35. [ending]-lose.

56.5K 3K 475
                                    

"Nice to meet you, Alfa." Lea menyunggingkan senyum manisnya untuk Alfa. Senyuman yang mungkin akan menjadi senyum terakhir.

Alfa menggenggam erat tangan Lea. Menyalurkan segala rasa rindunya pada gadis di hadapannya. Rasa rindu yang sebentar lagi akan menjadi rasa rindu yang permanen.

"Lama banget ya kita nggak ketemu? Kamu apa kabar?" tanya Lea sendu sementara Alfa hanya diam tidak tau harus berbicara apa.

"Makasih ya, Al. Makasih udah mau datang untuk terakhir kalinya." Lea kembali membuka suara sedangkan Alfa masih saja bungkam.

"Al, maaf ya belum bisa jadi yang terbaik bahkan di saat detik-detik terakhir. Maaf juga udah bikin kamu kecewa dan menderita selama ini. Maaf juga kalau aku selalu buat kamu sakit hati."

"Aku mau pesan, jaga rumah pohon milik aku ya, Al. Jangan sampai skrtsa gambar yang aku buat hancur. Karena itu satu-satunya kenangan yang bisa aku kasih ke kamu."

"Andai kamu tahu, sebenarnya aku juga sudah lama cinta sama kamu. Tapi aku memilih bungkam karena aku tau ujung-ujungnya aku pasti akan pergi."

Lea menghela nafasnya sejenak sementara Alfa hanya bisa menahan tangisannya.

"Cari cewek lain, Al. Cari cewek yang bisa bikin kamu bahagia. Tapi kamu janji jangan lupain aku, ya. Tetap jadiin aku cewek yang ada di hati kamu meski bukan lagi di posisi pertama."

"Kamu bicara apa, si, Le? Aku nggak paham," ujar Alfa dengan suara paraunya, ketara sekali pria itu sedang menahan tangisannya.

"Makasih akhirnya kamu datang untuk ngelihat aku. Kalau aku pergi lagi, jangan tangisin aku ya, Al. Aku nggak mau kepergian aku meninggalkan pilu di diri kamu. Aku mau kamu menemani kepergianku dengan tersenyum," lanjut Lea sembari tersenyum.

"Le, apa benar-benar udah nggak bisa?" tanya Alfa dengan suara seraknya dan Lea menggeleng.

"Nggak bisa, Al. Janji sama aku jangan nangis ya? Kamu itu ketua OSIS yang penuh wibawa. Aku bangga sama kamu," jawab Lea.

"Makasih udah mau mencintai gadis kayak aku. Aku pergi dulu, Al. Nanti kita ketemu lagi di lain waktu."

Bersamaan dengan itu, Lea perlahan menutup matanya membuat Alfa menahan tangisannya.

Meskipun Alfa belum berjanji, Alfa tetap tidak mau menangis. Ia tidak mau Lea bertambah menderita.

Perlahan Alfa melepaskan genggaman tangannya pada telapak tangan Lea, kemudian berlari keluar ruangan untuk memanggil dokter.

Tidak lama kemudian dokter memasuki ruangan tersebut bersama beberapa suster dan juga Ratna dan Selma.

Dokter memeriksa keadaan Lea dan menyatakan bahwa Lea sudah tidak bernyawa. Gadis itu telah pergi untuk selama. Pergi meninggalkan luka yang mendalam. Meninggalkan perasaan menyesal kepada semua orang.

Tubuh Ratna ambruk ke lantai namun wanita itu tidak pingsan. Ratna hanya menangis begitupun dengan Selma. Sementara Alfa hanya memasang ekspresi datang padahal hatinya rapuh.

Terimakasih, Lea. Terimakasih telah memberikan kisah untuk Alfa.

*****

Bad Girl [COMPLETED]Where stories live. Discover now