25. SCANDAL OF DAMAR

3.1K 149 0
                                    

Berbulan-bulan sampai ujian kenaikan kelas pun Damar masih sering menyendiri, ia menggantungkan lagi hubungannya bersama Drisa, Damar tidak tau apa yang ada di pikirannya saat itu, ia hanya ingin sendiri melakukan apapun yang ia inginkan tanpa ada gangguan dari siapa pun.

Dunia Damar terasa gelap, ia ingin semua orang membencinya menganggapnya tidak ada. Tidak ada satu pun orang yang tau alasan mengapa Damar berubah hingga seperti ini termasuk Drisa sekalipun karna yang tau hanya keluarga, yaa keluarganya..

Sampai saat ia memasuki kelasnya lalu menghampiri meja salah satu teman kelasnya yang bernama Hermin.

"Braaaak" Damar menggebrak meja Hermin dengan keras sampai telapak tangannya memerah.

Sedangkan Hermin masih fokus dengan bukunya, ia tidak sedikitpun menggubris kedatangan Damar.

"Mana bagian gue?" Tanya Damar tenang

"Bagian apa? Lo malak?" Tanya Hermin balik

"Gue bilang mana bagian gue?"

"Ga ada" jawab Hermin acuh

"Sekali lagi gue tanya, mana bagian gue?" Teriak Damar yang membuat teman-teman sekelasnya yang lain menoleh ke arah Damar dan Hermin.

Hermin masih diam, Damar yang sudah tersulut emosi lalu mengeluarkan penggaris besi yang biasa ia pakai untuk bertawuran bersama anggota Alaska, ujung penggaris itu sudah di asah hingga sangat tajam.

Sampai tiba-tiba

"Sreeeeet"
Damar menggores lengan Hermin dengan mudahnya.

"Awwshhh" ringis Hermin menahan rasa sakit yang menjalar dengan darah yang terus mengalir di lengannya.

Tidak ada yang berani menegur atau menghentikan Damar, semua yang berada di kelas itu termasuk Satya, Dicky dan Rendy pun diam seolah tidak terjadi apa-apa.

Sampai akhirnya

"Panggil guru, panggil guru" teriak salah satu siswa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Damar.

Dengan tidak merasa bersalahnya Damar berbalik melangkah keluar kelas namun, belum sampai ia keluar kelas guru bimbingan konseling dan bu Nani datang dan berteriak.

"Astagfirullah.. ada apa ini?" Teriak bu Desi selaku guru BK

"Sekolah ini tidak mengajarkan siswa/siswi nya melakukan tindak kekerasan Damar! Apalagi sampai melukai temannya!" Teriak bu Nani marah

"Haris.. bawa Hermin ke ruang UKS, minta petugas untuk mengobati lukanya" perintah bu Desi

"Baik bu" jawab Haris yang membantu Hermin mengantarnya ke UKS

"Dan kamu.. ikut saya ke ruang BP SEKARANG!"

⚛⚛⚛

Diruang BP
Damar di perintahkan untuk duduk di hadapan bu Desi dan bu Nani.

"Kamu tau tidak? yang kamu lakukan ini salah besar Damar?! Kamu ini pelajar bukan preman!" Teriak bu Nani marah

Damar hanya diam tidak merespon apapun yang di katakan oleh gurunya, ia sungguh tidak peduli.

Melihat Damar yang seolah tidak merasa bersalah bu Nani kesal sampai-sampai lepas kendali dan..

"Plaaaaak"
"SAYA TIDAK MENTOLERIR LAGI PELAJAR SEPERTI KAMU" kata bu Nani marah

Lalu bu Desi selaku guru bimbingan konseling membuka suara

"Damar, dengar ibu.. kamu harus tau apapun alasan kamu, itu tidak dibenarkan. Apa yang kamu lakukan itu salah besar, bisa-bisanya kamu melukai teman kamu sendiri. Besok suruh ibu kamu mendatangi saya, dan surat ini berikan pada ibumu" jelas bu Desi tenang sambil memberikan amplop berisikan surat panggilan

Damar mengambil surat panggilan itu dengan tenang, setelah di marahi habis-habisan Damar melangkah keluar dari ruang yang sering Damar masuki itu dengan tatapan kosong, ia memutuskan menuju belakang sekolah untuk menyendiri, yaa menyendiri :(

SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang