[29] Alle vs. Camlek

11.5K 741 173
                                    

Itu Hazza ngapain megang2 punya Liam :-) kan udh punya sendiri :v

Vote sebelum membaca 😚😚

Alleshia's POV

Ini adalah Hari ketiga-ku bekerja disini, ada enak-nya dan ada tidak-nya.

Tidak enaknya, ketika kau melihat jalang di Kantor yang megah macam ini.

Aku, sebagai Adik dari Abigail, sangat-sangat tidak terima jika si Jalang Camel itu menggoda Ayah dari keponakanku.

Aku belum bertindak sampai saat ini, aku hanya sedikit menggangu Camille. Toh, aku tidak takut dengannya, yang memberi aku nilai PKL adalah Harry bukan Camille itu.

"Brit, memang-nya si Jalang itu bergaya seperti itu kesemua lelaki? Atau kepada Har-- maksudku Mr.Styles saja?" Bisikku, tugas-ku hampir selesai dan sebentar lagi adalah waktunya istirahat.

"Aku sudah terbiasa dengan sifatnya yang seperti itu kepada Mr.Styles, dia bergaya seperti itu hanya kepada Mr.Styles. Memangnya kenapa?" Tanya Brit.

"Oh, tidak. Aku hanya muak." Ujarku. Brit terkekeh atas ucapanku.

"Ya, aku juga muak. Bagaimana bisa dia menjadi kepala Divisi Pemasaran disini, aku saja kaget." Ujar Brit, aku mengangguk setuju. Benar.

"Aku harap dia cepat-cepat dipecat oleh Mr.Styles." Brit mengangguk cepat.

"Setuju, orang-orang juga bahkan tidak menyukai kehadirannya disini."

----

Ini adalah jam makan siang, dan Brit malah menyelesaikan tugasnya di Ruangan.

Sebenarnya, di Ruangan itu ada 15 orang, tapi aku paling dekat hanya dengan Brit. Karena, hanya dia yang umurnya hampir sama denganku, jika yang lain sudah agak Tua. Jadi, jika kami mengobrolpun tidak masuk, berbeda dengan Brit.

Aku menuju Kantin, lalu langsung membeli sepotong Pizza dikonter Pizza dan membeli Susu Cokelat dingin.

Saat sudah mendapatkan itu semua, aku langsung mencari tempat duduk.

Semuanya penuh, tapi hanya ada satu yang kosong.

Didepan Camille.

Aku mengeluarkan seringaianku, kurasa mengganggu-nya untuk sebentar saja tidak masalah.

"Hello, Camlek." Ujarku duduk didepannya.

Dia mendongak melihatku, dia tampak kesal karena kehadiranku. Baguslah.

"Bocah." Gumamnya.

"Iya, tante?" Jawabku, seenaknya saja memanggilku Bocah. Memangnya dia tidak pernah Bocah dulunya?

"Jangan panggil aku Tante!" Ujarnya, dia mengalihkan pandangannya kearahku setelah tadi dia sibuk memandang Ponselnya.

"Lalu, jangan panggil aku bocah."

"Ada apa mau-mu kesini?" Tanyanya. Aku akan menyerangnya sebentar lagi.

"Harry menyuruhku untuk mengajarimu tata cara menjadi Wanita Mahal. Hfft." Ujarku, lihatlah wajahnya mengembang lalu berwarna merah. Duh.

"Apa maksudmu, huh?! Dan, berani-berani-nya kau menyebut Mr.Styles dengan nama Harry?" Tanya Camlek ini, suaranya sangat nyaring, berisik. Aku saja sedari tadi tenang, dia saja yang sudah terpancing emosi duluan.

"Iya, tante. Kenapa aku berani dengan Harry? Karena dia itu suami kakak-ku! Dan, jika aku lihat kau menggoda Harry, jangan salahkan aku jika kau dipecat!" Ujarku, dia diam dan tiba-tiba terkekeh.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang