[30] Lipstick

11.9K 725 176
                                    

Vote sebelum membaca 😚😚😚

Alleshia's POV

Kuharap Abigail tidak marah akibat kejadian kemarin aku membohonginya.

Tapi, sungguh, aku benar-benar baru ingat jika ia berulang tahun kemarin saat baru saja memasuki Mobil Hunter. Aku langsung menyuruh Harry membeli Cake ulang tahun dan segala keperluan-nya, terserah ia.

Otak-ku saat itu juga sedang sangat-sangat buntu, aku sangat emosi karena Camille si-murahan itu.

Aku baru puas menganggu-nya mungkin saat ia benar-benar dipecat oleh Harry.

Aku membencinya karena ia Menggoda Harry tanpa percaya Jika Harry sudah mau memiliki anak.

Aku membencinya karena ke-jalangannya itu, dia selalu mengomentari pekerjaanku. Tapi, saat aku bilang ke Harry apakah pekerjaanku masih ada yang kurang, Harry jawab pekerjaanku sudah bagus. Si Murahan itu saja yang terlalu menge-bos-kan dirinya.

Baru saja jabatan Kepala Divisi Pemasaran, gaya-nya sudah macam Manager.

Lihat saja, jika nanti dia benar-benar berhasil menghancurkan Harry dan Abigail, aku tak segan membuatnya turun dari Jabatan-nya itu. Jika bisa dia hanya menjadi Office Girl.

Dia itu licik.

"Alleshia, ini sudah hampir jam makan siang dan kau belum menyelesaikan semua berkas ini?!" Dasar terkutuk lah kau.

Dia kira mengerjakan 10 berkas tebal ini cukup waktu setengah hari? Bahkan, satu hari saja tidak cukup.

"Heh, sialan. Kau bisa tidak mengerjakan semua ini dalam waktu setengah Hari, huh?" Tanyaku, sudah tau aku ini sibuk, dia masih saja mengajak aku berbicara.

"Kau yang mengerjakan, seharusnya kau yang bertanggung jawab. Terserah aku ingin memberimu berapa berkas hari ini. Aku kepala Divisinya." Ujarnya, sedangkan Brit sudah mengeluarkan asap disebelahku. Tapi aku tau, dia hanya diam karena dia takut pada Tante satu ini.

"Oh begitu? Kau bangga menjadi kepal---"

"Ada apa Camille? Alle?" Pomerian itu datang, tidak adakah pekerjaan lain selain mengunjungi Ruangan Divisi Pemasaran?! Padahal aku sedang seru-serunya berkelahi dengan Jalang ini.

"Ini Alleshia, kerjanya sangat lelet. Dia bahkan belum menyelesaikan pekerjaannya." Ujar Camille, oh dia mengadu? Dasar Tante.

"Berapa tugas yang kau kasih padanya?" Tanya Harry. Camille terlihat gelagapan. Mati kau, mati.

"10. Dia memberiku tugas 10 berkas." Harry menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku bahkan tidak pernah memberimu tugas lebih dari 5 berkas seharinya, Camille. Dia baru anak PKL." Aku menjulurkan lidahku pada Camille yang wajahnya sudah mengembang. Rasakan itu.

"Maaf, Mr.Styles. hiks. Hiks." Dia menangis disana, makan itu tangisan. Dasar drama.

"A-aku lelah, dengan tugas-tugas yang kau beri. Hiks. Hiks." Dasar drama, dia benar-benar menangis disana sampai maskaranya luntur.

Bedebah.

"Hentikan, Camille. Sekarang, kau ambil 5 berkas dari Alleshia dan selesaikan itu hari ini juga. Jangan berdrama." Ujar Harry, Camille memelototkan matanya, aku terkekeh senang dan memberikan 5 berkas lalu memberikannya pada Camille.

"Alleshia, kita perlu bicara, datang keruanganku setelah jam makan siang." Camille terlihat terkejut atas perkataan Harry.

"Tap--"

Dan Harry langsung keluar dari Ruanganku, baiklah.

---

Setelah makan siang, aku segera menuju ke Ruangan Harry. Jika dia bukan CEO dari perusahaan ini dan aku tidak membutuhkan Nilai. Aku tidak mau keruangannya.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang