[3] CCTV

28.2K 1.2K 54
                                    

Vote sebelum membaca 😙

Author's POV

"Kumohon, Hunter. Kumohon, kumohon, kumohon!!"

"Please.."

"Hunter!" Gadis yang umur nya lebih muda satu Tahun itu akhirnya memukul Teman nya yang sedang menyetir disampingnya.

"Tidak."

"Baiklah, aku tahu, Hunter. Kau baru saja mendapat kartu izin mengemudi mu. Tapi, please! Kau jangan seenak hatimu membawaku kemana kau mau!" Alle semakin meraung-raung, "Oh ayolah, aku penasaran kemana pergi nya Abi. Dia tadi akan mengetes ke-ke-keperawatan. Eh, apa? Perewanan. Tawanan. Eh apa, ya?" Gadis itu menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Sedangkan Lelaki disampingnya itu sedikit terkekeh.

"Ke-perawanan. Sudahlah, itu bukan hal yang penting."

"Sialan, kau pikir mau apa Abi? Kenapa harus tes itu."

"Mungki--."

"Itu Abi!!!" Gadis berambut cokelat itu menunjuk pusat perbelanjaan yang baru saja mereka lewati.

"Hunter, ayolah! Berhenti disini. Kita mengikuti Abi!" Akhirnya, mobil yang ditumpangi dua anak manusia itu putar balik kearah Toko Gucci tersebut setelah hampir menghancurkan jalanan kota.

Alleshia mengendap-ngendap melihat kakak sepupunya itu memilih baju. "Pssst- psstt!"

"Hunter hey!"

"Hunter!"

"Apa?!" Remaja lelaki itu terkejut saat Alle menarik paksa earphone yang sedang ia pakai itu.

"Aku mendengar Abi akan mempersiapkan semuanya sebelum dia pindah." Mereka berdua bersembunyi diantara baju baju yang tergantung, "Abi ingin Pindah?"

"Tak tahu, kau sebagai sepupu nya saja tidak tahu. Apalagi, aku."

"Ya, ya. Whatever!"

"Hey! Abi sudah membayar. Ayo ikuti mobilnya!"

------

"Hunter, kira-kira apa yang dilakukan Abigail didalam rumah sebesar ini?" Hunter lagi-lagi menahan tangan Anak remaja perempuan itu untuk kesekian kalinya.

"Kita mengikuti Abi secara diam-diam. Dan kau sedari tadi ingin keluar. Kita akan ketahuan!"

"Aku penasaran!"

Ditempat lain, Perempuan bermata Biru safir itu menatap Mr.Styles dengan segan.

"Jangan beri tahu siapa siapa tentang ini. Kau akan ku beli kan Ponsel, tapi ingat, hanya ada kontak ku, James dan Ibuku didalam nya." Abigail mengangguk patuh.

"Baik Tuan, terima kasih."

"Kau boleh bersiap-siap, nanti sore anak buahku akan menjemput mu di Rumah mu." Abigail benar-benar terjerumus kedalam nya. Ini nyata! Dia benar-benar harus bersedia hamil.

Abigail's POV

Aku meneteskan air mataku, maafkan aku Jane.

Aku berhenti didepan Pintu Apartement Alleshia. Aku akan menitipkan Jane kepada nya.

Aku memencet bel nya, tapi dia tidak keluar-keluar.

"Abigail?" Aku terkejut saat melihat Alleshia di pintu Lift bersama lelaki yang kemarin kutemui di Cafè. Mereka berjalan kesini.

"Hey." Aku segera menghapus air mataku.

"Kenapa, Gail?" Aku menggeleng.

"Aku titip Jane. Kuharap, kau bisa selalu menjenguknya. Aku akan pergi sebentar." Ucapku, alis Alleshia bersama lelaki disampingnya bertautan mendengar ucapanku.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang