tigapuluhtujuh

5K 543 63
                                    


Jungkook sudah merebahkan dirinya di kasur, tangan kanannya sudah memegang dot kesayangannya sambil menghisapnya. Disampingnya ada Eomma Kim yang juga ikut berbaring menemani Jungkook. Sebetulnya tanpa ditemani-pun bocah gembul itu bisa tidur, tapi memang kalau malam biasanya Eomma Kim menemani Jungkook tidur, jika bocah itu tidak tidur dikamar hyung-hyungnya. Jungkook itu sebenarnya tidak nakal, hanya terlalu banyak gerak dan selalu ingin tahu. Ya wajar saja memang anak seusia Jungkook memang butuh perhatian yang lebih.

"Eomma . . ." panggil Jungkook setelah melepaskan dot dari mulutnya, "Tae hyung sakit lagi?"

"Tidak, Taehyung hanya sakit perut sedikit." ucap sang Eomma.

"Apa karena Kookie mengajak Tae hyung ke kebun binatang?" tanya Jungkook lagi.

"Tidak sayang, Taehyung sakit bukan karena diajak Kookie ke kebun binatang, tapi karena perutnya Taehyung lagi nakal." jelas Eomma Kim. Tidak mungkin Eomma Kim menjawab Taehyung sakit karena kecapekan seharian bermain dikebun binatang. "Nah sekarang Kookie berdoa dulu ne sebelum bobok, doakan Taehyung biar ga sakit perut lagi." Pinta Eomma Kim.

Jungkook mulai berdoa,setelah selesai ia mengecup kedua pipi Eomma Kim, "Selamat malam Eomma, selamat bobok, Kookie sayang sekali sama Eomma." ucap Jungkook, kemudian memasukkan dotnya yang masing setengah kedalam mulutnya kembali.

Eomma Kim memiringkan badannya, "Eomma juga sayang sekali sama Kookie," balas Eomma Kim, tangannya menepuk-nepuk paha Jungkook sambil menyanyikan lullaby untuk bungsunya. Tak berselang lama, Jungkook-pun sudah terlelap dalam dekapan Eommanya.

#

Pagi hari adalah waktu berkumpulnya keluarga Kim sambil menikmati sarapan. Eomma Kim sibuk menyiapkan sarapan. Di meja makan sudah duduk Appa Kim, disampingnya ada Jungkook yang sudah duduk manis sambil nge-dot, dan belum mandi pula. Di depan Appa Kim ada Yesung yang tengah sibuk dengan ponselnya, mengunggah foto dibeberapa sosmed yang ia miliki. Jongjin sedang menikmati guyuran air hangat dari shower di kamar mandi.

"Yesung-ah, kau lihat Taehyung ne, apa dia masih sakit, biasanya juga sudah bangun." perintah Eomma Kim pada anak sulungnya.

Yesung langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju kamar Taehyung. Memang dari keempat anak Appa dan Eomma Kim, Taehyung yang paling rajin bangun pagi. Taehyung biasanya bangun paling pagi diantara saudara-saudaranya, bahkan kadang mendahului Eomma Kim.

Yesung membuka pintu kamar Taehyung dengan perlahan, menatap adiknya yang masih bergelung dalam selimut dalam posisi membelakangi Yesung. "Tae . . ." panggil Yesung.

"Ne hyung." jawab Taehyung pelan.

"Kau sudah bangun rupanya," Yesung mendekat ke tempat tidur Taehyung, "Apa masih sakit?"

Taehyung menjawab pertanyaan Yesung dengan menganggukkan kepalanya tanpa merubah posisi tidurnya, tangannya mencengkram perutnya yang masih terasa nyeri. Pelipis Taehyung-pun sudah dibanjiri oleh keringat.

Yesung membalikkan tubuh Taehyung untuk melihat keadaan adiknya, tangan mungil Yesung meraba kening dan leher Taehyung. "Ya Tuhan, tubuhmu panas sekali." Yesung berusaha tidak panik, digerakkan tangannya untuk menyingkap kaus Taehyung, setelah berhasil mencegah tangan Taehyung mencengkram perutnya lebih dalam lagi. "Jangan di cengkram, nanti tambah sakit." Yesung mengamati bekas jahitan di perut Taehyung, "Sepertinya bekar jahitannya terkena infeksi Tae."

"Tunggu sebentar ne, hyung ambilkan sarapan, setelah itu kita ke dokter." tanpa menunggu jawaban dari Taehyung, Yesung beranjak meninggalkan kamar Taehyung untuk mengambilkan sarapan sebelum membawanya ke dokter.

"Bagaimana Taehyung Yesung-ah?" Eomma Kim segera bertanya keadaan Taehyung begitu Yesung memasuki ruang makan.

Yesung mengambil sarapan yang sudah disiapkan Eomma-nya, "Taehyung demam Eomma, sebaiknya segera kita bawa ke rumah sakit, sepertinya bekas operasinya terkena infeksi." jelas Yesung.

"Ya Tuhan, . ." seru Eomma Kim sedikit panik. Bagaimanapun seorang Eomma akan panik jika mendapati salah satu anaknya sakit. Jungkook minggu lalu terserang deman, sekarang giliran Taehyung yang terkena demam.

"Biar Appa dan Eomma membawanya ke dokter, kamu antarkan Kookie ne Yesung-ah." perintah sang kepala keluarga.

"Kookie mau ikut Appa dan Eomma, Kookie mau ikut ngantar Tae hyung." teriak Jungkook, menghentikan gigitannya pada roti bakar miliknya, "Kookie tidak mau sekolah."

"Aduh mbul . . . kamu harus sekolah, nanti tidak ketemu sama temanmu dan guru Lee lo mbul." Jongjin ikut membujuk adiknya supaya mau sekolah. Setelah berbagai macam bujukan dari Eomma dan Appa-nya tidak mempan.

"Tidak mau . . . pokoknya Kookie mau ikut Appa dan Eomma, Kookie mau menemani Tae hyung ke rumah sakit, nanti gimana kalau Tae hyung nangis pas disuntik? Kan Kookie bisa menghibur Tae hyung." ada-ada saja alasan Jungkook.

Akhirnya Yesung buka suara untuk membujuk adik bungsunya, jika dibiarkan Jungkook ikut ke rumah sakit –kan tidak baik. "Bagaimana kalau Kookie ikut hyung saja, kita ke cafenya Nemo hyung? Lalu Kookie ikut hyung latihan?" Yesung memberikan penawaran pada Jungkook.

"Benarkah hyung?" tanya Jungkook, matanya berbinar penuh bahagia. Cafe berarti aneka cake lezat bagi Jungkook. Jungkook mana mau melewatkan cake nan lezat begitu saja.

"Iya, asal dengan syarat Kookie tidak rewel dan nakal." balas Yesung.

"Siap captain! Ayayaya." seru Jungkook dengan riang.

#

TBC

Bersambung dulu ya . . .
Vote dan Komentarnya jangan lupa . . .
Love You . . .

HopefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang