[13] Promises

12.3K 850 176
                                    

Vote sebelum membaca muah 😉

Abigail's POV

Aku tidur memunggunginya, aku tidak peduli.

Aku hanya bonekanya.
Dia mengusirku, aku akan pergi.
Dia menyuruhku, aku akan turuti.
Aku berserah padanya. Aku benar-benar jatuh padanya.

Gadis bodoh jatuh cinta pada lelaki kaya dan perkasa.

Ketika aku mendengar suara decitan pintu yang terbuka, aku segera berpura-pura tidur.

Biarkan saja.

"Abigail." Dia memanggilku dengan suara lembut. Tetap tidak aku tanggapi. "Aku tau kau tidak tidur, bangunlah."

Aku mengambil selimut dan menutupi wajahku. Tapi, aku merasakan ia menarik selimutku. Aku merasakan perbedaan, dia menariknya dengan lembut.

"Hey, sayang." Aku tetap tidak mau bangun, dia pikir setelah membuatku hampir pingsan, dia seenaknya memanggil aku.

Aku tau, pasti dia hanya mengajakku melakukan itu. Kemarin kan tidak jadi, karena jariku berdarah.

"Abby.." aku membuka mataku. Pertahananku luntur, aku menyerah, aku lelah.

"Apa?" Ujarku dengan suara serak. Dia membaringkan tubuhnya disampingku.

"Hey.." dia meraih tanganku dan mencium jari-jariku.

"Maafkan aku." Aku hanya melihatnya dengan wajah datar.

"Maafkan aku, Abby." Ujarnya, dan lagi-lagi aku hanya diam.

"Maafkan aku telah menelantarkanmu, maafkan aku telah membuatmu sakit hati, aku menyesal." Ujarnya, alisnya mengerut, matanya memancarkan kesenduan, aku kasihan padanya. Tapi, lihatlah, aku yang menahan sakit selama ini. Bukan dia.

"Aku mengantuk, Harry." Harry menggeleng.

"Maafkan aku dulu." Dan lagi, aku hanya diam.

"Aku berjanji akan menuruti semua kemauanmu, aku berjanji akan menuruti semua yang anak kita inginkan, aku menyesal, Abby. Aku berjanji akan mengantarkanmu periksa ke dokter setiap bulannya."

Otakku mengatakan jika aku harus menerima permintaan maafnya, tapi hatiku tidak.

"Aku mengantuk, Harry. Kau tidurlah."

Harry mengembuskan napasnya, dia kembali menatapku.

"Aku harap, besok pagi setelah aku dan kau bangun, kau bisa memaafkanku." Harry mengelus kepalaku.

"Tidurlah, Good night." Harry mencium dahiku.

Aku mendengar suaranya menhembuskan napas dengan kasar setelah aku mengubah posisi tidurku menjadi memunggunginya.

Tapi, tiba-tiba dia memelukku dari belakang. Aku terkejut.

Dia mencium tengkukku sekilah dan aku merasakan rambut keriting halusnya menempel di pundakku.

Dan, tangannya memeluk perutku dari belakang sambil mengelusnya.

"Tidurlah yang nyenyak, aku tidak sabar menunggumu lahir." Gumamnya sambil mengusap perutku.

Aku trauma pada kejadian beberapa hari yang lalu. Dimana ia mengelus perutku dan dia bilang dia masih sayang Nicole.

Tapi, hari ini dia sama sekali tidak menginggung nama Nicole sekalipun.

---------

Aku menunggu Harry selesai sarapan, berharap ia bisa mengantarku untuk memeriksakan Kandunganku pada dokter langganan ku.

Hard [H.S]Where stories live. Discover now