[37] Rose

10.3K 664 134
                                    

Vote sebelum membaca, komen pas lagi baca 😙😘😙😘😘😘😋

Alle on mulmed ☝☝ kemaren ada yg bilang, Alle kalem tp tokohnya jd petakilan :v tuh udh ada foto ngakak tp ga aib aib bgt :v

Author's POV

Ini adalah hari pertama Abigail untuk bekerja di Rumah Sakit London ini.

Selama 3 tahun, dia menyelesaikan Pendidikannya. Mengambil jurusan ke Dokteran, menggunakan Uang yang Harry beri karena Jasa hamil itu. Dan, nasibnya benar-benar berubah sekarang.

Dia bisa memenuhi kebutuhan-nya dan Adiknya, bahkan gajinya setiap bulan selalu memiliki sisa yang banyak untuk ia tabung.

Memiliki satu rumah di London yang baru dia beli karena Rumah-nya yang dulu sudah ia jual dan satu rumah di New York, dan mungkin dia akan menetap di London kembali membuat dia harus menjual Rumahnya di New York.

Abigail wanita yang baik, penyayang, dan dia memiliki sifat bak malaikat. Tidak mudah baginya melupakan Harry terutama Bayinya itu.

Jangan kalian pikir dia benar-benar tega membiarkan Anaknya seperti itu, dia tidak.

Tapi, karena Perasaannya yang terlalu sakit terhadap Harry membuat dia seperti itu.

Lalu, dia harus belajar di New York dan Bekerja di New York membuat dia benar-benar seperti menghilang.

Dia sekarang, di London. Dan semua kenangan di Kota Indah itu kembali teringat oleh memorinya. Sedih.

Dia tak tahu harus mencari anaknya atau tidak. Tapi, dia lebih memilih untuk tidak mencari anaknya dan biarkan waktu yang menjawab. Dan dia ingin, dia benar-benar lepas dari masa lalunya dan membangun kehidupan baru bersama pasangannya kelak.

Dia menjadi Dokter Anak baru sejak 2 bulan yang lalu. Dan, ketika dia diterima di salah satu Rumah Sakit besar di New York, dia malah langsung dipindahkan ke London.

"Baiklah, Abigail Jhonson?" Ireene, kepala Ruangan itu bertanya pada Abigail. Abigail mengangguk sambil tersenyum.

"Ya, aku."

"Kau bisa bekerja mulai besok, kau dijadwal kan shift pagi, artinya kau bekerja sejak jam setengah delapan pagi sampai jam 1 siang. Mengerti?" Ujar kepala ruangan yang umurnya hampir setengah baya itu.

"Baiklah, terima kasih."

"Ya, sama-sama. Kau bisa mengambil Jas putih-mu dari Rumah Sakit ini besok, saat kau mulai bekerja. Jangan lupa bawa Kartu Nickname tanda pengenal-mu jika kau bekerja disini, okay?" Tanya-nya kembali.

Abigail menganggukan kepalanya, "baiklah. Akan kulaksanakan."

Kepala Ruangan itu tersenyum, "semoga kau betah bekerja disini." Ujar-nya.

---

"Maaf, Tuan, Nyonya. Seperti-nya Darcy harus dirawat disini dulu untuk sementara sampai dia benar-benar sembuh total. Demam-nya tinggi, dan kami akan memeriksa di Labor, semoga saja dia tidak terkena Demam Berdarah. Ditambah Pilek dan Batuk anak anda yang bertambah parah. Sangat disarankan dia dirawat di Rumah Sakit ini agar benar-benar terjaga." Ujar Dokter laki-laki itu.

Harry duduk di Sofa ruangan anaknya itu, Darcy sedang tertidur. Dia mengangguk dan kembali mengacak rambutnya, selalu seperti itu.

Dokter itu keluar dari Ruang rawat inap Darcy, Harry-pun segera menghampiri Darcy yang terdiam di Ranjang Rumah sakit itu. Mata-nya lurus kedepan, tampak sendu.

"Dimana Aunty Alleshia?" Tanya Balita itu, dia melihat kearah Ayah-nya yang menunjukan mata merah.

"Dia sedang di Rumah, sebentar lagi akan datang." Ujar Harry sambil mengelus kepala Darcy.

Hard [H.S]Where stories live. Discover now