masih bermain di taman ria. Karena keasikan, kalian berdua sampai lupa waktu untuk pulang. Sudah banyak boneka lucu yang kau dapatkan dari taman ria.
"Y/n-ah, kau sudah lelah? Ayo makan dulu." Ajak jimin. Tiba tiba saja rasa kantuk menyerangmu. Tanpa kau sadari kau memeluk jimin karena mengantuk. Meletakkan kepalamu di bahu jimin lalu mengangguk.
"Ayo kita makan dulu." Ajak jimin lalu menggendongmu.

SKIP
Kau dan jimin sampai di rumah. Kau tertidur sambil memeluk jimin. Jimin pun membawamu ke kamarmu. Menidurkanmu di kasur. Saat jimin ingin meninggalkan kamarmu, kau menarik kembali tangan jimin.
"Jangan tinggalkan aku sendirian." Ucapmu yang tertidur.
Genggaman tanganmu sangat kuat sampai sampai jimin tak tega untuk meninggalkanmu. Jimin pun tidur di sampingmu. Kau memeluk dadanya. Seperti biasa malam ini sangat dingin. Kau memeluk jimin sangat erat. Jimin menarik selimut untuk manutupi tubuh kalian lalu membalas pelukanmu.
Kalian tidur saling berpelukan satu sama lain. Membiarkan bulan dan bintang menjadi saksi atas cinta jimin padamu.

'Saranghaeyo, kim y/n.'

TBC
Hai chingu...
Gimana chapter kali ini?
Baperin? Atau garing?

Kalau suka jangan lupa vote and comment ya...
Supaya gue tambah semangat bikin ceritanya...

안녕...
Bye...
Sampai jumpa...

Jihyun-ya

The Way-PJM ✔Where stories live. Discover now