48. HARAPAN DRISA

2.6K 116 1
                                    

Only Hope - Secondhand Serenade

You are..
My only hope but you so far
And you are..
My only hope so come back home
From where you are🎵

⚛⚛⚛

Kepada Dimas, Drisa memang mengatakan jika ia ingin pulang saja. Namun ia sudah berjanji pada dirinya sendiri pada waktu kelulusan tiba, ia akan mengunjungi tempat itu, tempat dulu saat ia masih bersama Damar. Yaa tempat yang ia namai sejuta kenangan.
Drisa pikir jika ia memakai alasan yang lain, sudah pasti akan di paksa ikut oleh Dimas dan Drisa tidak suka jika ia di paksa.

Tentu saja Drisa akan mengajak Shinta untuk ikut menemani nya.

"Shin, ikut gue dulu yaaak" pinta Drisa sambil memasang puppyeyes yang menurutnya sangat menggemaskan

"Kemana? Barusan aja bilang sama Dimas katanya mau balik?" Selidik Shinta memicingkan matanya

"Ada deh, nanti gue ceritain. Pokonya ikut ya ikut!!!!!"

"Yaudah iya iya" jawab Shinta pasrah

Drisa tersenyum senang lalu mencubit pipi Shinta dengan gemas.

"Makasih Shintong, eh tapi jalan kaki ya"

"Terserah lo aja Sa, atur" jawab Shinta

⚛⚛⚛

Sesampainya di tempat itu, Drisa mengajak Shinta untuk duduk di tempat yang pernah ia duduki bersama Damar dulu.

Drisa membuka suara
"Adem kan tempatnya?" Sambil membuka bungkus permen lolipop kesukaannya yang ia beli di warung dekat sekolah.

"Iya, enak Sa. Jadi ini tempat lo sama Damar dulu?" Tanya Shinta yang mulutnya di penuhi wafer tanggo yang ia beli bersama Drisa.

Drisa mengangguk
Mereka terdiam menikmati angin yang berhembus sangat sejuk di tempat itu, dengan mulut yang di penuhi oleh makanan.

Lalu Drisa memecah keheningan

"Dulu.. gue pernah bilang sama Damar, kalau dia hilang gue bakal cari kesini. Begitupun sebaliknya"

Shinta menoleh "Trus.. ketemu?"

Drisa menggeleng
Matanya terfokus pada tempat yang dulu ia pijaki saat menikmati setiap rintik hujan.

"Yaiyalah Sa, lagian ada-ada aja. Kalau cari orang tuh yaa kerumahnya bukan kesini" omel Shinta gemas mendengar penuturan Drisa yang menurutnya tidak masuk akal.

"Ah lo, sama aja kaya si Rosa" Drisa mengerucutkan bibirnya mendengar kata-kata Shinta yang sama dengan sahabatnya Rosa.

"Lo masih ngarepin dia?" Tanya Shinta penasaran

Drisa mengangguk
Namun tidak lama kemudian menggeleng juga.

"Gue ga tau, gue marah pas gue tau cuma di jadiin bahan taruhan apalagi sama si Satya"

"Satya mantan lo?"

"Shin...." Drisa memperingati, memberikan tatapan tajam nya pada Shinta.

Shinta terkekeh " haha sorry sorry, trus gimana?"

"Itu cuma sesaat, gue ga bisa bohong"

"Kan udah ada Dimas, ngapain masih mengharapkan yang ga ada?"

Drisa mengendikan bahunya sebagai jawaban, karna entahlah Drisa juga tidak tau apa jawabannya.

"Eh ko ga hujan ya Shin"

Mata Shinta merenyit "emang kenapa?"

"Biasanya ya, kalau gue sama Damar kesini pasti hujan" jawab Drisa sambil tersenyum mengingat kenangan dulu bersama Damar.

"Cuma kebetulan Sa.."

"Padahal gue lagi pengen ujanan tau" mata Drisa menengadah ke atas langit yang sore itu tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.

"Lo aja! Gue sih ogah basah-basahan"

Jawaban Shinta membuat Drisa terkekeh.
"Yaudah, balik yuk? Masih betah lo?" Drisa pun berdiri lalu menepuk-nepuk bagian belakang rok nya yang sedikit kotor.

"Yukk ah, perjalanan kerumah masih panjang nih" jawab Shinta yang membuat keduanya tertawa kecil.

Mungkin.. hari ini tidak ada hujan yang menyirami sejuta kenangan, tapi aku selalu berharap semoga berikutnya hujan akan hadir, bersama setiap rintik kenangan yang pernah kita lalui. Dan akan ku titipkan harapan-harapanku pada beribu-ribu rintik hujan yang jatuh di tempat ini.

~ Drisa Anastasya

SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang